Part 7

6.4K 344 4
                                    

Hari ini, Aileen dan Sakha sudah mulai kembali bekerja, setelah izin selama 2 hari.
Yaa, mereka belum ada rencana untuk honeymoon karena acaranya memang agak mendadak,ditambah kesibukan Sakha sebagai Direktur sekaligus Dokter yang mempunyai tanggung jawab terhadap RS dan pasiennya.

"Yang, hati-hati yaa nanti jam makan siang keruangan kakak yaa"kata Sakha sambil memeluk Aileen.

"Iya"jawab Aileen singkat, kemudian mencium tangan suaminya dan dibalas Sakha dengan mencium keningnya.
Aileen dan Sakha berjalan bersama memasuki RS, para dokter dan perawat terus memperhatikan Aileen dan Sakha karena setahu mereka Aileen dan Sakha jarang sekali berinteraksi, ditambah lagi Aileen jarang bicara berdua dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
Yaa, orang-orang di RS memang belum tau kalau Sakha dan Aileen sudah menikah, mereka tidak berniat menyembunyikan status mereka, tapi lagi-lagi karena acara yang mendadak membuat mereka hanya mengundang keluarga diacara akad, tapi resepsi pasti mereka akan mengundang semua bagian di RS.

Saat Sakha dan Aileen berpisah, karena ruangan mereka yang berbeda para dokter dan perawat pun masih memperhatikan mereka, tapi Aileen dan Sakha hanya tersenyum melihat wajah bingung para dokter dan perawat.

"Mbak, kok nggak masuk sih 2 hari ini?terus hubungan mbak sama dokter ganteng apa?kalian pacaran ya?"tanya Siska bertubi-tubi.

"Ya Allah Siska, belum mbak duduk Sis udah kamu tanya macam-macam "kata Aileen, yang hanya dibalas cengiran oleh Siska.

"Maaf mbak, yaudah silahkan mbak duduk dulu"kata Siska sambil menarik kursi untuk Aileen.

"Terima kasih, baru 2 hari mbak nggak masuk kamu udah kangen aja sama mbak Sis"

"Jadi kenapa mbak nggak masuk 2 hari ini?"tanya Siska semangat tanpa peduli apa yang diucapkkan Aileen, Aileen memutar bola matanya malas, sedangkan Rani--AA (Asisten Apoteker) yang juga satu shift dengan Aileen dan Siska hanya terkekeh melihat tingkah Siska yang sudah kepo akut.

"Ada acara"jawab Aileen singkat.

"Acara apa?"

"Acara keluarga"

"Acara keluarga yang kaya' gimana mbak?"tanya Siska mulai kesal mendengar jawaban singkat Aileen.

"Nikahan"jawab Aileen sambil memutar kursinya dan menghidupkan komputer untuk melihat laporan obat-obatan.

"Siapa yang nikah mbak? dokter Indra?"

"Bukan"jawab Aileen yang lagi-lagi singkat membuat Siska gemas bercampur kesal.

"Terus siapa dong mbak?"

"Mbak"jawaban Aileen singkat tapi membuat Rani terkejut, sedangkan Siska sepertinya masih mencerna ucapan Aileen.

"Sama siapa mbak?kok nggak ngundang-ngundang sih?"tanya Rani yang mulai kepo, sedangkan Siska sepertinya belum juga mengerti.

"Maksudnya mbak Rani apa?emang mbak tau siapa 'mbaknya' mbak Ai? Setau Siska nih yaa mbak Aileen cuma punya kakak cowok"dengan wajah bingung yang polos(?).

"Dasar lemot"kata Rani sambil menoyor pelan kepala Siska.
"Yang nikah itu ya mbak Aileennya Siskaaa"lanjut Rani gemas.

'Sepertinya memang ada yang salah dengan otaknya Siska, padahal ini masih pagi itu berarti otaknya masih fresh,tapi apa mungkin otaknya sama seperti mesin mobil atau motor yang tiap pagi harus dipanaskan dulu?' pikir Aileen geli, melihat Siska yang masih belum mengerti maksud Rani.

"AP..a"suara Siska mengecil diakhir, karena melihat seseorang yang berdiri tepat dibelakang Aileen.
Aileen bingung kenapa suara Siska mengecil diakhir, sehingga ia pun mengalihkan fokusnya ke arah Siska, dan keningnya semakin berlipat melihat wajah Siska dan Rani yang...ntahlah, sulit dijelaskan...
Aileen pun mengikuti arah pandang Siska dan Rani, dan betapa terkejutnya dia melihat siapa yang berdiri dibelakangnya, tapi dia bisa menguasai diri dengan baik sehingga dia kembali bersikap tenang.

"Maaf, ada apa yaa dok?"tanya Aileen formal, karena ini bagaimanapun Sakha adalah pimpinannya.

"Saya mau obat-obatan ini, nanti tolong antar ke ruangan 110"jawab Sakha juga dengan bahasa formal.
Aileen menatap bergantian Sakha dan resep yang yang ada ditangan Sakha dengan wajah bingung, karena biasanya yang akan menebus resep adalah pasien/keluarga pasien atau perawat tapi ini...

"Saya tunggu segera Ai...yang" kata Sakha dengan menyebut kata 'yang' tanpa suara, membuat Aileen menatap tajam suaminya itu, Sakha berusaha menahan tawanya melihat ekpresi istrinya.

'Ya Allah, semoga Siska dan Rani nggak ngeh apa yang dibilang kak Sakha' batin Aileen

"Iya dok..."Aileen berusaha menormalkan suaranya agar tidak terdengar kesal, karena disana masih ada Rani dan Siska, kalau mereka tidak ada disana ntah apa yang akan Aileen lakukan pada suaminya itu.
Sakha tersenyum kecil kearah Siska dan Rani lalu pamit.
Rani dan Siska? Hanya tersenyum kikuk ke arah Sakha.

"Assalamu'alaikum"ucap Aileen saat masuk keruangan 110 untuk mengantarkan obat-obatan yang diminta Sakha.

"Wa'alaikumsalam"jawab semua orang yang ada diruangan itu.

"Maaf, saya mengantarkan obat untuk Aina"

"Loh kok mbak Aileen yang antar obatnya?"tanya perawat Dina bingung.

"Saya yang minta"potong Sakha, saat Aileen baru akan menjawab.
Dina hanya hanya mengangguk paham.
Aileen pamit dari ruangan itu dan tak lama Sakha sudah berjalan disampingnya.

"Hai ibu Apoteker"sapa Sakha sambil tersenyum manis kearah Aileen.

"Hai juga bapak Dokter"balas Aileen juga dengan senyuman manis menghiasi wajahnya.
Tapi kemudian Aileen mencubit perut Sakha, karena masih kesal dengan kejadian di Apotek tadi.

"Auuw, sakit yang..."ringis Sakha.
"Baru 3 hari nikah, udah KDRT aja  yang "kata Sakha dengan ekspresi yang dibuat-buat.

"Lebay"cibir Aileen, sambil terus berjalan meninggalkan Sakha.

"Kamu kenapa sih?karena yang di Apotek tadi?"tanya Sakha menyenyajarkan langkah dengan Aileen, tapi Aileen tetap diam.

"Kak, kalau di RS jangan panggil 'yang' dong...maaf, bukannya Ai nggak suka tapi kan disini status kita atasan dan bawahan, nggak enak sama yang lain"kata Aileen merasa tidak enak hati,Sakha tersenyum lembut kearah Aileen.

"Oke, tapi kalau lagi berdua kakak tetap manggil kamu 'yang' "tegas Sakha.

"Yaudah, Ai pamit yaa pak Dokter"

"Iyaa, ibuk Apoteker...ingat nanti siang jangan lupa"Aileen mengangguk, tanpa disangka Sakha mencium kening Aileen, membuat Aileen menatap Sakha tajam.

"Tenang, gak ada orang kok yang ..." kata Sakha sambil terkekeh geli melihat ekpresi Aileen.

Aileen memutar bola matanya malas
"Yaudah, Ai pamit dulu yaa"pamit Aileen lalu berjalan menjauh, tapi baru beberapa langkah Aileen berbalik lagi menghadap Sakha.
"Dan kakak nggak usah modus! Sok-sok an nyuruh antar obat lagi"dengan nada yang dibuat galak.
Tapi malah membuat Sakha tertawa kemudian dia berbalik meninggalkan Aileen yang menatap sebal kearahnya.

'Ternyata begitu menyenangkan mempunyai istri' batin Sakha.

––––––––––

To be continue 😉😉♥

Dokter Dan ApotekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang