Part 6

7K 321 4
                                    

Pagi pertama bersama seorang laki-laki yang sedang tidur dengan tangan yang melingkari tubuhku. Aneh. Itu yang pertama kali aku rasakan. Biasanya bangun pagi dengan bantal guling dipelukanku(yang tentunya tidak bisa membalas pelukanku),sekarang berubah menjadi sosok laki-laki yang kemarin telah mengikatku dalam sebuah hubungan berlabel halal. Dan jangan kira aku lupa akan fakta itu,aku ingat. Sangat ingat.

"Hei,apa yang sekarang ada di kepalamu?sampai-sampai membuat keningmu berkerut begini?ini masih subuh Ai"ucap kak Sakha,sambil mengusap keningku lembut. Memang apa yang aku pikirkan tadi?

"Tidak ada kak,ayo bangun kita shalat tahajud. Dan kakak juga harus bersiap shalat subuh ke mesjid"

Aku mulai beranjak ke kamar mandi,sedangkan dia mulai menegakkan tubuhnya.

Kalian bertanya apa yang terjadi semalam?Hei!kalian ini,masih jomblo,belum menikah pula. Tidak baik bertanya soal apa yang dilakukan penganten baru di malam pertama mereka.

Tapi kalau kalian masih penasaran,baiklah...baiklah...semalam tidak terjadi apapun,kami hanya tidur dan melepas lelah setelah seharian berdiri menyalami dan tersenyum kepada setiap tamu yang hadir. Jadi,kalian jangan berharap terlalu cepat untuk segera mendapatkan ponakan dari kami yaa.

***
Pagi hari seperti rutinitas biasa,sarapan dan berkumpul bersama keluarga yang masih tinggal di rumah. Mendengarkan nasehat-nasehat tentang pernikahan, bahwa pernikahan tidak selamanya berjalan lurus tanpa ada hambatan, pasti ada kerikil-kerikil tajam yang akan menjadi hadangan ditengah jalan nanti. Tinggal bagaimana menyikapi nya, apakah kerikil-kerikil itu akan menghentikan langkah kita untuk maju kedepan atau kita hadapi bersama sampai berhasil melewatinya.

Yaa, pokoknya banyak lah petuah petuah dari keluarga yang sudah lebih dulu merasakan kehidupan berumah tangga.

"Ai, ini baru awal dari kisah kita. Perjalanan kita baru dimulai, nanti kalau ada hal yang kamu tidak suka tentang kakak bicarakan, jangan dipendam sendiri, biar kakak tau apa yang harus kakak lakukan yaa"ucap kak Sakha padaku, perjanjian tersirat sepertinya.

"Iya kak...kakak juga gitu yaa, kalau Ai salah tolong tegur dengan lemah lembut, kita sama-sama belajar yaa. Masih banyak hal yang Ai gak tau tentang kakak, begitupun kakak pastinya"

"Aku tidak tau tentang kamu?aku sudah menjadi stalker mu sejak lamaa istrikuu,aku tau apa yang kamu suka,apa yang tidak kamu suka"katanya sambil mencubit pipiku, aku hanya cemberut karena tingkshnya itu. Tapi,tidak lama ada tangan yang memukul tangan kak Sakha...membuat kami menoleh kearah si pemilik tangan.

"Gak usah pamer kemesraan deh, hargailah para jombi,jomblo bingung yang ada disini"ujar kak Sakha dengan wajah sebal.

"Jombi kok bangga-_-"balasku,mana ada jomblo yang bangga akan statusnya,kalaupun ada yang mengaku bahagia dengan kejombloannya percayalah itu hanya biar tidak dikasihani orang-orang, pasti ada saatnya para jomblo merasa kesepian tidak ada yang menanyakan kabar, tidak ada yang memberi perhatian. Yakan?karena aku pernah berada di posisi kalian,hahaha... becanda,tapi jomblo sebelum akad lebih baik,daripada terikat dalam hubungan yang dilarang. Tapi,lebih baik lagi kalau kalian segera mengakhiri kejomblo an itu.

"Eeh,bukan jombi...tapi abang adalah penganut paham independen, yang sedang tidak ingin berkoalisi dengan siapapun"bela bang Indra.

"Heleeeh,abang sekarang jadi politikus jomblo?mewakilkan suara-suara para jomblo lainnya?"

"Bukan jomblo dek issh..."

"Jomblo,yaa tetep jomblo"

"Bukaaan"

"Stoop,kalian ini yaa...yang satu udah 26 tahun,yang satu udah nikah. Tapi,tetep aja kerjaan ribut terus"ucap bunda sambil menjewer telinga kami berdua.

"Aau,auu,bunda..."ringis kami,bukan sakitnya tapi malunya di tertawakan anggota keluarga yang ada disana,termasuk suami sehariku yang ikut menertawakan aku dan bang Indra.
"Ampun bundaa,abang tu masa jomblo bangga sih bun..."rengekku ku pada bunda,sambil menunjuk bang Indra.

"Bukan jomblo dek,penganut paham independen"bela bang Indra.

"Mulai lagi?"bunda semakin menjewer telinga kami berdua. Ya Allah,berasa jadi anak bandel banget dijewer. Ini depan keluarga dan suami lagi.

"Bun...lepasin Aileen dong,kasihan...kan Ai cuma gak mau abang satu satu nya jadi bujang lapuk"kali ini bukan aku yang mengejek bang Indra,tapi itu suami ku yang baru saja bicara sambil melihat bang Indra dengan senyum jahil.
Bunda melepaskan jewerannya dari kami.

Rasanya aku senang sekali sekarang ada yang membantu ku untuk mem bully abang ku sendiri(ketawa jahat dalam hati,hahaha).

"Adik ipar gak boleh gitu sama abang ipar yaa,kalau bukan karena gue mana bisa lo sama adek gue. Pasti sekarang lo juga masih jomblo"tuding bang Indra.

"Terimakasih bantuan nya abang ipar, sekarang lo harus membantu diri lo sendiri bebas dari jerat status jomblo"

Ya ampun,aku ngakak dosa nggak ngetawain abang sendiri?suamiku kalau ngomong yaa,bener banget.

"Sudahlah,aku harus menjauh dari area ini. Sebelum semakin di serang dengan bully-bully an sepasang suami istri. Nanti gue bawa istri kerumah ini"sombong bang Indra.

"Istri?calonnya dulu mana bang?kami saja belum melamarkan satu gadis pun untuk kamu,sok-sok an mau bawa istri kemari"bunda ikut-ikut an mem bully bang Indra.

Aku puas sekali tertawa melihat ekspresi kesal abangku.

***
Sekian dulu dari author yaa, sebagai penganut paham yg sama dengan bang Indra...otak author harus bekerja keras untuk halu biar bisa merangkai kata🤣
Mari kita halu berjamaah yaa,bantu author kalian ini biar bisa up teruus.
Terima kasih❣

Dokter Dan ApotekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang