BAB XIII

51 3 4
                                    

"Naisa sakit gara-gara mikirin gue?" batin Arsen

Sudah 2 kali Naisa menyakiti dirinya sendiri demi mendapatkan perhatian dari Arsen. Arsen bingung sekarang bahkan dia gak tau di mana Naisa di rawat.

Ddrrrt Ddrrrt drrrttt

"Hallo Yan kenapa?"

"Sayang kamu di mana?" telpon dari Yanti

"Dirumah" jawab Arsen singkat

"Jemput aku sekarang, aku mau ke salon"

"Lagi males yang, besok aja ke salonnya ya" jujur, memang sekarang Arsen lagi mager keluar, di tambah lagi fikirannya fokus ke Naisa.

"Ya udah, kalau gak mau nganterin, aku bisa pergi sendiri, dan kita putus" ancam Yanti kemudian telpon dimatikan sepihak oleh Yanti

"Hallo, Hallo sayang arrgghhh" teriak Arsen frustasi

Berulang kali Arsen menelpon Yanti, tapi Yanti tidak menjawab telpon dari Arse

Sudah bisa ditebak sifat asli Yanti, dia sangat egois, suka marah, cemburuan. Dan itu membuat Arsen jengkel setiap permintaannya harus dituruti beda dengan Naisa walaupun dia manja tapi gak egois dan bukan tipe pemarah

"aaakkkhhhhh kalau begini terus gue mana bisa fokus kuliah? Tadinya gue nembak Yanti supaya perasaan gue ke Nai bisa hilang dan gue bisa fokus kuliah, tapi ini mah makin parah" Arsen ngedumel sendiri

-Rumah sakit-

"Cen, Arsen" terdengar suara serak dan lemah yang memanggil nama Arsen, sontak membuat kaget orang yang ada diruangan itu.

"Nai lo udah sadar Nai?" tanya Ara antusias

"Hhhmm, Ra, gue dimana?"

"Lo sekarang ada di rumah sakit Na"

"Gimana perasaan lo sekarang? Apa yang lo rasain?" Aji mendekat ke Naisa dan memeriksa suhu tubuh Naisa dengan menggunakan punggung tangannya yang di taro di dahi Naisa dan beralih memeriksa denyut nadi Naisa

"Masih agak pusing Ji" jawab Naisa lemah

"Laga lu Ji udah kayak Dokter profesional aja lo" ledek Dimas

"Calon Dokter Dim, sekarang waktunya praktek"

"Gue gak mau jadi kelinci percobaan lo Ji" sekarang giliran Nai yang berbicara, dan kompak saja orang yang ada di ruangan itu tertawa

Hahahaha hahahaha hahahah gelak tawa mereka mengisi ruang rawat Naisa, setidaknya kali ini Naisa bisa tertawa dan melupakan sejenak tentang Arsen

"Ara, Arsen mana?" tiba-tiba hening, suara tawa tadi kini berubah tegang mereka berempat saling berpandangan berharap salah satu di antara mereka mau menjelaskan kemana Arsen

"Hhm itu Na, Arsen tadi mau kesini tapi gue..." omongan Dimas terpotong

"Tapi dia sibuk Na, iya sibuk" bohong Rasya

"Kalian gak usah bohongi gue lagi, gue udah tau semuanya" jawab Naisa lemah

"Na lo jangan banyak fikir dulu yah, kita bakal di sini kok jagain lo" Ara langsung memeluk Naisa.

"Jangan khawatirkan gue, kalian lebay deh, gue gak apa-apa lagian gue udah ikhlas kok klo jodoh juga gak kemana" Naisa berusaha meyakinkan sahabat-sahabatnya

"Ini nih Naisa yang gue kenal dulu" sahut Dimas dan mereka berlima tertawa

"Siap Bu" bohong Naisa, dia sangat berharap Arsen mau menjenguknya.

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang