8.Thank You

1.2K 61 0
                                    


   Adel melangkah bersisian bersama Tiara menuju kafetaria sekolah,mereka terus berbincang selama menyusuri koridor.
   "Del...gua mau cerita sama lu"ucap Adel semangat.
   "Cerita?tentang apa?".
"Tentang kak..."Tiara memotong kalimatnya tiba-tiba,matanya memandang ke satu arah tanpa berkedip.
   Adel mengerutkan kening lalu menoleh ke arah yg dilihat Tiara.
   Titan berdiri tak jauh dari mereka bersama Zhou dikerumuni anak-anak cewek kelas X,angkatan Adel dan Tiara.
   "Populer bener sih tuh orang"Adel menatap sinis dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
   Titan yg berdiri tak jauh dari mereka tampak menyadari keberadaan mereka dan melangkah menghampiri mereka.

   "Lu Tiara...ikut gua..."ucap Titan datar setelah berhasil menerobos keluar dari kumpulan penggemarnya dan sampai di depan Adel dan Tiara.
   "Gua kak?"Tiara menunjuk dirinya tak yakin.
Titan hanya diam dan berbalik badan lalu melangkah pergi diikuti Zhou.
   "Yang dimaksud kak Titan Tiara gua yah,Del?"Tiara masih tak yakin.
   "Menurut lu nama gua siapa?"Adel balik bertanya.
   Tiara memanyunkan bibirnya kesal dan melangkah meninggalkan Adel yg terkikik mengikuti Titan dan Zhou yg sudah hampir tak terlihat.
   "Kira-kira ada urusan apa yah Tiara sama kak Titan?"tanya Adel pada dirinya sendiri.

                                 **********

   "Gua mau lu gak usah kasih tau siapapun tentang pernikahan bokap gua sama nyokap lu"ucap Titan to the point.
   Tiara mengeryitkan kening.
"Cukup gua...Zhou...dan elu yg tau masalah ini"lanjut Titan.
   Tiara masih diam dengan kening berkerut.
"Satu lagi...walaupun nanti kita beneran jadi saudara...semua gak ada yg bakal berubah".
   Tiara mendengus.
'Padahal kemarin gua seneng banget waktu tau bakal jadi saudara sama kak Titan...pasti banyat banget cewek yg bakal iri sama gua'batin Tiara.
   "Diem aja lu...paham gak gua ngomong apa?".
"Kalau gua gak setuju gimana?"Tiara angkat suara.
   Zhou menatap Tiara tajam lalu melangkah mendekatinya dengan tangan terkepal.

   "Sue' banget sih lu bocah!"Zhou bersiap hendak melayangkan tinjunya ke wajah Tiara tapi segera di cegah oleh Titan.
   "Gua bisa bikin lu dikeluarin dari sekolah ini dengan tidak terhormat"ancam Titan dingin dan kejam,sepasang matanya menatap Tiara tajam dengan tatapan menindas.
   Tiara bergidik ngeri dan menundukkan wajahnya dalam.
   "Gua peringatin...lu jangan macem-macem sama kita kalau lu gak mau menyesal"ancam Zhou sinis lalu melangkah mengikuti Titan yg telah melangkah lebih dulu.
   Tiara mengangkat wajahnya setelah kepergian mereka dan tersenyum sinis.
   "Titan...Titan...lu belum tau siapa gua...gua bakal lakuin cara apapun biar lu berlutut di depan gua".

                                ***********

   Adel brdiri diam di depan gerbang dengan wajah masam,sekolahnya sudah sepi tapi bang Eza belum juga muncul untuk menjemputnya,telponnya pun tidak diangkat.
   "Aishh...punya adek satu aja ditelantarin kayak gini...apalagi punya adek banyak?"gerutu Adel kesal.
   Adel menekan nomer Eza,mencoba menelponnya untuk yg kesekian kalinya,tapi tetap tidak ada jawaban.
   Adel menggerutu kesal dan melangkah menjauhi gerbang sekolahnya menuju halte bus terdekat dari gedung sekolahnya,sepanjang jalan diz terus menggerutu dengan wajah tertekuk.
   Sesampainya di halte bus Adel mendudukkan pantatnya di kursi dan membanting tas sekolahnya di kursi kosong sebelahnya.

   "Gua mau minta ijin papah beliin gua mobil sendiri ajalah kalau gini mah"ucap Adel pada dirinya sendiri.
   Adel menunduk seraya memainkan kedua kakinya bosan.
   "Belum pulang?"Adel menoleh,seseorang telah duduk di kursi halte bus,menemaninya.
   Adel hanya diam dengan kening berkerut.
Orang itu melepas helm yg menutupi kepalanya dan meletakkannya di antara mereka,di atas tas Adel.
   "Oh...elu..."Adel kembali menghadap ke arah jalan raya di depannya.
   Titan hanya tersenyum tipis dan mengikuti arah pandangan Adel,ke arah jalan raya yg ramai.
   "Belum pulang?"Titan mengulang pertanyaannya.
"Jemputan gua belum dateng"jawab Adel malas.
   "Cowok lu yg kemarin?"tanya Titan lagi.
Adel hanya melirik Titan sekilas dan kembali memandang jalan raya.

   "Pulang sama gua aja"tawar Titan.
Adel menoleh kearah Titan,keningnya berkerut.
   "Lu ngomong sama siapa?".
"Menurut lu?"Titan balik bertanya.
   "Tumben lu baik sama gua"ucap Adel sinis.
"Gua anggep lu nerima tawaran gua"ucap Titan cuek lalu berdiri dan menyerahkan helmnya pada Adel.
   Adel menerimanya dengan tatapan bertanya.
"Pake...".
   "Lah elu?".
"Gua gak mau cowok lu ngehajar gua lagi gara-gara lu gua bonceng  gak pake helm"Titan mengacak rambut Adel lalu naik ke atas motor ninjanya,sementara Adel masih berdiri diam di tempatnya memeluk helm Titan.
   "Gak usah bengong...cepet pake terus naik...lu mau pulang gak?".
   Adel segera tersadar dan memakai helm yg diberikan Titan lalu naik ke atas boncengan motor Titan.
   "Pegangan jaket gua...tapi jangan sampai meluk"gurau Titan.
   Adel mencibir dan memukul punggung Titan pelan.
   Titan tertawa lalu melajukan motor ninjanya dengan kecepatan sedang meninggalkan halte.
   "Thank you Titania Johnson"bisik Adel lirih,sangat lirih.
   Titan yg tak memakai helm tentu mendengar bisikan Adel,kedua belah bibirnya terangkat membentuk seulas senyum tipis.

                                ************
  

Sorry I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang