Bagian 7

862 8 0
                                    

     tersandung sandung memasuki tangga rumah yang semakin rapuh berlumut itu.semakin suram dengan suara suara yang berdecit decit dari kayu yang sudah usang dari lantai tangga rumah.ku datangi dapur rumahku yang sempit dan langsung menanyakan surat yang hilang sebagian itu.ternyata surat itu ku taruh di dalam celah kecil dinding rumahku. Karena memang setelah aku ingat semua dalam keadaan baik dan sempurna tanpa adanya kejangalan.waktu itu ada tamu yang berkunjung dan melihat keadan rumahku.aku takut jika ketauan kalau kamarku berantakan dari lubang kecil yang berada di kamarku(mungkinkah dia mengintip kamarku). sehingga sebelum terlambat bertindak. aku menyelipkan surat itu sebagai tambalan yang sempuna untuk dinding kamarku.dan kertas yang ku taruh di meja itu adalah surat undangan rapat murit murit. langsung membaca surat itu dengan kilat.begitu temukan satu petunjuk,dua petunjuk,tiga petunjuk dan akhirnya ku temukan alamatnya dan rumah sakitnya.berlari kecil menuju kamar dan segera ku siapkan perbekalan untuk besok pergi menjenguk sahabatku TK.malam tampak ku tunggu tuggu agar segera pergi dari waktu ini.

    Tak ku sangka pagi sudah datang di depan mata degan kilauan ceminan embun pagi di depan ambang mata.air yang jernih segera membasahi tubuhku yang garing dengan tulang tulang yang sangat tampak.ku rapikan baju dan penampilanku yang sangat menyuramkan ini walaupun kata temanku aku ini manis dan istimewa.ku ambil pita warna merah dari centelan paku di atas meja belajarku itu.kemudian aku ikatkan pada rambutku yang ikal ini.setelah ku usai bersiap siap aku dan kakaku bersepeda berboncengan.saat menunggu kakaku yang sedang mengambil sepedanya di belakang rumah.ketika ku lihat dewa sedang lewat di depan rumahku dengan membawa kameranya ia memangilku dengan suaranya yang merdu. Bagai kicau burung kenari yang menghias pagi hari ku.ku hampiri dewa dengan sayu menundukan wajah karena sebelumnya aku tidak pernah bertemu dewa dengan penampilanku yang seperti ini.ku lihat dewa memfotoku saat aku menunduk dan hasilnya sunguh luar biasa ketika aku lihat fotoku. Aku seperti seorang model ternama.tak lama kemudian kakakku datang dengan sepedanya dan aku segera membonceng sepeda kakakku.segera ku lambaikan tanganku kepada dewa walupun bila saat aku meningalkan dewa terasa hatiku berhenti bersemi.entah kenpa perasaan ini selalu menghatuiku karena bila aku berkata aku menyukainya aku tidak terlalu suka padanya. Namun ketika aku bilang aku tidak menyukainya hati ini serasa ingin berteriak suka.namun biarlah berhenti dahulu lagian aku juga masih muda belum mempunyai pengalaman cinta dengan seorang lelaki.kemudian aku pergi dengan kakakku dengan senyum kalem pada dewa dan ucapan kata kata.

Aku Bukan Siapa-SiapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang