7. Enough!!!

15.8K 1.6K 87
                                    


Love you to death...

###

Part 7

Enough!!!

###

Fiona termenung. Memandangi bayangan dirinya di cermin kamar mandi dengan pandangan kosong.

Berbagai macam pikiran Berkecamuk di kepala. Perasaan muak dan marah pada ibu kandungnya, membuat Fiona seketika ingin menerima tawaran Frian. Namun, ia juga tidak ingin menolong Arya yang sangat ia sayangi seperti ayah kandung dengan cara kotor seperti ini.

Lagi pula, semua ini hanya permainan Frian yang memanfaatkan perasaan sayangku terhadap om Arya dan dendamku pada Mama. Fiona m

Fiona pun mulai memikirkan kata-kata penolakan yang akan ia berikan pada Arya. Dan belum sempat terpikirkan satu kata pun. Fiona sudah bisa membayangkan dengan jelas raut kecewa lelaki paruh baya itu. Membuatnya merasa menyedihkan melihat dirinya sendirilah yang mengecewakan Arya. Tidak seharusnya ia menjadi manusia tidak tahu berterimakasih seperti ini. 

Tiba-tiba terlintas ingatan kecelakaan yang menewaskan ayah kandungnya tiga belas tahun lalu.

Sebuah mobil van hitam menabrak sepeda motor yang dinaiki Fiona dan Ayahnya. Fiona terpelanting jatuh di tengah-tengah jalanan yang berlawanan arah. Dengan luka goresan di sebagian besar tubuh sebelah kanan, ia mendongakkan kepala melihat situasi sekitar, dan melihatsebuah mobil lain yang menuju ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Sebelum sempat mobil itu melintas melewati tempat Fiona terjatuh, seseorang menarik tangannya dengan kuat dan menyeretnya menghindar. Akan tetapi, orang itu sampai di sebelah Fiona dengan keadaan tak sadarkan diri dan kepala berlumuran darah akibat terhantam kaca spion mobil.

Fiona melihat dengan jelas wajah Arya yang berlumuran darah dengan pandangan membeku karena syok. Dengan pandangan mata yang memburam karena terhalang air mata,Fiona mengalihkan pandangan mencari sosok ayahnya. Sosok yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya, terdiam tak berdaya, dan berlumuran darah di kepala serta sekujur tubuh. Menyadari apa yang telah terjadi pada ayahnya, pandangan matanya semakin memburam dan perlahan semakin lama semakin menggelap. Tanpa suara, tanpa rasa dan tanpa warna.

Memeluknya dalam kesendirian.

###

Ketika Fiona terbangun pada pagi keesokan hari, perlu beberapa saat baginya untuk mengingat kenapa dia begitu sedih dan cemas. Kemudian ingatan di hari sebelumnya memenuhi benaknya. Samar-samar mulai tampak menjelas. Fiona terdiam sejenak menghembuskan napas berat sebelum akhirnya ia beranjak ke kamar mandi. Ia tahu hari yang berat segera dimulai.

Di meja makan hanya ada Seno yang hampir menghabiskan sarapan pagi. Setelah menghabiskan sarapannya tanpa suara, Fiona segera bergegas berangkat ke kantor. Di kantor pun suasana tampak tenang-tenang saja, tapi tenang yang tidak menenangkan dirinya.

Ia merasa agak canggung saat bertatap muka dengan Frian. Merasa kesal karena pria itu terlihat tenang dan datar. Tidak seperti biasa yang selalu melontarkan kata-kata pedas pada dirinya. Membuatnya mengutuk pria itu karena ketenangan Frian masih saja mengusik dirinya.

Waktu yang Fiona lalui hari ini terasa cepat berlalu, saat tiba-tiba saja ia sudah berada di carport kediaman Toni Wardhana.

Sebelum turun ia melirik jam tangan yang sudah menunjukkan hampir jam tujuh malam. Menghela napas kecil berusaha mengurangi kepenatannya karena hari yang begitu penuh ketenangan dan masih saja membuatnya gusar.

Baru saja ia menginjakkan kaki keluar dari dalam mobil, ketika ia melihat Alra dan Rena berjalan terburu-buru menuju ke arahnya. Wajah keduanya tampak memerah dan mata yang menggelap oleh sebuah amarah. Sepertinya amarah yang sangat besar. 

Love You to Death... ( F.Alandra Sagara) Terbit di Google Play Book & KubacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang