Chapter XI - "Death" (Part 2)

2.5K 92 3
                                    

Tiba-tiba...
.
.
.
.
.
Tangan Aya-chan mulai bergerak, kelopak matanya perlahan membuka, aya-chan masih bingung dengan keberadaan sodara-sodara ayase di sekeliling nya,tiba-tiba ia melirik kesebelah nya sudah ada ayase yang tertidur.

"Kenapa kalian semua disini?"

Semua nya terdiam tidak ada yang mendengarkan perkataan aya-chan.

Aya-chan mendekati sodara-sodara ayase dan bertanya kepada mereka satu persatu,tapi hasilnya mereka tidak ada yang menjawab sama sekali, hingga pada akhirnya aya-chan membuktikan apa yang terjadi kepada ayase.

Tangan aya-chan mendekati hidung ayase.

Deg.. deg.. deg...

Suara jantung aya-chan berdebar dengan keras ketika aya-chan merasakan ada sesuatu yang aneh pada ayase.

"Kenapa..."
"A..yase.. tidak bernapas?"
"Apakah para vampire jika tidur tidak bernapas?"

Semua pun tidak ada yang menjawab sama sekali perkataan aya-chan. Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu, ternyata itu dokter. Dokter sesegera mendekati ayase yang sedang berbaring, kemudian ia mulai memeriksa keadaan ayase, dokter menanyai salah satu anggota keluarga ayase, kemudiaaan...  yagami lah yang menceritakan kronologi kejadiannya hingga ayase seperti ini.

Setelah mendengar semua cerita dari yagami, aya-chan terdiam seutuhnya tanpa bergerak, ia hanya mampu mengeluarkan air mata ketika dokter menutupkan kain putih di sekujur tubuh ayase.

"Kamu sudah tau kan aya-chan kenapa ayase bisa seperti ini?"

Ujar yagami

"Ini semua pengorbanan ayase untuk menyelamatkan nyawamu! Tapi... sebaliknya ayase tidak menyelamatkan dirinya sendiri"

Ujar sai

"Kini semua tinggalah kenangan, kita semua tau ini sangat-sangat berat untuk kita sem..."

Belum saja yagami selesai berbicara, tiba-tiba aya-chan..

"Ini bukan sangat-sangat berat sekali, ini lebih dari sekedar sangat2 berat, aku tidak bisa kalau harus seperti ini, aku akan merasa bersalah selama aku hidup, aku tidak tahu kalau perjuangan ayase kepada ku sungguh sangat besar sekali, sampai ia mau mengorbankan nyawanya"

Aya-chan terus menangis.

"Sudah aya-chan tidak ada yang harus di sesali sekarang, mungkin takdir ayase mengatakan bahwa ia harus tiada hari ini"

Ujar yagami menguatkan aya-chan

"Tidak... tidak bisa... semua ini salah ku, andai saja ayase tidak berusahab menyelamatkan ku, mungkin sekarang ia masih hidup, biarkan aku saja yang mati.. keluar kalian semua dari sini!!!!"

Ujar aya-chan yang tak mampu menahan kesedihannya karena kehilangan ayase orang yang sangat-sangat ia cintai.

Sodara-sodara ayase kemudian meninggalkan aya-chan bersama ayase.

Aya-chan kemudian, perlahan membuka kain putih yang menutupi seluruh badan ayase, aya-chan melemparnya, kemudian aya-chan meraih tangan ayase dan menggenggam nya.

"Ayase... maafkan aku, ini semua gara-gara aku... aku yang salah atas semua kejadian yang menimpamu.. aku ayase aku yang salah. Aku tidak tau kalau perjuangan mu pengorbanan mu untuk ku begitu besar, aku bodoh aku tidak menyadari nya dari awal bahwa itu sungguhan, aku hanya berfikir bahwa itu hanyalah sekedar pura-pura,maafkan aku ayase... tolong banguuun"

Aya-chan terus menangis, tiba-tiba tangan ayase bergerak ayase telah bangkit dari kematiannya. Aya-chan tidak menyadarinya, ia hanya tetap menangis sambil memejamkan matanya, mata ayase perlahan membuka. Ayase melihat aya-chan yang sedang menangis sambil menggenggam tangganya, tangan ayase yang tidak di genggam oleh aya-chan mencoba meraih wajah aya-chan, ketika wajahnya di elus oleh ayase, aya-chan terdiam dan seketika membuka matanya, ia sungguh terkejut ayase bangkit dari kematianya. aya-chan reflek memanggil dokter tapi belum saja ia berhasil memanggilnya, mulut aya-chan ditutup oleh tangan ayase.

"Tidak usah beri tahu orang lain dulu.."

Ujar ayase pelan-pelan.

Aya-chan menggangukkan kepalanya, tiba-tiba aya-chan di tarik oleh ayase, itu membuat tubuh aya-chan jatuh di atas tubuh ayase, kini mereka berdua saling bertatapan satu sama lain.
Aya-chan mulai meneteskan air matanya lagi.

"Kamu tidak usah menangis aya-chan, air matamu yang cantik tidak usah di sia-siakan"

"Tapi..."

Belum saja aya-chan membalas percakapannya, tiba-tiba...

"Apakah ini membuatmu tenang?"

Ayase mulai mencium bibir aya-chan,  kini mereka saling berciuman satu sama lain, aya-chan masih meneteskan, air matanya.

Tak lama meraka berciuman..

"Apakah itu membuat mu tenang?"

Aya-chan menggangguk

"Sudah jangan sesekali mengeluarkan air matamu lagi"

Ujar ayase sambil mengusap air mata aya-chan

"Maafkan aku ayase"

Ujar aya-chan

"Kamu tidak usah meminta maaf terus"

"Tapi....ayase..."

"Sudah jangan ada kata tapi.."

Aya-chan mengangguk

"Rasa-rasanya tenggorokanku kering"

"Akan aku ambilkan air minum"

Aya-chan kemudian berdiri da  sesegera akan mengambilkan air minum untuk ayase, tapi... ayase kemudian menarik kembali tangan aya-chan.

"Bukan air yang kubutuhkan, tapi... ini"

Ayase menghisap darah aya-chan, kemudian aya-chan menutup matanya, walau pun sakit rasanya tapi... aya-chan menahannya, ayase menghisap darah aya-chan seperti ia tidak minum 1 tahun hisapnnya begitu cepat sehingga darah yang dihisappun semakin banyak, perlahan aya-chan tak sadarkan diri.

------------------------------------------------------

Next chapter 12^^
Follow ig aku ya xixixi "@asrisafitri7" #promosi

Jgn lupa recommendasikan kepada teman,sodara,pacar siapapun itu haha, (vote+comment juga)^^

kisses and vampire biteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang