Part 1

14.9K 592 19
                                    

Aileen pov

Jam menunjukkan pukul 07.00 dan aku baru sampai dirumah ,karena semalam ada SO(Stock Obat). Yang membuatku harus begadang di Rumah Sakit.

"Assalamu'alaikum"ucapku ketika masuk kerumah.

"Wa'alaikumsalam"jawab bunda dari arah dapur.
Aku menghampiri bunda kedapur dan mencium punggung tangan dan pipi bunda.

"Bersih-bersih dulu Ai, nanti kita sarapan bersama"kata bunda

"Iya bun, Ai keatas dulu yaa"ucapku, dan segera berjalan kearah kamarku setelah mendapat anggukan dari bunda.

--------------
Setelah kurang lebih 30 menit bersih-bersih, aku segera turun kebawah untuk sarapan bersama keluargaku.

"Pagi ayah, bunda, abang"ucapku

"Pagiii"jawab mereka

"Ayo duduk, bunda udah buatin menu nasi goreng udang spesial untuk kamu"kata bunda

"Makasih bunda"jawabku

Aku memakan sarapanku dengan lahap, yaa karena memang aku sangat lapar, ditambah lagi energiku habis setelah begadang semalam.
Setelah sarapan kami berkumpul diruang keluarga, kebetulan hari ini ayah Dan bang In sedang tidak Ada jadwal praktek, sedang bunda memang lebih sering dirumah, ke Apotek kadang cuma 3 hari sekali atau seminggu sekali sekedar mengecek atau karena ada sesuatu yang penting, karena di Apotek sudah ada Asisten Apoteker.

"Bang Ha nggak kesini bun? "Tanyaku pada bunda.
Bang Dhuha atau aku lebih suka memanggilnya Bang Ha itu kakak laki-laki pertamaku, sekarang dia tinggal bersama istri dan anaknya. Biasanya setiap weekend mereka akan berkunjung kesini.

"Nggak,mereka mau ketempat orang tuanya Wana"jawab bunda.

Aku hanya mengangguk-angguk sambil menggumamkan kata 'ooh'.

"Bang In ,kapan nyusul bang Ha? Bang Ha aja udah punya anak, abang kapan? "Tanyaku kepada bang In.

Dia mendelik kesal kepadaku, sebenarnya aku tau kenapa abangku yg satu ini belum menikah, tapi aku hanya ingin menggodanya saja.

"Ck... Udah deh dek, gak usah sok gak tau, Kan kamu tau kaya gimana hubungan abang sama Dr. Nia, dia anggap abang cuman sahabat dek..."

Yaa, abangku ini memang terjebak friendzone. Tapi aku yakin sebenarnya Dr. Nia juga menyukai bang In, tapi muka bang In itu lho yang gak pernah serius ditambah gelar playboy yang disandangnya(?), jadi gimana Dr. Nia percaya sama bang In. Ck. Ck. Ck

"Yaudah, abang ajak nikah aja, temuin walinya langsung, kan cewek butuh kepastian, yaa nggak bun"meminta persetujuan bunda akan pernyataanku barusan.

"Gayamu deek,curhat heh?"cibir bang In
Aku cemberut mendengar cibiran bang In.

"Iya,benar kata adikmu Ndra...mungkin dia takut kalau kalian pacaran terus putus,kalian gak akan bisa sedekat waktu kalian sahabatan,mending kamu lamar dia aja bang,ayah sama bunda juga pengen liat kamu segera berumah tangga"kata bunda.

"Tuuh dengerin kata bunda bang, nanti keburu diajak nikah sama yang lain lhoo"kataku

Ayah hanya diam saja mendengarkan percakapan kami, ayah baru akan bicara kalau dirasa perlu.

"Iya. Iya gampanglah itu"jawab bang In.
"Kalau kamu gak ada gitu Ai yang coba deketin? Tiap libur kok dirumah terus,kalau kamu gak laku lagi biar abang carikan pacar,bosen abang liat kamu liburan sama buku kalau nggak sama laptop"Lanjutnya lagi.

Aku mendelik kesal kearahnya, enak aja dia bilang aku gak laku -_-
Bukannya nggak laku tapi sekarang aku berprinsip 'Jomblo Sampai Halal'
"Loh...kok jadi Ai sih? Kan kita lagi bahas nasib percintaan abang"
"Dan Ai bukannya nggak laku ya bang!!yang deketin Ai banyak"

"Kalau banyak kok nggak ada yang ngapelin?"tanya bang In

"Nah!!itu masalahnya bang, setiap mereka Ai suruh untuk ketemu sama ayah dan abang buat langsung ngelamar...mereka malah mundur teratur, berartikan nggak serius sama Ai"kataku

"Kalau gitu, misalnya ada yang datang nemuin ayah atau abang, kamu bakal langsung terima? "Kata ayah yang dari tadi hanya diam, sekarang angkat bicara.

"Kalau menurut ayah sama abang baik, kan gaada alasan Ai nolak"jawabku

"Emang kamu gaada kriteria khusus Ai? "Kata bunda

"Gaada bun, tapi mending ayah sama bunda lamarin dulu Dr.Nia untuk abang deh,abang udah frustasi banget tuh Dr.Nia gak mau jadi pacar abang,gombalan abang gak mempan lagi bun"jawabku

"Abang gak sefrustasi itu yaa dek, tapi kalau kamu ngelangkahin abang gak papa kok dek"kata bang In

"Ndeeh, abang ni...kalau abang kan udah ada calonnya, tinggal lamar aja,Ai kan belum ada calon"kataku

"Kan tadi kata kamu,kalau ada yang ngelamar kamu,terus menurut kami baik,kamu bakal terima...kan kita gak tau jodoh datangnya kapan"kata bang In

"Iyaaa,Ai manut apa kata orang tua ajalah, kalau emang itu membuat ayah, bunda sama abang bahagia"

"Tapi kamu gak akan merasa kepaksa kan Ai dengan keputusan kami? "Tanya ayah

"InsyaAllah nggak kok yah"
"Maaf,masih ada yang mau dibicarain? Kalau nggak, Ai mau pamit kekamar, mau istirahat dulu"lanjutku

"Yaudah, kamu istirahat aja dulu yaa"kata bunda

"Kalau gitu Ai pamit dulu yaa semuanya"ucapku, dan segera pergi kekamar.

***

Kota Jalur,
13 November 2017

Dokter Dan ApotekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang