5.Titan Vs Eza

1.4K 73 0
                                    


   Titan melangkah santai menuju lapangan upacara dengan kedua tangan didalam saku celananya,gayanya yg biasa.
   "Bugh..."Titan meringis sebentar dan mengusap ujung bibirnya yg berdarah dengan ujung ibu jarinya.
   Tidak jauh darinya Eza berdiri menatapnya tajam dengan tangan terkepal.
   "Apa-apaan lu?"bentak Titan tak terima.
"Lu udah bikin adek gua dihajar kemarin"ucap Eza dengan nada tinggi.
   Titan tersenyum kecut dan menatap Eza tajam.
Tak butuh waktu lama mereka telah berdiri di tengah lingkaran,dikerumuni siswa-siswa SMA Yudhistira.
   "Karena lu yg mulai...gua terima tantangan lu"ucap Titan dingin seraya mengeluarkan kedua tangannya dari dalam saku.

   Dengan gerakan cepat dan sama sekali tak terduga Titan melayangkan tinjunya di perut Eza keras,membuat Eza yg tak menyadari gerakan Titan sedikit terhuyung ke belakang.
   Eza segera membenarkan posisinya dan balas melayangkan tinjunya kearah wajah Titan,dengan gerakan cepat Titan menghindar dan melayangkan tendangannya di punggung Eza yg tak terlindung.
   Belum cukup sampai disitu dengan gerakan cepat dan terbaca lagi Titan melayangkan tinjunya di dada Eza,membuatnya terhuyung ke belakang.

   "Masih mau lanjutin tantangan lu?"Titan melangkah santai mendekati Eza yg meringis menahan sakit.
   Eza tersenyum kecut dan melayangkan tinjunya tiba-tiba,saat jarak mereka telah dekat.
   Titan yg tak mengira Eza akan meninjunya terhuyung ke belakang,bibirnya membentuk seulas senyum tipis,menyembunyikan sakit di dadanya.
   "Gua gak bakal berhenti sebelum lu minta maaf ke adek gua"ucap Eza datar.
   Titan tersenyum meremehkan dan kembali membenarkan posisinya.

                                  ***********

   "Del...Adel..."Tiara berlari kearah Adel yg melangkah santai dengan 2 kaleng pocari sweat dingin di tangannya keluar dari kafetaria sekolah,minuman yg baru saja dibelinya untuknya dan bang Eza.
   "Elu kenapa Ra?udah kayak abis dikejar dedemit aja".
   "Abang elu Del...yg tadi anterin lu berangkat sekolah..."ucap Tiara terburu-buru.
   "Abang gua?bang Eza maksud lu?"Tiara mengangguk cepat.

   "Iya itulah pokoknya,entah siapa namanya...dia ada di lapangan...berantem sama kak Titan".
   "Dia?dia siapa Ra?".
"Abang elu Adel...siapa lagi...?".
   "Ngapain dia di lapangan?berantem sama kak Titan?kok bisa?".
   "Gua juga gak tau Adel"jawab Tiara jengah.
"Kapan emang?"tanya Adel lagi yg sukses membuat Tiara menjambak rambutnya frustasi,bisa-bisanya temannya yg satu ini seperti ini dalam kondisi begini.
   "Banyak tanya lu...mending lu ikut gua sekarang"tanpa menunggu persetujuan Adel Tiara menariknya menuju lapangan,tempat Eza dan Titan berkelahi.
   "Lu mau bawa gua kemana Ra?".

                                  **********

   "Bugh".
   Satu tinju Eza berhasil lolos dari penglihatan Titan dan mengenai wajahnya.
   "Berhenti..!!".
Seakan tak mendengar mereka berdua tetap melanjutkan perkelahian mereka tanpa berpaling walau hanya untuk melihat siapa yg telah mengganggu perkelahian mereka.
   "Bang Eza!!hentikan!!".
Eza yg semula hendak melayangkan tinjunya ke wajah Titan lagi membatalkan niatnya dan menoleh,mencari pemilik suara yg meneriakkan namanya.
   Titan yg menyadari kelengahan Eza memanfaatkan kesempatan ini dan bersiap melayangkan tendangannya di perut Eza.
   "Bugh..!"
   Eza dan Titan terpaku kaget sementara Adel terhuyung ke belakang lalu jatuh seraya memegang perutnya.

   "Dasar bajingan..!"Eza segera menyadari apa yg terjadi memerah dan menyerang Titan tanpa jeda sementara Titan hanya diam tanpa membalas dan menghindar,membiarkan Eza menghabisinya hingga babak belur.
   "Bang...hentikan!!cukup!!"teriak Adel keras.
"Bugh"Eza menyarangkan satu tinjunya di perut Titan sebelum melangkah mundur menghampiri Adel yg berdiri di pinggir lingkaran.
   "Elu gak apa-apa?"tanya Eza lirih.
Adel mengangguk kecil dengan kedua mata berkaca-kaca.
   Eza tersenyum tipis dan mengusap puncak kepala Adel lembut,dia sudah puas sekarang walaupun tubuhnya harus babak belur sebagai gantinya,setidaknya dia telah melindungi Adel dengan caranya.

   "Abang pulang sekarang...lu sekolah yg bener.Bajingan dan semua anak buahnya itu gak bakal ganggu lu lagi"ucap Eza lirih sebelum melangkah meninggalkan lapangan dengan jalannya yg pincang.
   Sementara Titan diam terduduk di tempatnya memandang mereka dengan tatapan yg tak terbaca.
   "Tan...gua anter ke RKS ya?"Zhou melangkah menghampiri Titan bersama Sandra.
   Titan hanya melirik Zhou cuek dengan ekor matanya dan melangkah meninggalkan lapangan dengan tertatih.
   Zhou menoleh kearah Adel yg masih berdiri di tempatnya,menatap Adel tajam.
   Cewek itulah penyebab sahabat karibnya terluka,walau Zhou tak mengerti masalah mereka.

                                 **********

   Adel duduk menopang kepala,pandangannya kosong,pikirannya dipenuhi oleh bayang-bayang Eza dan Titan.Tiara melangkah menghampiri Adel dan duduk di kursi kosong sebelah Adel,menepuk pundak Adel pelan.
   "Lu kenapa Del?"tanya Tiara,Adel menggeleng.
"Gua gak habis pikir deh Ra...kak Zhou bukannya ada di lapangan dari awal mereka berantem?kenapa dia gak ada ngelarang mereka?"tanya Adel.
   Tiara tersenyum tipis.
"Lu tau kak Titan President siswa?"tanya Tiara.
   Adel mengangguk kecil.
"Lu tau kak Titan jago beladiri?"tanya Tiara lagi.
   Adel kembali mengangguk.

   "Ada beberapa peraturan gak tertulis tentang Kak Titan di sekolah ini...salah satunya gak ada yg boleh ikut campur kalau kak Titan lagi berkelahi 1 lawan 1 siapapun orangnya"terang Adel.
   Adel mengangguk mengerti dan berdiri dari duduknya.
   "Lu mau kemana?"tanya Tiara agak keras.
"Cari angin bentar"jawab Adel seraya melangkah keluar dari kelas.

                               ***********

   Titan menyandarkan tubuhnya di batang pohon besar dengan kedua mata terpejam rapat,satu kakinya ditekuk sementara kakinya yg lain lurus.
   Ingatannya akan Eza yg rela tubuhnya babak belur demi melindungi Adel membuat kenangannya tentang Tan menyeruak di hadapannya.
   Kenangan tentang dirinya dan Tan yg saling melindungi satu sama lain.
   Sejak kelas 5 SD mereka berdua sudah saling bertukar peran,Titan menggantikan posisi Tan di sekolah dan di luar rumah begitu juga sebaliknya,Tan menggantikan posisi Titan.
   Titan meringis menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya lalu seseorang itu muncul,melangkah kearahnya.

   "Ngapain lu kesini?"tanya Titan dingin.
"Kenapa lu gak ke RKS?"Adel balik bertanya.
   Titan tersenyum kecut.
"Bukan urusan lu"jawab Titan datar.
   Adel tersenyum tipis dan melangkah menghampiri Titan,duduk di sebelahnya.
   "Besok hari terakhir MOS gua saranin lu jangan bikin ulah lagi kayak kemarin"ucap Titan datar.
   "Kenapa tadi lu gak ngelawan waktu bang Eza ninju lu habis-habisan abis lu ninju bang Eza tapi kena perut gua?".
   "Gua inget kenangan masa kecil gua"jawab Titan datar tanpa ekspresi.
   Adel diam.
"Ngapain lu kesini?perut lu masih sakit?".
   Adel tersenyum dan menggeleng pelan.
"Tadi gua cuman lagi mau cari angin,liat ada tempat teduh yg kayaknya banyak angin di belakang perpus gua kesini...gak taunya ada elu".

Sorry I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang