Fight

51 8 1
                                    

29 September 2016

Sekiranya moodku masih belum bagus karena semalam. Tapi melihat dia yang tetap memberi kabar, moodku mulai membaik.

"Yang? Masih disekolah?"

"Udah pulang kerumah kok. Ini baru sampe."

Hanya itu percakapan dari pagi hingga sore.

Pesanku tidak dibalas lagi. Tapi tiba-tiba notif pun muncul.

"Yangg."

"Apaaa?"

Seperti tadi, pesanku tidak kunjung dibalas. Aku mulai kesal.

"Lo ngilang terus sih."

Malamnya, pesanku dibalas oleh Putra.

"Yang maaf, tadi ada om gue. Jadi ini lagi ngobrol hehe."

Aku bosan, terus dibalas lama. Kali ini aku egois, aku tidak bisa memahami Putra. Aku salah.

30 September 2016

Aku terbangun karena suara alarm yang sangat nyaring. Setelah membuka mata, seperti biasa aku melihat hp. Terdapat notif dari Putra.

"Mel."

"Kepikiran sesuatu."

"Apa yang bakal lo lakuin pas kita ketemu."

Aku tersenyum melihat pesannya.

"Menurut lo, gue bakal ngapain?"

Setelah membalas pesannya. Aku bersiap untuk pergi sekolah.

Sekolah hari ini sangat membosankan. Karena Putra tidak kunjung membalas pesan.

Bukan karena itu saja, tadi ada free class. And I don't know what to do. Jadi itu sangat membosankan.

---

Sesampainya dirumah, aku menonton tv dengan bosan.

Tak lama dari itu, notif dari Putra muncul.

"Ya lo bakal meluk gue lah."

Aku tersenyum.

"Taunya gue salah meluk orang, gimana dong?"

"Gakmungkin. Kan yang ganteng cuma gue."

"Kalo lo berdiri disebelah bule, gue bakal meluk yang bule."

"Lo mikirnya semua bule kayak Cameron Dallas. Gak semua bule ganteng cuy."

"Ya kan kebetulan aja yang disebelah lo ganteng terus ada lesung pipi nya. Siapa yang gamau meluk coba?"

"Okay kalo gitu."

"Sorry babe, I don't wanna hug you."

"Eh tau gak sih, kemarin gue keseleo."

Kali ini Putra membalas dengan cepat.

"Kenapa baru cerita sekarang?"

"Gimana gue mau cerita? Lo ngilang mulu."

"Jadi nyalahin gue? Gue sakit gini bukan gue yang mau kan?"

Aku sedih. Aku tau aku salah.

"Kenapa sih lo gamau cerita kalo lo lagi kambuh?"

"Ngapain gue cerita? Ngemis dikasianin?"

Mataku mulai memerah melihat balasannya.

"Gue gak suka ngebahas hal itu."

"Kenapa? Gue cuma pengen tau keadaan lo. Salah? Oke maaf kalo gue salah."

"Apasih Mel? Gue cuma gamau cerita."

"At least berbagi ke gue."

"Intinya gue udah cerita ke lo waktu gue koma."

"Gue cuma pengen tau keadaan lo doang."

"Okay if you insist."

Putra mengirim foto lengannya yang dibalut infus.

Aku nangis. Aku sedih. Aku khawatir. Aku jahat.

"Lo dirumah sakit lagi?"

"Iya, tadi pagi gue masuk."

Aku merutuki diriku yang egois. Yang tidak memikirkan keadaannya.

"Maafin gue. Gue gak seharusnya maksa lo gini. I just really love you."

"Gue cuma gak mau nyoba nyari simpati dari orang."

"I don't wanna lose you."

"But sooner or later you're gonna lose me babe."

"I'm a ticking bomb right now."

"Maafin gue. Fight for me. You said you love me."

"I was in a coma for two months and I could be in another one soon I dont know."

"I love you, yes. I fight, indeed."

"But I dont freaking know what kind of scenario God has prepared for me."

Jujur, kali ini air mata sudah benar-benar tidak bisa di tahan. Aku merasa, dia seperti pasrah dengan keadaan. Seperti ntahlah.

"Promise me you won't leave me."

"Haha I can't."

"You know, someday I will."

"If you want someone who's not gonna leave you, go. Find another boy."

Tangisku makin mengalir deras. Dia nyuruh aku nyari cowo lain? Absoloutly no. I love him to pieces.

"No, I love you."

"Yeah?"

"Stay with me. I'm begging you."

"How could you say that?"

"I just love you."

Aku mencoba untuk mencairkan suasana yang makin panas. Sejujurnya aku takut. Aku takut kehilangan Putra. Aku tau dia sakit, tapi dia tidak pernah mau cerita. Aku tidak mau memaksanya lagi.

"Tau gaksih ntar sore gue mau foto ktp, tapi lo buat mata gue merah kayak gini."

"Eh menurut lo gue bakal pake gaya apa ya pas foto ntar?"

"Haha emang foto ktp boleh pake gaya?"

"Boleh lah. Ntar gue coba."

"Gue gak pernah liat orang foto ktp pake gaya."

"Yaudah biar gue jadi orang pertama pake gaya peace."

Dia gak balas pesan gue lagi.

"Jangan lupa istirahat sama minum obat xx."

"Thanks."

Hanya itu. Singkat. Hingga besok pagi kita tidak mengobrol.

...

Lost Soul (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang