4

1.3K 197 1
                                    

Gayoung's POV

Aku melihat ke arahnya, sikapnya membuatku benar-benar jengkel. Apa otaknya benar-benar sudah rusak karena cinta?

"Ya! Dengan kau bersikap seperti ini, kau pikir dia akan peduli?" Tanyaku sambil menekankan kata dia.

"Dan kau pikir dia akan mencari tau tentang keberadaanmu?!" Sambungku sambil menaikan satu oktaf suaraku.

Dia menolehkan kepalanya. Matanya mulai berkaca-kaca. Mulutnya semakin mengatup, tertera jelas dia sedang menahan tangisnya.

"Apa aku salah?" Tanyanya.

"Apa aku salah jika aku merasa terluka dan kecewa tatkala gadis yang kucinta meninggalkanku?"

Aku menatapnya iba, "Kau memang tak salah, tapi sikapmu yang salah. Jika memang kau terluka dan kecewa, kau tak perlu memberi imbas kepada orang lain."

"Lagipula apa pedulinya mereka?" Tanyanya lagi.

"Tentu saja mereka peduli. Mereka selalu menghawatirkanmu, setiap waktu. Kau pikir hanya kau yang terluka? Mereka juga sama terlukanya ketika melihat kau terpuruk!"

Aku menarik nafas, "Ada jutaan orang yang menghawatirkanmu. Mereka menyangimu, walau mereka tau kau tak mengenal mereka."

"Sekarang aku harus bagaimana?"

"Pergilah untuk membersihkan badanmu!" Titahku sambil menariknya ke arah kamar mandi.

Setelah dia masuk, aku membalikan badan dan melihat seisi ruangan ini. Ah, aku harus membersihkannya.

Aku melangkah ke arah tempat tidur dan membuka sprai serta menggantinya dengan yang baru. Mengambil bantal dan guling yang tergeletak di lantai dan menyimpannya ke tempat tidur. Kemudian aku beralih membersihkan barang-barang yang sudah pecah dan berserakan. Aku berjalan ke arah meja yang di atasnya terdapat buku-buku yang tergeletak asal dan sebuah pas foto yang kacanya sudah pecah. Pun aku membersihkan dan merapikannya terlebih dulu.

Aku mengambil sebuah foto dari dalam pas foto itu. Itu foto Chanyeol dan seorang gadis. Mungkinkah kekasihnya? Mereka berdua sama-sama tersenyum dalam foto itu. Aku memasukan foto itu kedalam tasku. Entah kenapa aku ingin menyimpannya.

Ceklek.. Pintu kamar mandi terbuka dan munculah Chanyeol dengan handuk di pinggangnya. Aku melihatnya, rambutnya masih basah dan, oh my god! Roti sobek itu mengalihkan duniaku!

"Kau yang membereskan kamarku?" Tanyanya sambil berjalan mendekat.

Ah! Jangan mendekat! Kau membuat jantung ini semakin berdegup kencang! Tidak bisakah kau merasakannya! Kubilang jangan mendekat! Oh tuhan tolong hambamu ini.

"Kau pikir siapa lagi, memangnya disini ada seorang pembantu yang bisa membereskan kamarmu?!" Aku berteriak agar suaraku tak bergetar.

"Kenapa malah berteriak?" Tanyanya sambil membuka lemari bajunya.

"Aku tidak berteriak. Itu hanya sebuah luapan emosi!" Bantahku sambil membuang muka.

"Cih, dan lagi, apa kau akan terus disini menungguku hingga membuka handuk ini?" Tanyanya sambil bersiap-siap membuka handuk itu.

Tanpa aba-aba aku langsung keluar dari kamarnya. Pipiku memanas, apa-apaan yang tadi itu. Biasanya aku biasa saja jika melihat abs pria di televisi atau majalah. Tapi kenapa kali ini jantungku berdegup kencang. Oh astaga, bisa gila aku karena sebuah roti sobek.

Aku terus-terusan memegang pipiku sambil bersandar di tembok kamar Chanyeol. Aku disini menunggunya untuk keluar. Setidaknya aku harus berbincang-bincang dengannya dan mengenalkan diriku. Aku inikan akan jadi asistennya.

---*-----*
10 votes gua next key?😳

Let's Not Fall In Love (Park Chanyeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang