Coma ( again )

43 8 0
                                    

Setelah melihat jam yang menandakan pukul 5 sore.

Aku berdo'a agar operasi yang di jalani Putra berhasil.

Aku tidak ingin kehilangan Putra. Setidaknya belum siap untuk kehilangannya.

Hari ini Sabtu malam.

Biasanya Putra akan mengirim pesan dan menanyakan hal-hal yang tidak penting. Atau dia akan meledekku karena aku tidak keluar hari ini.

Aku rindu Putra. Aku ingin secepatnya dia memberi kabar kalau operasinya berhasil dan dia baik-baik saja.

Aku tidak bisa tidur.

2 Oktober 2016

12.30 AM

Setengah satu malam aku masih terjaga, menunggu kabar dari Putra. Setidaknya hanya sapaan. Aku sangat berharap.

Tak lama dari itu, hpku berbunyi menandakan pesan baru masuk.

Dengan sigap aku membaca pesan tersebut.

Pesan dari Putra.

"Hi. Gue adeknya Putra. Gue disuruh sama dia buat ngabarin lo tentang kondisi dia."

"Operasinya dia udah selesai cuma dia tadi pendarahan jadi kondisinya sekarang kurang baik. Gue ngga tau gimana jelasin ke lo tapi dia cuma suruh gue bilang ke lo tentang keadaan dia kalo dia kenapa-napa."

"Gue minta do'a lo aja semoga abang gue cepet sadar."

Aku menangis. Bukan kabar seperti ini yang aku harapkan.

Aku berharap Putra yang memberi kabar. Bukan adiknya.

Aku mau dia hanya sekedar menyapa.

Aku mau Putra.

Ntah seperti apa keadaannya sekarang.

Aku hanya berharap dia bisa sadar secepatnya.

Aku ingin candaan Putra.

Aku ingin gombalan recehnya.

Aku ingin dia yang marah kalau aku belum makan.

Aku ingin spam chat dari Putra kalau aku ngilang.

Aku mau Putra.

"Makasih banget udah ngabarin gue. Ntar kabarin gue kalo ada perkembangan."

"Oke sama-sama."

Waktu terus berjalan. Mataku sudah bengkak karena menangis. Aku tak henti berdo'a agar Putra cepat sadar.

Sampai akhirnya adik Putra memberi kabar sekitar pukul 3 pagi.

"Barusan dia di pindahin ke icu. Gue minta do'anya ya."

Air mata turun tanpa di perintah.

Aku teringat teman kelasku dulu yang juga masuk keruang icu. Aku tidak sanggup melihat keadaannya yang terus berjuang dengan alat-alat yang menempel di bagian dadanya.

Aku menangis.

"Kenapa di pindahin ke icu? Tell me he is okay."

"He is not okay. Heart ratenya udah dua jam ga stabil."

Air mata terus mengalir. Aku tidak bisa membayangkan keadaan Putra sekarang.

Aku harap aku bisa disana sekarang. Melihatnya.

"Tadi habis operasi dia belom bangun terus keadaannya langsung drop. Nah sekarang heart ratenya ga stabil."

Aku terus berdo'a agar Putra diberi keselamatan. Setidaknya menormalkan keadaannya.

Aku cukup lelah karena belum istirahat karena menunggu kabarnya.

Aku tertidur hingga pukul setengah 6 aku terbangun. Berdo'a agar Putra baik-baik saja.

Adiknya belum memberi kabar.

Hingga pukul 2 dia memberi kabar bahwa kondisinya masih belum stabil.

Aku terus berdo'a. Dia pasti bisa melewatinya. Putra itu kuat, 2 bulan koma bukanlah hal yang mudah.

Dia pasti bisa melewatinya kali ini.

...

Lost Soul (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang