10. Irony

15.3K 1.7K 52
                                    

Love you to death...

###

Part 10

Irony

###

Frian baru saja membuka pintu mobilnya ketika iphone miliknya berdering menandakan ada panggilan masuk yg menghubungi no.nya. Keningnya sedikit berkerut ketika melirik unknow number tertera di layar iphonenya.

"Hallo...?" Jawab Frian sambil naik ke atas kursi pengemudi SUV Hitamnya.

"Hallo, Frian. Ini tante Laura, Mamanya Alra." Suara lembut Laura menjawab dari seberang.

Fian terdiam sesaat mendengar Mama Fiona menghubunginya, hatinya terasa sakit mendengar suara dari wanita yg telah melahirkan wanita yg sangat di cintainya itu. Ingatan akan apa yg telah di lakukan wanita itu pada Fiona, pada anak kandungnya sendiri membuatnya bersusah payah menahan emosi yg rasanya sudah berada di ubun-ubun dan ingin segera di luapkannya.

Akan tetapi ia tidak akan meluapkannya pada wanita paruh baya itu. Itu tidak akan membuat manfaat apapun selain memperkeruh suasana dan membuat Fiona semakin berada dalam masalah yg lebih pelik. "Iya, tante. Ada apa?"

"Bisakah tante bertemu denganmu? Ada yg mau tante bicarakan denganmu."

Alis Frian kembali bertaut mendengar permintaan Laura. Walaupun ia tidak tahu apa yg akan di bicarakan Laura dengannya, setidaknya tidak ada salahnya menerima tawaran Laura. "Sepertinya hari ini Frian tidak bisa. Maaf, tante. Tapi mungkin besok kalau tante tidak keberatan."

"Baiklah. Besok saja kalau begitu."

"Tempatnya tante saja yg tentukan."

"Kalau begitu nanti akan tante hubungi di mana tempatnya."

Frian mengangguk. "Ya, besok Frian akan menemui tante."

"Ya sudah. Itu saja yg mau tante bicarakan. Kalau begitu sampai jumpa besok."

"Ya tante." Ucap Frian mengakhiri perbincangan mereka. Sambil meletakkan kembali iphonenya ke dalam saku jasnya, ia melihat Fiona yg baru saja keluar dari lobby dan berjalan menuju arahnya dengan membawa kantong belanjaan milik Finar yg kemarin malam di berikannya pada wanita itu.

"Apa yg kau lakukan dengan barang-barang ini?" Tanya Frian begitu Fiona sudah duduk di kursi penumpang sambil meletakkan kantong belanjaan di jok belakang.

"Kembalikan pada Finar. Aku akan pulang untuk mengambil bajuku sendiri di rumah." Fiona merasakan kegetiran saat mengucapkan kata rumah baru saja.

'Benarkah itu rumahnya?' tanyanya dalam hati.

"Baiklah. Aku akan mengantarkanmu pulang setelah kita makan siang dan pergi ke kantor Papamu." Frian mengangguk kecil sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Apa?" Fiona mengalihkan pandangannya dari kantong belanjaan yg di bawanya ke arah Frian yg mulai menginjak gas dan menyetir mobilnya keluar dari area hotel. "Kenapa kita harus pergi ke kantor Papa tiriku?"

"Karna kita harus." Jawab Frian dengan penuh keyakinan yg sama sekali tidak di mengerti oleh Fiona.

"Apa yg mau kau bicarakan dengan Papa tiriku?" Tanya Fiona sedikit memaksa.

"Bukan apa yg mau ku bicarakan dengan Papamu, tapi apa yg akan dan harus kita bicarakan dengan Papamu"

"Kita tidak perlu pergi ke kantor papa tiriku. Aku akan pulang dan membicarakan ini sendirian dengannya nanti."

"Saat ini, semua bukan hanya tentangmu saja, Fiona."

"Saat ini aku butuh untuk membicarakan semuanya sendirian dengan Papa tiriku."

Love You to Death... ( F.Alandra Sagara) Terbit di Google Play Book & KubacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang