BAB XIV

31 2 0
                                    

"Iya makasih Acen sudah mau menjenguk, oh iya salam ya sama Pacar lo" kata Naisa

Deg

"Ha? Oh iya Nai nanti gue sampein" dengan nada kaget Arsen menjawab pertanyaan dari Naisa

-Arsen-

"Jadi, Naisa sudah tau klo gue punya pacar? Tapi tau dari mana?" tanya ku kepada diri sendiri.

Dari rumah sakit gue langsung menuju mall dan menjemput Yanti, perasaan Yanti minta putus deh tapi.... ya sudahlah kadang cewek itu susah di tebak.

"Yang maafin sikap aku yang" kata Yanti

"Hhhm lain kali jangan gitu lagi ya ngambek gak jelas"

"Iya sayang, klo gitu besok kita jenguk Naisa kan aku juga mau kenal dekat Naisa dia kan sahabat kamu" kata Yanti tiba tiba

"Hhhmm" ku berfikir sejenak "oke" setujuku. "Kalau gitu aku antar kamu pulang ya" ajakku karena aku tau ini sudah malam dan aku butuhn istirahat, lebih tepatnya menenangkan diri dengan apa yang tadi terjadi di rumah sakit.

Sepanjang perjalanan aku hanya dia tidak memperhatikan apa yang dikatakan Yanti fikiran ku sekarang tertuju ke Naisa, apa reaksinya nanti?

Keesokan harinya

"Nai lo udah ngabarin Arsen klo lo udah di bolehin pulang?" kata Aji saat menjemput Naisa di rumah sakit

"Belom heheheh nanti sajalah pas di jalan" jelas Naisa

"Oke kalau semua sudah siap kita pulang sekarang?" ajak Dimas

"Oke" teriak Naisa semangat

"Wo wo santai buk" sindir Ara

Kelima orang yang ada di ruangan itu tertawa lepas

"Yuk ah" ajak Rasya

Mereka berlima pun meninggalkan ruangan Naisa dan menuju parkiran. Ara menggandeng tangan Naisa sedangkan Aji membawa barang-barang Naisa. Mereka sahabat yang bisa di andalkan, tidak sedikit pun meninggalkan Naisa.

Naisa mengambil ponselnya yang ada di saku celana dan menuliskan pesan singkat untuk Arsen

Naisa putri : cen hari ini gue pulang dari Rumah Sakit

Drrrttt

Arsen menerima sms dari Naisa dan dengan sigap langsung membalasnya

Arsen Aditya : oke, baik-baik lu ye. Nanti sore gue ke rumah lo, gue boleh ajak Yanti kagak?

Balasan Arsen sontak membuat Naisa terdiam sejenak, ada rasa sakit di hatinya. Dia harus menerima kenyataan kalau Arsen memang sudah mempunyai pacar

Naisa Putri : oke cen bawa aja kali, gue juga mau kenal sama pacar lo. Sampe ketemu di rumah ya, bye

Di tempat lain Arsen yang sedari tadi mondar-mandir entah apa yang ia fikirkan sekarang perasaan Naisa saat bertemu Yanti pasti itu akan membuat hati Naisa sakit, dia juga tau kalau Naisa menyimpan perasaan kepadanya, tapi karena egonya yang belum siap menjadi pacar Naisa makanya dia lebih memilih dekat dekat wanita lain bahkan berpacaran dengan wanita lain.

"Aaagggrh pusing gue, dulu aja gue gak mau jadian sama Naisa karena gue takut menyakiti hati Naisa, dan mau fokus sama kuliah gue tapi kenapa sekarang malah jadi berantakan gini sih? Secara tidak langsung udah menyakiti hati Nai, bahkan bukan hanya Nai yang bakal sakit karena gue Yanti juga" gumam Arsen, menyesali kebodohan yang ia buat sendiri

Mau tidak mau Arsen harus mengajak Yanti untuk menjenguk Naisa sahabatnya, di cari ponselnya yang tadi dia lempar asal, setelah menemukan ponselnya Arsen langsung menelpon Yanti dan menyuruhnya bersiap-siap.

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang