He knows

50 10 1
                                    

Aku masih pulang ke rumah Anggi setelah sekolah. Dengan hati berdebar, katakanlah seperti itu. Aku melihat notif dari Putra.

"Yang, gue baca tulisan lo di blog."

"Namanya Putra, sengaja?"

Aku sangat kaget. Ntahlah, merasa malu juga. Memang semenjak Putra tidak memberi kabar apapun. Aku berimajinasi dengan menuangkannya ke blog.

Aku juga lupa kalau link nya aku share disalah satu akun sosial media. Ternyata dia ngeliat.

"KENAPA LO BACA SIH? GUE KAN MALUUUU."

"Hahaha, karakternya gue ya?"

"Pede banget sih lo."

"Haha lanjutin dong ceritanya. Gue gak expect itu cerita. Gue kira blog apaan."

"Bilang aja lo kepo."

"Hahaha karena gue udah di tkp, ya gue baca. Daripada mubazir."

"Itu imajinasi gue pas ditinggal sama lo."

"Oh jadi itu beneran gue? Ciee."

"Apaansii."

"Lanjutin dong."

"Udah gak mood."

"Dih kenapa dah? Karena karakternya udah balik makanya gak mood ya?"

"Gue baca lagi ahh."

"Jangan dibaca lagiii! Bete!"

"Gemes Mel. Little Mella."

"Berantem yuk? Ngeselin! Dah ah gue mau pergi. Bay!"

"Mau kemana?"

"Cari pacar."

"Oke deh. Good luck."

Aku tertawa membaca pesannya. Tapi sedikit kesal. Seharusnya dia itu marah atau apa gitu kan. Masa cewe nya mau cari pacar di biarin?

Sebenarnya aku bukan nyari pacar. Tapi latihan basket.

Hold on. Aku bukan anak basket yang kayak kalian pikir.

Aku cuma latihan karena besok mau ambil nilai basket. I'm not good enough in sport tho.

---

Hari sudah mulai gelap, suara dari masjid sudah mulai terdengar. Baru suara mengaji, belum adzan.

Tapi aku masih latihan. Efeknya karena tetap beraktifitas di suasana maghrib, kaki aku keselo.

Satu kata buat deskripsiinnya.

Sakit.

Demi apapun keseleo itu sakit. Kalian jangan coba-coba mau keseleo.

Untungnya aku tadi perginya bareng Firda, salah satu sahabatku setelah di antar pulang ke rumah oleh Anggi. Dan pulangnya juga bareng dia.

"Pida, tadi aku keseleo."

"Kok bisa Mel?"

"Tadi bolanya lari jadi aku kejer terus kaki aku keseleo."

"Sakit Mel?"

"Sakit lah!"

"Hahaha."

Sialan. Dia malah ngetawain aku.

Setibanya dirumah, aku minta tolong di pijat oleh ayah yang untungnya udah pulang kerja.

Fortunately kaki aku baik-baik aja.

---

Setelah maghrib. Aku membalas pesan Putra.

"Oh jadi lo ngesupport gue cari pacar? Padahal imajinasi gue, lo bakal cemburu atau apa kek gitu."

Cukup lama, kira-kira pukul 10 Putra membalas pesan.

"Karna gue tau lo gabakal serius cari pacar. Kan ada gue."

Aku tertawa melihat balasannya.

"Udah ketemu kok pacarnya. Tuh liat status gue, R-A-K-A."

"Yaudah kalo gitu, gue bakal nyuruh lo milih. Dia atau gue?"

"Cameron Dallas."

"Oh jadi ga milih gue? Yaudahlah."

"Eh gajadilah, gue sama Cameron gak seiman."

"Yaudah makanya sama gue."

"Gak ah, cewe lo banyak. Di dp aja udah ada 2."

"Yaampun Mel, itu sahabat gue."

Aku yang saat itu mulai baper aka bawa perasaan, tidak lagi membalas pesannya. Sampai aku terlelap ke alam mimpi.

...

Lost Soul (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang