Bagian 11

615 12 1
                                    


"Dewa ternyata kamu sekolah di sini ya?kenapa gak ngomong!"

"pengen tau aja kamu itu!"

"iya dong kepo tau...!"

    Seharian ini aku dan Dewa hanya bercanda dan menghabiskan waktu bersama sama bercanda gurau dan menjaili teman teman yang kami temui semuanya. Teman temanku pun ada yang merasa iri terhadapku dan mungkin mereka bingung kenapa aku langsung dapat kenal dan langsung bermain denganya. Mungkin aku akan selalu merahasiakan ini semua dari temanku temanku karena aku tak mau ya....! Membuat mereka merasakan sakit hati yang terlalu berlebihan terutama untuk anak perempuan yang sebaya denganku.

    Hari ini hidupku serasa telah sempurna!karena aku dapat menghabiskan waktu bersama dewa dengan puas. Hari ini aku dan dewa pulang bersama sedangkan aku tak kan pernah menayakan kenapa aku tidak pulang bersama dengan kakakku. Kakakku mempunyai jadwal tambahan yang cukup ekstrem untukku. Namun akan ku jalani 1 tahun lagi setelah aku bebas dari kelas lima ini. Sebelumnya aku mengambil rantang milik ayahku dulu yang berada di sawah seperti biasa! Namun kali ini bedanya kali ini aku ditemani oleh dewa. Setelah kami pulang ke rumah masing-masing kami kembali lagi bersama untuk mengantarkan bekal kepada ayahku. Mungkin ayahku tak kenal dengan Dewa namun setelah kami sampai untuk mengantar bekal sekalian aku kenalkan Dewa dengan ayahku yang berada di ladang. Ayahku pun bangga dengan persahabatan kami karena menurutnya tak ada anak perempuan dan laki-laki yang bisa sangat bersahabat akrab. Ayahku pun menilai Dewa sebagai anak yang baik. Tegas, jujur, mandiri, dan baik. Mukin aku juga berfirasat lebih dari itu. Setelah kami mengantar bekal ayahku akupun pergi bermain dengan Dewa di padang rumput yang indah dan hijau segar! Kami berlarian kesana kemari seolah olah mengelilingi dunia. Letih telah menyapa kami. Kamipun beristirahat di dekat saung dan kami bercerita satu sama lain dan bertukar cerita.

     Kehidupan bahagiakupun dimulai saat itu! dan sampailah saatnya jarak dua tahun terakhir bersama Dewa. Detik terakhir kami bersama setelah ujian nasional SD. Saat- saat terakhir jeda intupun membuatku sangat sedih, dan bahagia. Akupun semakin erat bersama dengan Dewa persahabatan kami semakin dekat dan mungkin akan langsung menjauh. Aku takut jika nanti akan berbeda sekolah dengan Dewa karena Dewa adalah teman terbaikku saat ini. Dan aku takkan pernah mau untuk meninggalkan sahabat baruku ini yang kedua kali dan mengecewakkanya. Aku tak ingin mengulang lagi kejadian masa laluku itu. Hari ini adalah hari dimana penerimaan nilai ujian nasional sekaligus perpisahan terakhir kali dengan sahabat-sahabat tercintaku. Yang paling aku rindukan adalah ketika nanti aku rindu dengan Dewa. Hal yang paling aku sayangkan untuk ku tinggalkan namun di dalam hatiku aku memohon pada tuhan agar nanti aku dapat satu sekolahan lagi dengan dewa.

    Mungkin ini salah satu sebabnya aku berdandan dengan menguraikan rambut panjangku dengan dihiasi oleh bando berwarna merah. Aku tau ini memang sangat berbeda dari biasanya dan aku merasa aku tidak nyaman dengan semua ini tapi apalah yang dapat aku lakukan untuk terakhirkalinya aku bersama dengan Dewa. Dan sedikit perbedaan ini aku melangkah menuju gerbang sekolahku dengan sedikit keraguan kerena anak lain memandangiku dengan sedikit terpana. Saat aku masuk ke dalam ruang kelas teman- teman sekelasku takjub akan perubahanku yang drastis ini.

"An! Kamu gak papa kan? Kok... hari ini kamu cantik baget! Biasanya kan hanya kucir satu atau kepang dua!"

     Akupun hanya membalas senyuman kepada Nadine teman satu kelasku yang mungkin akrab dengan ku saat kerja kelompok. Aku duduk dengan wajah serba salah tingkah dan hanya tertegun pada buku bacaan yang aku bawa dari rumahku. Dan bacaan itu mungkin hanya beberapa lembar dan mungkin sangat singkat untuk di baca. Dalam hatiku aku memang hanya memikirkan tindakan konyolku ini bukan karena aku lama membaca atau sebagainya. Aku hanya mengelabuhi teman-temanku agar aku tak bertindak lebih bodoh dari ini dengan wajah super aneh ku ini. Aku terus menunggu jam 7 datang dan menunggu Dewa datang kemari dan menolongku dari semua ini. Tapi jam terus menujukkan pukul 7 tapi Dewa belum juga datang kemari. Mungkinkah dian tidak datang atau menujukkan kejutan untukku. Hatiku terus memanas dengan memikirkan bagaimana nanti aku dapat mengatasi rasa deg-deg an ku saat bertemu dengan dewa. Mungkin semua ini terasa serba salah untukku. Namun semuanya sudah terlambat untuk ku kembalikan seperti semula. Mukaku memerah, telingaku panas, tubuhku terbakar, tubuhku tersiram air panas mendidih penuh ketakutan.

UNTUK PEMBACA YANG SETIA DAN SELALU MENANTIKAN EDISI DARI SAYA! MOHON MAAF SEKALI KARENA DENGAN SANGAT SEDIH SAYA MAU BERHENTI SEJENAK MENULIS NOVEL INI! KARENA SAYA SEKARANG SEDANG FOKUS UN!( SAYA SEKARANG KELAS 3 SMP ) NAMUN KETIKA NANTI SAYA SUDAH SMA SAYA INSYAALLAH AKAN MELANJUTKAN NOVEL INI LAGI! DOAKAN SAJA SEMOGA SAYA LULUS UN DENGAN NILAI YANG BAGUS ( MOHON DOANYA SEMUA ) TERIMA KASIH!


                                          AMIEN ( WASSALAMUALIKUM WR. WB )

Aku Bukan Siapa-SiapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang