21. So different

5.6K 310 0
                                    

Anggota osis sedang mengadakan rapat terakhirnya di tahun ini, dirga akan berhenti menjabat lalu difokuskan ke UN, pembina osis datang membawa selembar map yang cukup tebal diletakanya map itu fi meja, suasana mulai hening..

"Oke selamat siang anak anakku, sekarang mungkin ini agenda terakhir kita di tahun ini, bapak minta maaf bila banyak salah saat membina kalian, sekarang kita semua harus mempersiapkan pemilihan osis selanjutnya yang akan dilaksanakan pada istirahat kedua, bapak mohon bantuanya" kata pak rio dengan nada yang berwibawa, osis merasa haru, karena banyak yang kita lalui di organisasi ini, susah senang di bawah kepemimpinan Dirgantara Pamungkas.

Helena mengacungkan tanganya ingin bertanya seputar osis.

"Maaf pak, saya mau tanya ada berapa ya calon osisnya?" tanyanya dengan sopan.

Pak rio mehelai lembar demi lembar kertas untuk mencari datanya.
"Ada 3 calon yang pertama Arga M akbar dari kelas 11F, ada Gilang al azhar dari kelas 11H dan yang terakhir ada Gabriel abraham wijaya dari kelas 10C" lidah helena langsung kelu mendengar nama gabriel ada di list itu, seriusan? Salah kali tuh! Dia gak bisa bayangin organisasi ini dibawah kepemimpinan Gabriel, dirga dan gabriel bagaikan bumi dan langit cuy.

Helena masih melotot mendengarnya, begitu juga osis osis yang lain, karena semua tau gabriel sikapnya bagaimana.

"Maaf pak, bukanya saya meremehkan gabriel tapi apa bisa, siswa yang catatan kasusnya paling banyak dijadikan pemimpin?" protes dirga dengan tegas, osis senyam senyum sendiri, pak rio membisu sejenak.

"Ya saya tau, namun gabriel ini menyerahkan berkas visi misinya sangat bagus isinya, program program yang akan ia laksanakan saya harap bisa menciptakan organisasi yang lebih baik" kata pak rio membuat helena tersenyum aneh sambil garuk garuk lehernya.

"Visi misi cakep paling copas dari google!" celetuk rama membuat osis mendesis "Shutt!", pak rio melotot ke rama,sedangkan dia langsung melihat ke kanan dan ke kiri sambil bersiul siul.

Gabriel berjalan menuju ruang osis sambil membawa beberapa map yang berisi berkas berkas milik pak rio, jalan dengan gagah lalu mengetuk pintu ruangan, ada perintah masuk dan gabriel pun mendorong handle pintunya, ia masuk dan melihat osis yang sedang rapat di meja berbentuk persegi panjang, gabriel menebarkan senyuman manisnya ke semua anggota osis.

"Maaf pak, tadi saya disuruh bu mala bawaain ini ke bapak" katanya dengan lembut menyodorkan map merah dan hijau ke tangan pak rio, pak rio pun meraihnya.

"Len pacarlo bener bener ganteng, lebih ganteng dari siapa pun, gilaaa... Beruntung lo dapetin dia" bisik alda tepat di samping telinganya membuat telinganya panas karena nafasnya.

Hari ini gabriel tampak berbeda, dasi yang terpasang rapi, baju yang dimasukan, rambut yang di tata rapi, sepatu hitam dan kaos kaki putih bersih, wajah yang cerah, dan wanginya memenuhi ruangan pengap itu, diam diam helena melihatnya dari jauh.

"Gabriel gue mau nanya, apa lo bisa jadi pemimpin di organisasi ini?" tanya fadil membuat semuanya tersenyum bangga kepadanya.
"Mampus gue!" batinya meringis tak tau harus jawab apa, dihelanya nafas secara cepat lalu ia tersenyum lebar.

"Menurut saya, kesuksesan suatu tim tidak hanya ditentukan dari pemimpinya, tetapi peran penting dari tim adalah anggota yang kompak serta menjunjung tinggi kebersamaan, karena kunci keberhasilam suatu tim adalah kekompakan, kebersamaan, dan keiklasan dalam melaksanakan tugas" jawabnya dengan nada berwibawa, membuatnya diserang tepuk tangan meriah, semuanya tercengang mendengar jawaban gabriel, pak rio ikut tepuk tangan.

"Yotttttt..... Pilih gue oke!!! Ketua osis gaul dijamin gak ada peraturan sampah kayak yang dibuat dirga si cowok perfect itu" teriaknya di dalan kelas sambil berdiri di atas meja dan melambai lambaika. Tanganya, kalau masalah fans dijamin deh gabriel fansnya seabrek, mulai dari cabe cabean dempulan sampai cabe cabean elegand yang kulitnya bening pasti milih gabriel, secara katanya sih cowok paling ganteng.

"Bebep sarahhhhh.... Pilih aku ya sayangggg" teriaknya membuat kelas semakin gaduh teriak "Cie cieeeee" sarah mendengus kencang karena selalu diganggu gabriel.

"Diva ku sayangggg.... Pilihhh mas gabriel okee" teriaknya sambil melambai lambaikan tanganya ke diva, lambaian tanganya berbalas dengan botol minumnya mamat yang lebih berat dari galon, botol itu tepat mengenai bibir gabriel, ia langsung turun dari meja, dan meringis kesakitan.

Ia berlari ke mejanya diva lalu memakinya habis habisan perang dunia yang tak tau lagi keberapa kalinya berlangsung ricuh, diva yang tak mau kalah suaranya menggelegar sampai ke kelas sebelah.

"Sar... Minjem kaca cepetan, aduhhh bibir gue jontor dahh" gerutunya sambil melihat diva sinis, sarah mendengus.

"Gue gak bawa!" jawabnya ketus.

"Bohong lo!!! Jangan sampe gue ambil sendiri nih" ancam gabriel, sarah melotot kaget, masalahanya kaca pink yang selalu ia bawa bawa kemana pun sekarang ia simpan di saku bajunya.

"Lama banget lo!" gabriel memberontak ingin mengambil.

"Ett ettt... Iya iya nih!" katanya dengan nada jengkel.

Gabriel berkaca sambil memperhatikan bibirnya dengan seksama, sesekali ia meringis karena melihat bibirnya merah.

"Aduhhh.... Gila nih diva! Bibir gue gak seksi lagi nihh, bisa bisa helena gak mau lagi sama gue" gerutunya sambil meringis, diva mencibir tanpa suara, membuat sarah terkekeh.

"Tapi girl's gue bener bener gak percaya sama kata katanya gabriel tadi" gerutu helena yang sedang berjalan menuju pintu gerbang, semua siswa berhamburan saat jam pulang, suara knalpot motor racing milik dito bersuara nyaring menusuk telinga membuat alda meringis karena dito lewat di depanya.
Pak kodir berteriak sambil menunjuj nunjuk dito.
"Dito!!... Ganti knalpot kamu, kalu besok masih seperti itu nanti bapak sumpal kentang" teriaknya membuat semuanya tertawa.

"Helena sayanggg.... Jangan negative thinking sama pacar sendiri" kata karen sambil merangkul helena.

"Wahh gue rasa kalian udah dihipnotis deh sama gabriel" katanya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Di dalam mobil.

"Lo seriusan mau calonin osis?" tanya helena dengan wajah tak percaya, gabriel tertawa.

"Kenapa si pada aneh banget kayaknya! Gue juga siswa sayangg disekolah itu, gue berhak kan! Kenapa si orang nakal selalu diragukan" katanya membuat helena menggidikan bahunya ada kata sayang yang terselip di kalimat tadi membuatnya merasa jijik.

"Tujuan lo apa? Mau ngapus peraturan yang dibuat Osis?" tanya helena membuat gabriel langsung menatapnya.

"Tau aja si, jangan jangan kita jodoh" katanya sambil cengengesan.

"Ihhh serius dong" protesnya.

"Jadi kamu mau serius?" tanyanya sambil mengangkat alisnya, helena memalingkan pandanganya.

Seketika hening yang terdengar hanya suara mesin mobil dan suara musik dari radio mobil.

"Kali aja kalo gue jadi ketua osis, lo suka sama gue" caletuknya membuat helena mentapnya.

"Kalo gue gak suka kenapa gue terima lo? Logika aja Mr.Gabriel Abraham Wijaya" katanya sambil tertawa, gabriel terkekeh, suasanya di dalam mobil mulai hangat karena helena.

Haiii para readers yang aku sayanggg, masih setia gak baca I love you my senior, maaf ya kalau masih banyak typonya
:)

Nythadestyan

I love you my senior [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang