BAB VII

76 9 7
                                    

"Na, Ra weekend besok gue sama anak-anak mau ke puncak kalian pada ikutkan?" ajak Arsen ke mereka berdua.

"Iya sen gue ikut, gue boleh ajak Rasya kan?" Ara meminta izin ke Arsen untuk mengajak juga pacarnya, ya Rasya memang bukan teman sekampus mereka tapi Rasya sering ikut ngumpul sama mereka semua.

"Ya bolehlah Ra, lagian lebih rame lebih seru iyakan sayang" Arsen mendekat ke arah Naisa kemudian merangkul pundak Naisa. Naisa yang sedang asik dengan Hp nya sedari tadi tiba tiba terkejut.

"Ah apaan, eh lo ngapain rangkul rangkul gue" protes Naisa yang tidak terima di rangkul oleh Arsen. sebenarnya Naisa senang klo di perlakukan dengan manja oleh Arsen tapi dia takut jatuh cinta terlalu dalam ke Arsen.

"Aduh beb lu mah gitu sama gue, galak mulu sama gue" dengan bibir Arsen di manyun manyunkan.

"Ya elah ni anak minta di cium banget ya, sumpah nyebelin tau gak" balas Naisa tak mau kalah dengan memasang muka sok galaknya.

"Udah udah kalian bertengkar trus ya, akur gitu sekali-kali atau kalian jadian aja gitu, supaya kalian bisa sayang-sayangan wahahaha" gelak tawa Ara memenuhi ruangan kelas yang sedari tadi sudah mulai kosong dan hanya menyisakan beberapa orang di dalamnya.

--------------------------------------

"Sen gimana tadi yang masalah kasus yang di kasi prof" Naisa membuka suara karena sedari tadi arsen dan Naisa hanya diam-diaman

Mereka berdua sekrang berada di mobil menuju rumah Naisa, iya mereka hanya berdua, hanya ada Arsen dan Naisa.

"Oh masalah itu besok gue mau ke rumah sakitnya om gue, gue mau lihat secara langsung gimana penanganannya lagian prof juga kan membebaskan kita untuk mencari referensi dari mana saja"

"Kalau gitu gue ikut ya Cen bolehkan ya?" Naisa dengan wajah memelas dan pasang wajah terbaiknya di hadapan Arsen

"Iya iya bebi" saking gemas nya Arsen mengacak acak rambut Naisa

Setiba di rumah Naisa dan Arsen menuju ruang makan ya memang Naisa sudah berpesan sama Bi Iyah supaya memasakkan masakan untuk mereka berdua

"Makan yang banyak Sen, kasian lo kan kurus kering gitu, gue kasian sama lo kayak gak keurus gitu hahahah" suara cempreng naisa memenuhi seisi ruang makan naisa

"Na klo gini kita kayak suami istri ya? Makan berdua ketawa ketawa berdua"

Uhuuk Uhuuk

Mendengar perkataan Arsen tadi Naisa terbatuk dan matanya mengeluarkan air dan wajahnya memerah

"Na na lo kenapa minum dulu" dengan keadaan panik arsen langsung mengambilkan air minum untuk naisa

"Sorry Sen, keselek tulang ayam" jawab Naisa asal

"Eh bego mana bisa lo keselek tulang ayam, lo ya makanya makan itu pelan pelan lo mah makan kayak kuli gak makan setahun tau gak hahahhaha" ledek Arsen lalu tertawa

"ah sialan lo"

Mereka berdua pun melanjutkan makannya dengan keheningan.

"Sen lu pulangnya ntaran ya, ajarin gue dulu masih ada mata kuliah yang gak gue ngerti" bujuk Naisa agar Arsen tidak pulang, memang Naisa sering diajari Arsen setiap ada mata kuliah yang gak Naisa mengerti seperti sekarang ini.

"Klo lama lama di dekat Arsen kok gue merasa nyaman banget ya? Ehh tidak tidak boleh Na, lo gak boleh jatuh cinta dengan Arsen, ingat dia itu sahabat lo Na" batin Naisa

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang