Alika duduk sendirian sambil menungkupkan kepala disela-sela tangannya. Kelas masih sepi karena ini baru pukul 05.50 pagi. Ia terpaksa pergi pagi karena ibunya memaksa dan ia tidak tau apa sebabnya.
5 menit kemudian, Alika tertidur dengan pulas.
"Alika..."
"Alika.. ayo bangun" kata Nafsyah sambil mengoyang- goyangkan tubuh Alika pelan.
"Hem.. udah masuk?" Tanya Alika sedikit kaget.
"Belum.." sambil menggeleng.
"Ya udah, temenin gue ke wc- gue mau cuci muka"
"Eh tunggu.. nih..elap tu iler.entar malu maluin gue aja lo" katanya dan Alika menyengir malu dan buru buru mengelapnya.
"Dah ayo"
Mereka pun berjalan keluar kelas. Didepan sana ada orang orang mengerumbungi sesuatu dan Nafsyah pun penasaran tapi tidak untuk Alika. Ia sudah tau pasti ditengah tengah situ ada anak baru yang pasti laki laki.
"Eh.. nggak usah kesana. Lo berdiri sini aja dengan gue. Gue hitung sampe 3 pasti dia keluar. 1...2...3" dan benar saja. Laki laki itu keluar dari sela sela cewek yang mengerubunginya.
"Tuh kan!" Kata Alika bangga dan menunjuk kearah laki laki itu.
"Gile loh.. dapet ilmu dari mimi peri ya lo? Ah.. sepertinya gue harus belajar juga nih"
Eh.. tapi laki laki itu malah berjalan kearah mereka dengan muka yang datar.
"Permisi ya.. kamu kenapa nunjuk nunjuk saya?" Tanyanya ke Alika dan mukanya berubah menjadi penuh selidik."Siapa juga yang nunjukin lo...." kata Alika dan mencari alasan.
Ting..
'Ini akan menjadi alasan yang cemerlang'
"Gue tu nunjuk tu.. buk Bina" tunjuk Alika dan yang lain malah berbalik dan setelah itu bercepat cepat lari ke kelas masing masing termasuk Alika dan Nafsyah.
Ibu Bina adalah guru serial killer menurut para siswa siswi di SMA Kusuma Bangsa, karena ia sering membawa kayu dan siap memukul pantat orang yang nakal menurutnya. Apalagi matanya yang tajam dan belok dan itu sangat mematikan.
"Ada apa ini.. hei kenapa pada lari???" Teriak Buk Bina.
***
Maaf ya jika menurut kalian gaje.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
Teen FictionAlvino Geraldan berharap ia bisa bertemu dengan seorang perempuan yang bisa mencintainnya sepenuh hati dan tidak seperti perempuan yang ia cintai ketika tinggal Amerika. Ketika di Jakarta, ia bertemu dengan Alika mawardah, dengan segala kejadian akh...