Love you to death...###
Part 2
Deal?
###
Fiona menginjak pedal rem ketika melihat lampu menyala merah di perempatan jalan. Sambil menunggu lampu berganti dengan warna hijau, ia melirik jam tangan. Pukul tujuh kurang sepuluh menit. Badannya terasa lengket dan pegal-pegal, ia ingin segera sampai di rumah dan bergegas ke kamar mandi untuk berendam air hangat. Namun, sepertinya rencana Fiona tidak akan berjalan mulus sesuai perkiraan saat mendengar bunyi klakson mobil yang ada di belakangnya, dan tampak di kaca spion dengan jelas SUV hitam milik Frian.
Tak lama, terdengar suara dering ponsel menandakan ada panggilan masuk. Fiona sudah bisa menebak siapa yang menghubunginya. Ia biarkan saja ponsel itu tergeletak kembali setelah memastikan bahwa tebakannya benar.
Dan sial ...
Suara klakson di belakang tidak mau berhenti, sudah pasti Frian sengaja melakukan itu untuk memaksa mengangkat panggilan pria itu.
Benar-benar pemaksa ...
Karena malu dengan pandangan penuh tanya yang ditujukan para pengendara lain pada Fiona, ia pun terpaksa menuruti keinginan Frian yang tak pernah mudah ia hindari.
"Apa kau sudah gila?" maki Fiona panggilan tersambung.
"Kau memang selalu memilih jalan yang lebih sulit, Fiona." Frian terkekeh. Merasa menang karena berhasil memaksa Fiona menuruti keinginannya.
"Apa yang kauinginkan, Frian?"
"Bukankah akan membuang waktu jika kau pulang sekarang? Tiga puluh menit lagi kita bertemu di Cavena el."
"Apa aku bilang akan datang? Urusan pekerjaan bisa kita bicarakan hari senin nanti," jawab Fiona ketus. Lalu, menutup panggilan secara sepihak ketika melihat lampu hijau mulai menyala, melempar ponselnya sembarangan dan menginjak gas melanjutkan perjalanannya kembali pulang.
Selama sepuluh menit perjalanan, Fiona masih bisa melihat SUV hitam Frian yang mengikutinya di belakang. Begitu kesalnya Fiona sehingga ia pun memutuskan untuk memarkir mobil di pinggir jalan. Diikuti Frian. Fiona keluar dan berjalan mendekati Frian yang membuka jendela mobil. Penuh keengganan beserta kemarahan yang terpendam dan siap meluap untuk Frian.
"Masuklah!" pintah Frian sambil mengedikkan kepala ke arah kursi penumpang.
"Bisakah kau berhenti menggangguku? Hari ini saja," geram Fiona. Menahan diri untuk tidak menarik rambut Frian dan membenturkan kepala pria itu agar tersadar dari kegilaan yang teramat enggan berpindah dari kepala pria itu.
"Aku ingin bicara denganmu."
"Lusa kita bisa bertemu di kantor."
"Tidak dengan sekretaris papa, tapi denganmu," jawab Frian. Kali ini ekspresi Frian berubah penuh keseriusan dan matanya menajam tak menerima bantahan saat mengunci tatapan Fiona.
Sejenak Fiona terpaku. Tatapan Frian begitu dingin dan kaku. Fiona tahu ia tak bisa lagi menghindari kemauan Frian dengan raut wajah yang terpasang di wajah pria itu. Lalu, menghela napas perlahan sebelum menyetujui paksaan Frian. "Aku akan naik mobilku sendiri."
***
Suasana hening saat Frian dan Fiona berhasil duduk di meja yang sengaja Frian pilih di ujung ruangan menghindari pelanggan café yang lebih memilih tempat menonjol. Sampai kemudian seorang pelayan wanita muncul untuk memberikan menu.
Keduanya mulai membuka menu masih dalam diam.
"Alpukat juice," pesan Fiona cepat, lalu menutup menu dan mengembalikan kepada pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You to Death... ( F.Alandra Sagara) Terbit di Google Play Book & Kubaca
Storie d'amoreFiona menoleh ke arah Frian yang sudah duduk di kursi pengemudi dan hanya menatap ke depan dengan tatapan datar. Merasa sepertinya perasaan pria itu sudah jauh lebih baik daripada beberapa saat yang lalu. "Apa kau sudah lebih baik?" Tanya Fiona dat...