HARIHARI KINI

179 8 0
                                    

Seekor ayam memandang kosong ke arah ladangladang
Berkokok pelan, berjalan tertahan di hamparan tanya

Dua ekor cacing menggeliat sedih di kedalaman tanah
Menukar cahaya dengan cemas yang kian menjadi

Sekawanan belalang terbang resah menghindari ragu
Memanjangkan sayap menipu angin agar tak sadarkan diri

Gelatik memantul dari satu ranting ke ranting lainnya
Berkicau, terus berkicau, dan tak satu pun yang akhirnya datang

Kupukupu raja mengepakkan sayap di antara gugur dedaun
Langit memantul cerah, dan bola matanya memantul dalam; sendu

Katakkatak berkumpul menyambut penghujan yang berlumpur
Mereka lalu melihat sekeliling, sedikit yang dikenalnya kini

Empat ekor capung hinggap di atas patahan kayu
Berbincang tentang nasib buruk yang akhirakhir ini mereka alami

Kalajengking bertubuh legam berjalan terseok menghindari amuk
Nyaris ia ingin menyerah, menelan kecewa pada masa sekarang

Tujuh ekor jangkrik, dua ekor tenggoret, diam membisu
Malam mendadak hening, riak air memecah sunyi yang begitu lama

Gerombolan wereng berpindah ribut, menahan lapar yang sangat
Sawahsawah dilewatinya begitu saja, geram mereka terhadap dunia

Labalaba menunggu dengan sabar waktu yang melambat
Tak satupun jejaringnya yang bergetar, malam berganti pagi

Kepak kumbang berdengung keras, memecak udara yang tenang
Tak satu pun kelopak bunga ia lihat, pulanglah ia dengan sedih



PEREMPUAN, HUJAN, LUKA (PUISI-PUISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang