Aku simpan dukamu yang remang menipis tidur
Ujung jalan yang menapak tabah, kauKau lindungi aku dari dunia yang membenci diri
Kau himpun aku dalam takdir yang tak sanggup aku jalani
Padamu aku membelah, segala yang ada terjunjung kasihTelapak tanganmu,
Denyut ragamu,
Percik matamu,
Melagu menata bisu di kedalaman hatiTak kuasa aku menjinakkan mata
Tumpahlah segala air di luasnya keheningankuKau, kau yang selalu sendiri dalam duniamu
Kau, kau yang selalu diam di dalam sakitmu
Kau, kau yang selalu berjalan walau menua
Kau, dan kau, yang selalu menimangku hingga bertumbuhDewasaku yang beranjak,
tak membuatmu membenci adaku yang rapuh,
dan kacauSehaluskah engkau memijah sabar di relung sebuah doa?
Ayah
KAMU SEDANG MEMBACA
PEREMPUAN, HUJAN, LUKA (PUISI-PUISI)
Poesiatak ada yang abadi dengan hati tak juga kau tangis kecil yang redam di simpang lalu hujan yang menghapusmu adalah aku ■ puisi-puisi ini tentang perempuan. tentang dunia mereka. rasa sakit akan harapan. cinta. kekelaman hidup. perasaan-perasaan. keke...