part 6

78 6 1
                                    


"Mampus deh gue.. pasti kena marah ibu" kata Alika ngos-ngos sambil menepuk jidat. Ia melirik ke jam tangannya sudah pukul 20.21 malam dan Alika membuka pintu pelan-pelan,
"Astagfirullah, allahu akbar, gue masih ingin nikah dengan sehun. Tuh ambil aja mimi peri, dia lebih cantik dari pada gue, hus..huss. sana" ocehan Alika ketika ada tangan seseorang memegang bahunya.

Tok...

Ada yang memukulnya dengan benda.

Bulu kuduk Alika langsung berdiri lagi.

"Ngomong apaan sih. Sehun itu punya ibu, jangan diambil" kata ibunya.

Alika berbalik,
"Ibu nih apaan sih. Main pukul aja. Kalau dilapor ke petugas perlindu....." perkataan Alika pun terputus ketika ibunya langsung memotong.

"Sudah sudah jadinya kamu yang ceramahi ibuk. Dari mana aja kamu?"

Deng...

Alika bingung mau ngomong apa, jika dia bicara tentang yang sebenarnya pasti ibu langsung marah.

"Tadi Alika kerumah Nafsyah buk. Ah..iya" kata Alika sedikit gugup dan mukanya sudah pucat.

"Bicara yang jujur!"

"Eh..eh..se..sebenarnya Alika tadi mau ikut lomba melukis buk. Hadiahnya lumayan kok buk, jadi bisa bantuin kita untuk bayar hutang" kata Alika lantang tapi dengan nada takut.

Mendengar penjelasan dari Alika, Winda pun langsung masuk ke dalam rumah dengan muka yang berubah jadi masam.

***

Vino melihat lagi gambar wajahnya yang ada dibuku gambar dan teringat dengan Alika yang kata Hito dia jago melukis.

Apakah anak bik Winda itu Alika?

Pertanyaan itu selalu muncul di otak Vino dan membuat ia jadi pusing.

Tok..tok..tok

Vino buru buru menaruh buku gambar itu dibawah kasur.

"Vin, mama boleh masuk?"

"Masuk aja ma" teriak Vino didalam kamar.

Mendengar diperbolehkan masuk, Vani buru buru masuk dan menaruh totebag berwarna hitam dihadapan anaknya.

"Wah..apa nih ma?" Tanya Vino dengan muka penasarannya.

"Liat aja"

Vino buru buru membuka dan isinya membuat Vino sedikit kecewa bukan karena jelek ataupun yang lain, tapi warnanya.

"Kenapa kamu nggak suka?" Tanya mamanya dengan muka sedih.

"Bukan kenapa ya ma. Tapi aku nggak suka dengan warna pink"

"Lah dulu kan kamu suka sama warna pink"

"Mama..." dan tawa Vani pun pecah. Lama kelamaan Vino pun ikut tertawa.

***

Vino terbangun ketika masih pukul 02.35 malam. Ia merasa ada yang menjanggal di tenggorokannya dan ia butuh air.

Ia merogoh meja kecil yang ada disamping kasurnya untuk mengambil gelas. Tapi nihil. Dan ia pun keluar.

Tek...

Lampu dapur pun hidup dan terlihat ada seseorang dari pintu kaca yang buram.

Perlahan-lahan ia menggeser pintu dan terlihat perempuan menggunakan tantop dan hotpants sedang minum.

'Alika..' kata Vino dalam hati.

***

Alika: ibu marah
Vino: serumah sama dia
Vani: Vino cucok deh.
Winda: sebel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang