Part 8

7K 331 12
                                        

Aileen pov

''Mbak, jadi mbak udah nikah? Sama siapa? Kok nggak ngundang-ngundang kita sih?"berodong Siska padaku, padahal aku baru sampai dan masih kesal dengan kak Sakha.

"Kepo!"kataku, kemudian fokus kearah komputer didepanku.

"Iih...mbak Ai sekarang nggak asik"gerutu Siska, yang masih dapat kudengar, tapi aku tetap fokus dengan layar didepanku.

Tidak terasa ternyata sudah jam makan siang, aku menyuruh Siska dan Rani untuk istirahat duluan.
Karena tidak ada pasien dan aku juga sudah mengerjakan pekerjaan lainnya, jadilah sekarang aku bermain game dikomputer.

"Hai, ibu Apoteker"sapa seseorang dibelakangku lalu dia mencium pipiku, tapi aku masih diam dan berpura-pura fokus dengan permainan didepanku, kulihat dari sudut mataku dia menarik kursi lalu duduk disampingku.
"Jam istirahat itu digunakan untuk shalat dan makan siang bukan untuk bermain game"katanya masih berkicau disampingku.

"Ai udah shalat dan nggak mungkin kami semua pergi makan siang kan pak Dokter ?"ujarku, lalu mempause permainanku dan menghadap kearahnya.
"Dan pak Dokter, kenapa jam makan siang malah kesini? Disini tidak ada makanan, apa mau makan siang dengan obat pak Dokter?"

Dia malah tertawa, kenapa hari ini dia sering sekali tertawa...ck!
"Tentu saja tidak ibu Apoteker, aku hanya ingin mengajak ibu Apoteker makan siang, karena sepertinya ibu Apoteker lupa ada janji dengan pak Dokter ini"

"Ck!apa sekarang kakak mengganti panggilan untukku?apa nggak ribet manggil Ai dengan panggilan sepanjang itu?"

"Suka suka kakak lah manggil kamu apa"jawabnya cuek, lalu berdiri melihat-lihat isi Apotek, sepertinya.
Baru aku akan membalas ucapannya, tiba-tiba ada suara rusuh dari arah pintu, dan disana Siska berdiri dengan nafas terengah-engah.

"Mbak, mbak...mbak tau nggak Direktur RS ini Dokter Sakha yang ganteng itu udah nikah mbak,terus katanya istrinya itu Apoteker"kata Siska heboh, sepertinya dia tidak menyadari kak Sakha berdiri dibelakangnya, karena saat masuk tempat kak Sakha berdiri memang terhalang lemari obat.

"Emang iya"jawabku santai, kulihat kening Siska berkerut.

"Emang mbak tau istrinya Dokter Sakha?"

"Tau lah"

"Kok bisa? Cantik nggak?"tanya Siska antusias.

"Kan aku datang keacara itu, dan pastilah istrinya cantik"jawabku, dan kulihat kak Sakha menaikkan sebelah alisnya lalu dia mengatakan 'PD kali' tanpa suara, aku hanya mencebikkan bibir kearahnya dan kulihat dia sedang menahan tawa.

"Kok mbak diundang sih? Kok yang lain nggak?"

"Yaiyalah Siska, Aileen nya diundang kalau nggak saya mau nikah sama siapa?"kata kak Sakha,mendengar suara kak Sakha membuat Siska memutar tubuhnya secara perlahan seperti slowmotion, aku berusaha menahan tawaku melihat tingkah konyol Siska dan sepertinya kak Sakha pun sama sepertiku.

"D..d..dokter sejak kapan ada disini?"tanya Siska tergagap.

"Sejak tadi"kata kak Sakha santai.
"Berhubung kamu sudah ada disini, saya pinjam 'Apoteker' kamu dulu yaa"kata kak Sakha, dengan sedikit menekankan kata 'Apoteker' lalu menarik tanganku keluar Apotek meninggalkan Siska yang masih bingung.
Diluar Apotek aku sudah tidak bisa menahan tawaku lagi, mengingat tingkah konyol Siska barusan apalagi ekpresi wajahnya saat melihat kak Sakha menarik tanganku.

'Otak Siska butuh di install ulang kayanya, lemot banget' batinku.

"Kamu PD banget ya ibu Apoteker"kata kak Sakha, menghentikan tawaku.

Dokter Dan ApotekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang