9.Mr.Johnson's Wedding Party

1.1K 64 3
                                    


   2 minggu kemudian...

   Adel melangkah bersama bang Eza,mama dan papa memasuki gedung hotel tempat pesta pernikahan rekan bisnis papa.

   "Tadi siapa yg married pah?"tanya Adel,dress putih lengan pendek yg dikenakannya tampak serasi dengan pesta dengan dekor warna putih ini.

   "Mr.Alexander Johnson...kenapa Del?"papa balik bertanya.

   Adel menggeleng pelan,mencoba mengingat sesuatu yg sepertinya tak asing baginya saat papanya menyebutkan nama pemilik pesta.

   Adel memutar pandangannya ke sekeliling aula,para tamu telah berdatangan meramaikan pesta,Adel mencoba mengingat sesuatu yg sepertinya tidak asing baginya dengan melihat sekeliling.

   "Adel..Eza..kalian berdua yah..papa sama mama mau bergabung dengan yg lain"tanpa menunggu jawaban mereka papa menggandeng mama pergi menuju meja panjang yg telah hampir dipenuhi kalangan bisnis kelas atas,terlihat dari setelan jas dan dress juga wajah-wajah yg tak asing di majalah bisnis.

      Adel hanya diam sementara Eza mencibir.

   "Keliatan banget Mr.Alexander tipe pebisnis yg sangat menjunjung tinggi namanya...lihat hanya orang-orang berkelas yg dia undang untuk datang ke pestanya"cibir Eza.

   Adel hanya tersenyum dan memukul lengan Eza pelan.

   "Bisa aja lu bang...berarti lu juga orang berkelas dong?"gurau Adel.

   Eza tertawa dan mengusap kepala Adel lembut.

   "Bang Eza...?"serempak mereka menoleh,seorang cewek dengan dress peach diatas lutut tanpa lengan melangkah menghampiri mereka,senyum manis terukir di wajahnya yg cantik.

   Eza mengeryitkan kening,mencoba mengingat siapa wanita yg sepertinya mengenalnya ini.

   "Lupa ya?gua Nayla...yg ketemu di tempat fitness kemarin"ucapnya ramah.

   "Ah iya gua inget"Eza menggaruk kepalanya yg pastinya tidak gatal sementara Nayla terkekeh pelan.

   "Siapa lu bang?"Nayla menunjuk Adel yg berdiri diam disamping Eza,memperhatikan mereka.

   "Adek gua...Del kenalan gih"Eza menyikut Adel pelan.

   "Nayla"Nayla mengulurkan tangannya seraya tersenyum ramah.

   "Adel"Adel balas tersenyum dan menjabat tangan Nayla.

   "Masih sekolah?"tanya Nayla berbasa-basi,Adel mengangguk.

   "Kelas X...lu?".

   "Gua kelas XII..lebih tua 2 tahun dari lu".

   Adel tersenyum tipis lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling,mencari orang yg sekiranya dikenal.Menjadi orang ketiga bukanlah hal yg disukainya sehingga lebih baik dia menyingkir dan membiarkan Eza bersama Nayla.Lagipula Nayla sepertinya cewek yg baik juga menyukai Eza terlihat dari caranya menatap abangnya itu,tak ada salahnya jika dia meninggalkan mereka.

   Adel tersenyum tipis menemukan sosok Titan dengan setelan jas putih tengah berdiri sendiri mengambil gelas berisi minuman berwarna merah di meja panjang yg berada tak jauh darinya.

   "Bang...gua tinggal yah"Eza mengerutkan kening.

   "Gua liat temen sekolah gua...gua mau kesana"lanjut Adel.

   Eza mengangguk lalu melanjutkan pembicaraannya dengan Nayla yg sempat terhenti.

                                ***********

   Titan meneguk anggur merahnya pelan,
pandangannya kosong.
   Pesta pernikahan ini bukanlah hal yg diinginkannya.
   Entah kenapa bayang-bayang bunda dan Tan terus membayanginya sejak dia memutuskan menginjakkan kaki di pesta ini,seakan mereka tak merestui pernikahan ini.

   "Titan..."seseorang menepuk pundak Titan pelan,membuatnya tersadar dan menoleh.

   "Lu ngapain disini?"tanya Titan cuek,Adel tersenyum tipis.

   "Gua?diundanglah...yg married kan nyokapnya Tiara...Mr.Alexander juga rekan bisnis papah"jawab Adel sewot,dia bukanlah tamu tak diundang disini.

   "Maksud gua...ngapain lu juga ada di balkon ini?".

   "Ohh...gua ngikutin elu...habis gua ditinggal sendirian,mana gua gak ada yg kenal lagi"omelnya.

   Titan tersenyum tipis.

   "Lu sama siapa kesini?sendiri?"lanjut Adel,Titan mengangguk kecil.

   "Pemilik pesta ini masih ada keluarga sama gua"ucap Titan datar.

   Adel terdiam,dia ingat sekarang apa yg sejak tadi mengganggu pikirannya,nama belakang.
   Nama belakang mr.Alexander sama persis dengan orang yg tengah berdiri di hadapannya,Titania Johnson.

   "Lu gak kesini bareng cowok waktu itu?".

   "Bang Eza maksud lu?tadi sih bareng...kenapa?"Adel balas bertanya.

   Titan hanya menggeleng dan mengalihkan pandangannya menatap taman di bawah balkon.

   "Gua boleh nanya gak?"Titan mengangguk mengiyakan.

   "Lu pernah ngerasain jatuh cinta?"tanya Adel lagi,Titan terdiam lalu menoleh pada Adel yg berdiri di sebelahnya,menatapnya tajam.

   "Gak"jawab Titan akhirnya.

   "Sekali lagi gua kasih peringatan...jangan sampe lu suka apalagi cinta sama gua"lanjut Titan dingin lalu memalingkan wajahnya kembali menatap taman.

   Adel terkekeh.

   "Lu kira gua tanya begitu karena gua suka sama lu?kepedean lu...gua cuman mau kasih tau,kata papah gua...rasanya jatuh cinta itu kayak ada banyak kupu-kupu beterbangan di perut lu...rasanya menggelitik tapi menyenangkan"cerocos Adel.

   "Kok bisa kupu-kupu di dalem perut?emang gak geli?gimana cara masuknya?".

   "Aihhh itu perumpamaan doang...gak beneran"Adel menyikut lengan Titan pelan.

   Titan terkekeh senang,Adel telah membuatnya melupakan bayang bunda dan Tan.

   "Iya gua tau itu perumpamaan...lu udah pernah ngerasain?"tanya Titan.

   Adel menggeleng pelan lalu memalingkan wajahnya ke arah taman.

   "Kalau kita ngerasa nyaman di dekat dia...enak ngobrol sama dia...itu namanya apa?jatuh cinta juga?"tanya Titan setengah bergurau.

   Adel menoleh,menatap Titan tajam.

   "Gua bukan dokter atau pakar cinta...jangan tanya gua!"jawab Adel judes.

   Titan tertawa keras.

                                 ***********

Sorry I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang