BAB XVII

21 0 0
                                    

"Nanaaaaaaaaaaaa awaaasssss" teriak Arsen ketika mobil melaju kencang ke arah Naisa

Naisa yang sadar dengan teriakan Arsen langsung menoleh dan buru-buru menghindar, tapi mobil itu terlalu cepat sehingga menyambar tubuh Naisa. Tubuh Naisa langsung terhempas ke tanah, kepala Naisa mengenai trotoar. Dengan cepat Arsen lari menyelamatkan Naisa dan diikuti oleh teman-teman Naisa. Mobil yang menabrak Naisa langsung kabur begitu saja.

Dengan sigap Arsen mengendong tubuh Naisa masuk ke dalam mobil dan langsung melariakannya ke rumah sakit.

Sangat terlihat jelas raut wajah cemas mereka semua

"Dim gimana lo udah tau siapa yang nabrak Naisa?" tanya Arsen

"sementara di lacak sama orang suruhan gue Sen" jawab Dimas, sebenarnya Dimas dan Aji adalah sepupu dan keluarga mereka juga sangat di segani makanya kalau masalah cari-mencari orang bagi Dimas adalah hal yang mudah

Riri dan Ara hanya bisa menangis, mereka tidak tau harus apa.

Tidak lama Doker keluar, dengan Sigap mereka semua berlari ke arah Dokter tersebut

"bagaimana keadaan Naisa Dok?" kini giliran Aji yang mengeluarkan suara

"benturan di kepalanya cukup keras sehingga membuat Naisa kekurangan banyak darah, tapi kalian tidak usah khawtir sekarang Naisa sudah melewati masa kritisnya"

"syukurlah" jawab Riri dan Ara bersamaan

"Dok apa boleh kita jenguk Nai?" tambah Riri

"iya, kalu Naisa sudah di pindahkan ke ruang perawatan"

"terima kasih Dok" jawab mereka bersamaan

Arsen dan yang lain menuju ruang rawat Naisa,

"Na" panggil Riri sedih

"udah Ri, jangan nangis dong, Nai pasti bakal sadar kok" Ara berusaha menenagkan Riri

"gue gak tega liat Naisa kayak gini Ra"

"udah Ri, kita doain aja supaya Naisa cepat sadar" tambah Ara

"Sen, gue baru di telpon sama orang suruhan gue, katanya mereka udah berhasil menemukar orang yang menabraki Nai"

"serius lo Dim?"

"iya Bro dan orangnya sekarang ada di kantor polisi" tambah Dimas

"oke kita kesana sekarang gue mau liat tampang orang yang sudah membuat Naisa celaka"

Setelah berpamitan Arsen dan anak laki-laki lainnya menuju kantor polisi

Betapa kagetnya Arsen melihat siapa yang sudah menabrak Naisa, ya yang sudah menabrak Naisa adalah Yanti, dia tidak terima telah di putuskan oleh Arsen.

-Rumah Sakit-

"hhmmm au, di mana nih?" tanya Naisa

"Na, lo udah sadar?" tanya Riri

"oke na ini angka berapa?" tanya Ara sambil mengangkat tangannya dan menujukkan angka dua

Emang dasarnya Naisa jahil, kedua temannya di kerjai abis-abisan oleh Naisa

"hhmmm tiga" jawab Naisa pasti

"Na, ini dua loh Na" kata Riri

"hhmmm, Na lo masih ingat gue kan?" tambah Riri

"eenggg kalian siapa?" jawab Naisa polos

Ara dan Riri saling berpandangan

"Na ini gue Riri sahabat lo dari SMP dan itu Ara sahabat lo juga" jelas Riri

"gue gak ingat kalian berdua siapa? Dan kalian panggil gue Nai?"

Kedua sahabatnya itu keadaan sedih melihat keadaan temannya itu, mereka berfikir akibat benturan di kepala Nai membuat Naisa jadi lupa ingatan.

"Na, lo masa lupa si sama gue?"

Naisa tidak bisa menahan lagi tawanya

"wahahhahaha kalian berdua tuh ya muka nya"

"Nai jadi lo kerjai kami berdua?" tanya Ara

"habisnya lo nya juga"

"kan gue mau praktekin apa yang gue dapat dari kampus saat orang baru sadar pas kepalanya kepentok kayak lu gini" jelas Ara panjang lebar

"ye, lo ya sama aja sama Aji jadikan gue kelinci percobaan" "hhhmmm ngomong-ngomong yang lain pada kemana?"

"yang lain ke kantor polisi" jawab Riri

"ngapain?" tanya Naisa lagi

"orang yang nabrak lo udah di tangkap" tambah Riri

Tidak lama kemudian Arsen dan yang lain tiba di rumah sakit setelah mengurus Yanti yang nekat menabrak Naisa

"Nai lo udah sadar?" tanya Arsen yang lansung duduk di samping ranjang Naisa

"ya seperti yang lo lihat" jawab Naisa singkat

"oh iya jadi kalian udah pada ketemu sama orang yang sudah menabrak Naisa?" tanya Ara penasarsn

"hhhmmm, udah yang ternyata yang nabrak Nai itu, si Yanti" jawab Rasya

"Apa?" jawab Naisa, Riri, dan Ara berbarengan

"weetssss santai dong cewek-cewek suara kalian ini sampai nusuk kuping gue" ledek Aji

"tapi kok bisa ya?" kini giliran Riri yang bertanya

Arsen menceritakan semua kronologi kenapa bisa Naisa di tabrak

"oohh, syukur deh yang jelas yang nabrak Nai sudah ketemu dan Nai nya juga udah gak kenapa-napa" tambah Riri

Mereka semua gantian menjaga Naisa di rumah sakit tapi tidak untu Riri, dia harus kembali ke jogja karena dia tidak mungkin bolos

Dua hari sudah Naisa di rawat di rumah sakit

"kalian pulang aja gih biar gue yang jaga Nai di sini" kata Arsen

"iya gue setuju ide Arsen, lagian sudah dua hari ini gue belum mandi" kata Ara

"oke kalo gitu kita jalan dulu, lo jaga Nai nya baik-baik ya" lanjut Ara

"iya bawel deh lo" "eh iya lo beliin gue makanan ya kalau ke sini" tambah Arsen

Tanpa ba bi bu lagi mereka berempat pun pulang ke rumah masing-masing

"hhhmmm Na, maafin gue ya" kini Arsen mengelurakan suara setelah hampir setengah jam mereka sibuk dengan fikirannya masing-masing

"hhhmmm"

"Nai"

"hhhmmm"

"Na lo marah ya sama gue?"

"hhhmmm"

"Na jawab dong lo kenapa Cuma hhhmm hhmmm doang?"

"bawel lu ah"

"lo gemesin ya Na"

"iya emang gue gemesin"

"iya sampai-sampai gue pengen cium lo"

"cium aja"

"gue cium beneran lo baru tau rasa"

"cium aja kalo berani"

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang