Semua orang bilang di usia ku yang sudah 22 tahun tidak seharusnya bersikap manja. Sudah semestinya aku bersikap dewasa dan mulai mencari pendamping hidupku. Aku bosan dengan kata itu, memangnya mencari pendamping hidup itu gampang apa? Itu sama aja dengan merubah sifat manja ku menjadi dewasa "Susah". Ya memang aku masih manja, tapi tak apa bukan asal aku bisa bertanggung jawab. Lagi pula manja itu nyenengin tau, karna kita bisa merasakan kasih sayang semua orang meskipun banyak juga yang tidak menyukai sifat manja ku ini. Tapi yang terpenting aku masih mempunyai keluarga, sahabat yang selalu memanjakanku dan menerima aku apa adanya.
Ku awali pagi ini drngan senyuman yang selau menyertaiku.
Hari ini seperti biasa, aku menunggu mikah dan ify untuk berangkat bersama ke kantor. Meskipun aku anak yang manja, tapi aku tetaplah seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua dengan bekerja tanpa menggunakan kekuasaan orang tuaku.Aku bekerja di kantor "Kohler" sebagai sekertaris, sedangkan ify dia sebagai bendahara, dan mikha sebagai kepala bagian, kerenkan kita? Sudah 3 tahun aku bekerja disana dan aku sungguh nyaman. Karna apa? Karna di kantor itu lah aku menemukan sosok sahabat yang sebenarnya (Ify dan Mikha). Aku sungguh menyayangi mereka, mereka tidak seperti taman ku dulu. Yang hanya ada disaat aku senang dan meninggalkanku disaat aku susah.
Ttttiiiiiit....(bunyi suara klakson mobil). Aku yakin itu pasti mikha dan ify. Aku pun pamitan kepada mamah dan papah sebelum mereka ngambek karna menunggu ku kelamaan.
"Mah, pah, yuki pamit kerja", kataku sambil mencium tangan mamah dan papah.
"Sayang kamu beneran gak mau kerja di kantor papah kamu aja?", tanya mamah untuk yang kesekian kalinya. Ya meskipun aku sudah 3 tahun bekerja di kantor "Kohler", mamah masih saja menginginkan aki kwrja di kantor papah.
"Mah keputusan yuki tidak akan berubah, yuki kan gak mau di bilang manja", ucap yuki dengan suara manjanya.
"Tapi sayang....", kata mamah dengan nada khawatirnya maklum aku anak tunggal.
"Mah itu keputusann yuki, percaya sama yuki dia kan sudah besar. Dia sudah tau mana yang benar dan mana yang salah", bela papah.
Yaa jika mamah sudah menyuruhku untuk kerja di kantor papah, papah selalu membela ku. Meskipun awalnya papah juga ngotot supaya aku kerja di kantor papah, tapi setelah aku mengatakan alasannya dengan sungguh-sungguh, akhirnya papah menyetujuiku dan membiarkanku kerja di kantor orang lain.
Tttiiiitttttt.....(bunyi klakson untuk kedua kalinya).
"Mah, pah yuki berangkat. Mikha dan ify sudah menunggu lama. Assalamualaikum", kata yuki setelah mencium pipi ke dua orang tuanya.
"Waalaikumsalam".
Aku pun langsung membuka pintu mobil penumpang. Karna aku yakin ify pasti di depan dengan mikha di kursi kemudi.
"Kuy lu buat kita jamuran tau", kesal ify setelah aku duduk.
"Iya, besok-besok lebih baik kita tinggalin dia aja fy", ajak mikha dengan muka juteknya. Setelah itu dia mulai menyalakan mobil dan menjalankannya.
"Yaaa maafin princess, kalian kan tau mamah aku selalu membujuk ku Untuk resign dari kantor", jawab yuki dengan suara melasnya tidak lupa manja.
"Hmm", jawab ify dan mikha kompak.
"Yaa plis maafin princess, princess janji gak akan bikin kalian nunggu lama lagi", ucap yuki dengan suara menahan tangis.
Sungguh mikha dan ify ingin ketawa mendengar suara yuki yang menahan tangis, tidak lupa suara manjanya. Sebenarnya mereka tidak marah hanya saja mereka ingin mengerjai yuki dan melihat 1000 macam ekspresi yuki. Itu sungguh menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny
FanfictionIni cerita tokohnya di ambil dari artis favorit saya, dan saya harap kalian suka. Untuk tokoh utamanya (Alki, Rify, Mikha-Morgan, Alsha, Stefi-Iqbal). semuanya di bagi rata dan itulah tokoh utamanya, nanti juga akan ada tokoh tambahan untuk di jadik...