Chapter IV-"Titik kematian"

5.3K 211 4
                                    

Hari demi hari pun mulai berlalu, tidak terasa sudah hari senin. Hari ini... akan jadi hari pertamaku bersekolah di "Vampire School". Tapi.... semenjak kejadian melarikan diri, aku lihat sifat ayase jadi pemarah, dia selalu saja memarahi ku walaupun aku tidak melakukan kesalahan. Contohnya saja ketika aku ingin melihat-lihat Taman bunga di luar rumah, ayase memarahiku dan menyentakku. Rasanya ayase seperti benci kepada ku?

Pagi ini aku mulai melaksanakan tugas ku seperti biasa, membereskan kamar,mandi,dan sarapan. Maklumlah aku tidak membereskan rumah karena sudah ada pelayan di rumah ini. Setelah selesai semua itu aku berniat untuk pergi keluar rumah sekedar melihat tanaman di halaman rumah.

Rasanya jika berdiam diri terus dirumah sangat membosankan. Ketika aku sedang melihat-lihat tanaman di halaman rumah, aku melihat ayase sedang menyiram bunga-bunga Mawar. Aku mulai mendekati ayase dan menyapanya, aku harap sikap ayase sudah membaik kepada ku.

"Ayase-kun?"

Ternya perkiraanku salah total, ayase hanya mengabaikan ku saja tanpa respon. Tapi aku tidak ingin berhenti sampai dia bisa merespo ku.

"Ayase..."

"Ayase-kun?"

"Ayase-senpai?"

"Ayase-sama?"

"Oppa?"

"Ayaseee???"

Beberapa kali aku memanggilnya tetap saja ayase tidak merespon panggilanku itu. Aku melirik sekitar bunga-bunga yang berwarna merah. Tapi.... kulihat ada sebuah bunga yang berwarna biru di tengah tengah perkumpulan bunga berwarna merah itu, waaaaah itu sangat Bagus. Aku mulai mendekati bunga itu aku ingin memetiknya tapi... ketika aku akan memetiknya Ayase memegang tanganku dan menghentikanku dari belakang, aku sungguh sangat terkejut sekali.

"Ee..eeeh ayase"

"JANGAN COBA-COB KAMU PEGANG BUNGA ITU APALAGI MEMETIKNYA AYA-CHAN!"

ayase mulai memarahi ku lagi dan meneriakiku, kemarahan ayase ini lebih parah dia sampai berubah menjadi vampire, aku sungguh ketakutan aku berlari menuju kamar ku, aku mendengar suara ayase mengejarku dari belakang. Tiba-tiba ketika di dekat pohon apel aku terjatuh karena tersandung Batu, aku mulai bangkit lagi karena aku takut ayase sedang mengejarku. Aku terus berlari sampai akhirnya aku sampai di kamar ku, aku menutup pintu kamarku bahkan aku menguncinya agar ayase tidak masuk kekamarku. Aku mulai naik ke atas ranjang tempat tidur ku aku gemetaran sambil memeluk guling aku nangis sekencang-kencangnya. Bahkan akupun menghiraukan luka dikaki ku itu.

"Aya-chan buka pintunya"

"Aya-chan ayo buka"

Ayase terus berteriak dari luar dan memanggil nama ku, aku pura-pura tidak mendengar teriakan ayase, aku takut kalau-kalau ayase memarahiku dan menghisap darahku lalu dia menyiksaku. Aku sungguh dilanda ketakutan aku mulai berbaring rasanya kaki ku sungguh sangat sakit sekali aku melihat ke arah kaki ku yang luka. Omg... ternyata luka di kaki ku ini sungguh sangat parah bahkan darahnya pun terus keluar kulihat ada percikan darah di lantai dan di badcover ku.

"Ayase ayo buka cepat! Atau tidak aku akan mendobrak pintu ini"

Aku tidak mendengarkan teriakan ayase,aku berbaring dan memeluk guling ku, badanku sungguh sangat bergetaran. Aku harap ayase tidak nekat untuk mendobrak pintu kamar ku.

"Brug.. brug.. brug.. "

Terdengar seperti seseorang sedang berusaha mendobrak pintu kamar ku.

"Ayaaa... cepat buka pintunya Brugg...."

Pintu kamar ku akhirnya terbukan berhasil di terobos oleh ayase, ayase berlari menuju ranjang tempat aku sedang berbaring dan gemetaran.

"Aya-chan!!!"

kisses and vampire biteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang