Part 5

11.4K 519 9
                                        


***
Aileen pov

Aku menatap takjub pantulan diriku dicermin, wajah yang biasa hanya kupoles natural sekarang terlihat begitu berbeda dengan make up khas pengantin,menggunakan gaun berwarna putih gading dipadukan dengan jilbab berwarna putih menutupi sebagian tubuhku yang diatasnya terdapat sebuah mahkota, terlihat begitu cantik dan manis.
Bukan, bukan bermaksud terlalu percaya diri tapi memang menurutku ini penampilan terbaik sepanjang umurku.

Yaap,hari ini adalah hari dimana Sakha akan mengucapkan janji suci, yang akan mengikatku dalam ikatan halal yang InsyaAllah di ridhoi Allah.
Setelah pertemuan malam itu,ditetapkan acara akan dilaksanakan satu minggu setelahnya,dan itu hari ini.
Ntah bagaimana caranya keluargaku dan keluarga Sakha mempersiapkannya secepat ini,tapi memang acara hari ini hanya akad nikah yang akan dihadiri oleh keluarga dan orang terdekat saja...karena, walimahan akan diadakan satu bulan setelah ini.

Sebentar lagi acara akan dimulai dan aku duduk gelisah dikamarku, untung ada bunda dan Dira--sepupuku--yang menenangkan aku.

"Dibawa dzikir Ai, biar kamu tenang"kata bunda
Aku tersenyum kearah wanita yang sudah melahirkan ,membesarkan dan mendidikku selama ini.

"Maafin Ai ya bun,kalau selama ini Ai buat susah ayah sama bunda...maaf juga kalau ada kata-kata Ai yang menyinggung bunda"

Bunda tersenyum lembut dan menggenggam tanganku lembut.
"Kamu nggak nyusahin ayah bunda kok, kamu dan abang-abangmu adalah karunia terindah bagi ayah dan bunda. Jadi jangan berfikir seperti itu lagi yaa"
Aku langsung memeluk bunda, orang yang selalu menyediakan bahunya tempatku menangis, orang yang selalu mengulurkan tangannya ketika aku terjatuh, orang yang selalu merangkulku untuk bangkit ,ntah berapa banyak kasih sayang yang sudah dia berikan untukku, dan dia adalah malaikat tak bersayapku.

"Setelah kalimat ijab dan qabul diucapkan berarti surgamu sudah berpindah kesuamimu, ikuti perintah suamimu selama itu tidak melenceng dari agama...kalau ada masalah selesaikan baik-baik, jangan lawan emosi dengan emosi"nasehat bunda sambil mengelus punggungku lembut.
Aku hanya mengangguk didalam pelukan hangat bunda.
Aku tidak tau harus seperti apa, cukup dengan pelukan ini semoga bunda tau kalau aku sangat menyayanginya.

"Udah, bentar lagi acaranya akan dimulai"kata bunda.
Aku melepaskan pelukan hangat bunda dan tersenyum kearahnya,dan menarik nafas dalam-dalam mencoba menghilangkan kegugupanku.

Aku baru bisa bernafas lega ketika kata 'sah' diucapkan para saksi, tapi itu hanya bertahan sementara...
Karena, aku harus menemui kak Sakha--suamiku,yang kembali membuat jantungku berdetak tidak normal, berkali-kali aku menarik nafas dalam berharap detakannya kembali normal, tapi kurasa itu tidak berefek sama sekali,sampai aku tidak sadar kalau ternyata aku meremas tangan Dira yang membuatnya meringis kesakitan.

"Kak, tangan Dira sakit..."kata Dira

"Ya ampuun, maaf Dir"

"Besok-besok Dira nggak mau ah jadi pengiring pengantin lagi, kalau tangan Dira jadi korban"katanya dengan nada merajuk dan bibir monyong, aku tertawa melihat tingkahnya yang menurutku itu menggemaskan.

"Nah, gitu dong kak...jangan tegang, sekarang ayo kita temui kak Sakha, pasti dia terpesona sama kakak"katanya sambil tersenyum manis kearahku, dasar abg labil tadi merajuk sekarang tersenyum...tapi aku juga berterima kasih padanya, paling tidak sekarang aku bisa sedikit lebih santai.
Aku hanya tersenyum kearahnya sebagai ucapan terima kasih, dia balas tersenyum lalu menuntunku untuk berdiri diikuti oleh bunda.
Dan sekarang dari jarak 2m aku bisa melihat kak Sakha yang begitu tampan dengan pakaian yang berwarna senada dengan pakaian yang ku kenakan, sepertinya akulah yang terpesona padanya...sekarang dia berdiri tepat didepanku, bunda memberi isyarat untuk mencium tangan kak Sakha. Kucium tangan kak Sakha dan dibalasnya dengan mencium keningku cukup lama, kemudian dia memasangkan cincin kawin ketanganku dan begitu juga sebaliknya.
Setelah itu dia menuntunku duduk didepan penghulu, untuk menanda tangani surat nikah dan mendengarkan nasehat pernikahan, yang isinya tentang hak dan kewajiban suami keistri begitupun sebaliknya.

***
Sakha pov

Setelah acara akad nikah yang membuatku begitu gugup-- bahkan mengalahkan rasa gugupku saat pertama kali aku melakukan operasi -- tapi untungnya aku bisa melakukannya tanpa harus mengulang. Dan saat ini yang ada hanya suasana santai dan kekeluargaan yang terasa.

"Kak, aku ambilkan kakak makanan dulu yaa,tunggu sebentar"kata Aileen.
Aku hanya mengangguk sebagai balasan.
Tak lama kemudian, Aileen kembali dengan sepiring nasi beserta lauk pauk nya dan beberapa cupcake.

"Kamu nggak makan Ai?"tanyaku.

"Nggak kak, Ai makan ini aja"katanya sambil menunjuk cupcake didepannya.

"Kamu juga harus makan nasi Ai, ayo buka mulut"kataku mengarahkan satu sendok makanan kearahnya, dia terlihat ragu.

"Ayo buka mulutnya, kita makan sepiring berdua biar romantis"kataku, tapi dia malah terkekeh.
"Kenapa? Ada yang salah ?"

"Nggak kok, tapi aneh aja rasanya"
Aku tersenyum, memang benar...aneh rasanya, karena selama ini aku dan Aileen memang jarang berinteraksi.

"Yaudah, mulai sekarang kamu harus mulai terbiasa dengan perlakuan dan kelakuan kakak"kataku sambil mengarahkan kembali sesendok makanan kearahnya, dan kali ini dia tidak menolak, membuatku tersenyum senang.

"Ciee, pengantin baru...apa-apa berdua'an"tiba-tiba Indra datang bersama bang Dhuha dan Wana--istrinya--sambil menggendong anaknya.

"Ciee, jomblo apa-apa sendirian"kata istriku, dengan menopang dagu menggunakan kedua tangannya dan mengedip-ngedipkan matanya, menurutku itu sangat manis dan imut.
Tapi kulihat Indra terlihat kesal.
Aku, bang Dhuha dan Wana tertawa melihat wajah nelangsa Indra.

'Niat mau bully pengantin baru, eeh malah aku yang di bully' gerutu Indra yang masih bisa kami dengar.

"Hahaha, kamu dek...ngomongnya nyelekit banget kasian noh si Indra"kata bang Dhuha sambil menunjuk Indra.
"Lo juga Ndra,dimana-mana yang jomblo yang dibully 'kapan nikah' kalau mau ngebully pengantin nikah dulu sono"lanjutnya.

"Aah, kalian nggak asik...awas kalian aku kaduin bunda" kata Indra sambil menunjuk-nunjuk kearah kami, seperti anak kecil yang akan mengadu kepada ibunya bila diganggu teman-temannya.

"Kaduin aja bang, paling bunda juga nyuruh abang cepet nikah, disana malah ada para tetua yang pasti akan membuat kuping abang panas mendengar celotehan mereka tentang pernikahan"kata Aileen santai, membuat Indra mengacak-acak rambutnya kesal, dan lagi-lagi kami tertawa melihat tingkah Indra.

Itu membuat Indra pasrah dan dia lebih memilih duduk bersama kami.

Akhirnya setelah makan malam bersama dan shalat isya berjama'ah kami akhirnya bisa beristirahat, acara hari ini cukup melelahkan.
Tapi aku teringat akan aktivitas pengantin baru yang membuatku semangat, kalian fikir aku mesum? Hei! Aku pria normal dan beristri kalau kalian lupa.

"Ai kita shalat sunnah dulu yaa"kataku ketika sudah berada dikamar Aileen.

"Iya, biar Ai siapkan peralatan shalat nya dulu, kakak ambil wudhu lah dulu"aku hanya mengangguk dan berlalu ke kamar mandi.

Setelah shalat Aileen mencium tanganku dan aku mencium keningnya kemudian membacakan do'a dan yang terjadi setelahnya hanya aku, Aileen dan Allah yang tau
––––––––––

Kota Jalur,
10 Januari 2018

Untuk para jomblo yang nggak malam minggu💃😂(termasuk aku)

Dokter Dan ApotekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang