4. Zhou & Titan

1.5K 78 1
                                    


   "Thanks...mampir dulu Tan"Zhou turun dari atas ninja milik Titan.
   "Boleh...belum pengen pulang gua"Titan melepas helmnya dan turun dari atas motor.
   "Kebetulan ortu gua lagi ada di rumah...ayo masuk"ajak Zhou.
   Titan melangkah mengikuti Zhou memasuki rumah besarnya,langkah mereka berhenti di ruang santai,disana mom dan dad Zhou tengah duduk santai berdua menonton televisi.

   "Mom...dad...Zhou bawa teman"ucap Zhou menyadarkan kedua ortunya.
   Mom menoleh diikuti dad kearah Zhou lalu Titan,memandangnya dari ujung kepala sampai ujung kaki lalu tersenyum lebar.
   "Suruh teman cowokmu itu duduk disini dulu Zhou"ucap mom lembut.
   Zhou dan Titan saling bertukar pandang tak mengerti.

   "Mom senang..masih ada cowok tampan yg mau mendekati kamu yg seperti cowok itu Zhou.Siapa namamu sayang?"ucap mom lembut.
   "Titan tante...".
"Kamu cowoknya Zhou sayang?sejak kapan?kenapa Zhou baru memperkenalkanmu pada kami sekarang?apakah ini berarti kau sudah putus dengan cewek centil bernama Sandra itu Zhou?"cerocos mom.
   Zhou dan Titan saling bertukar pandang lalu tertawa keras.
   Ganti mom dan dad yg saling bertukar pandang seraya mengeryitkan kening.
   Zhou menghentikan tawanya dan mengajak Titan duduk di shofa yg bersebelahan dengan kedua ortunya.

   "Menurut mom dan dad Titan ini cowoknya Zhou?"ganti Zhou yg bertanya.
   "Apa maksudmu Zhou?mom sama sekali tidak mengerti"ucap mom bingung.
   "Titan itu cewek mom...dad...seperti Zhou"jelas Zhou singkat.
   Mom dan dad kembali saling bertukar pandang,tapi kali ini dengan wajah terkejut.
   "Iya tante...om...saya cewek"ucap Titan datar.
Mom menggelengkan kepalanya seraya berdecak pelan.
   "Dad tidak pernah mempermasalahkan penampilan dan sikapmu Zhou...itu privacymu...selagi kau tidak mencemarkan nama keluarga kita"dad membuka mulut.
   Zhou tersenyum tipis dan mengacungkan 2 jari jempolnya pada dad.
   "Mom...dad...Zhou ajak Titan ke kamar Zhou yah"tanpa menunggu jawaban kedua ortunya Zhou menarik Titan meninggalkan ruang santai.

                                  **********

   "Silakan masuk...anggap kamar sendiri"Zhou membuka pintu kamarnya dan mempersilakan Titan masuk.
   Titan mengangkat satu alisnya lalu melangkah memasuki kamar Zhou yg bernuansa hitam-putih,kakinya melangkah menuju seperangkat shofa hitam-putih disamping pintu masuk kamar dan menghempaskan pantatnya diatasnya.
   "Lu gak punya saudara Zhou?"tanya Titan setelah Zhou ikut duduk disampingnya.
   Zhou menoleh kearah Titan,kedua matanya menyiratkan kesedihan.
   "Dulu gua punya adek cewek...namanya Vic Shu...tapi dia meninggal dalam kecelakaan pesawat 3 tahun yg lalu"ucap Zhou sedih.
   Titan terdiam cukup lama sebelum kemudian menepuk pundak Zhou pelan.

   "Itu photonya...seminggu sebelum kecelakaan itu terjadi"Zhou menunjuk pigura photo di dinding kamar.
   Photo seorang anak cowok berumur sekitar 15 tahun tengah merangkul seorang anak cewek yg tampak masih berumur 13 tahun-an.
   "Anak cowok disitu elu Zhou?atau org lain?"tanya Titan.
   Zhou tersenyum bangga.
"Itu gua...gua emang dari kecil kayak gini Tan...kalau elu?"Zhou ganti bertanya.
   Titan mengerutkan kening.
"Sedikit banyak lu udah tau tentang gua dan keluarga gua...sekarang ganti elu yg cerita dikit tentang keluarga lu dong"ucap Zhou.
   Titan terdiam dan memalingkan wajahnya.
"Gak ada yg perlu diceritakan tentang keluarga gua"ucap Titan datar.
   Zhou diam.

   "Gua pulang"ucap Titan datar lalu berdiri dan melangkah keluar dari kamar Zhou,batinnya berkecamuk saat Zhou memintanya bercerita tentang keluarga,pertanyaan tentang keluarganya adalah pembicaraan yg paling tidak disukainya,karena itu dia selalu menghindar setiap ada yg menanyakan tentang keluarganya,setiap Titan merasa sendirian atau batinnya berkecamuk seperti ini tempat tujuannya hanya satu,bukit favoritnya.

                                 ***********

   Titan berbaring diatas rerumputan hijau dengan kedua tangan dilipat dibawah kepala seraya memandang keatas langit,apa yg selalu dilakukannya setiap mengunjungi bukit ini.
   Ingatannya kembali pada kejadian 3 tahun lalu,kejadian yg telah merenggut nyawa 2 orang paling berharganya,bunda dan saudara kembar tersayangnya,Tan.

     Flashback
   Titan yg masih berusia 15 tahun berdiri bersama seorang wanita cantik paruh baya dan seorang anak cowok sebayanya yg memilik wajah dan perawakan yg menyerupai Titan.
   "Tan...lu harus cepet balik...biar kita bisa bareng lagi"ucap Titan.
Tan tersenyum tipis dan meraih satu tangan Titan,menggenggamnya.
   "Gua ke Singapore kan cuman mau therapy bukan mau pindah rumah...jadi gua pasti gak bakal lama disana"ucap Tan,Titan tersenyum tipis.
   "Jaga diri lu baik-baik disana...gua gak ada disamping lu jadi gua gak bisa jagain lu...gua sayang elu Tan"ucap Titan.
   Tan tersenyum seraya mengangguk kecil.
"Gua juga sayang sama elu Titan"balas Tan.
   "Tan...Titan..."serempak mereka berdua menoleh.
"Bunda sama Tan harus check-in sekarang...nanti waktu kita udah mendarat di Singapore bunda pasti ingetin Tan buat VideoCall Titan"ucap bunda lembut.
   Titan mengangguk setuju,melepas kepergian bunda dan Tan yg melangkah memasuki departura keberangkatan.
   Titan tetap berdiri di tempatnya hingga punggung bunda dan Tan tak terlihat lagi.
     End Flashback

   Titan memejamkan kedua matanya menahan sakit,itu adalah kenangan terakhirnya bersama bunda dan Tan,karena tak lama setelah Titan melepas kepergian mereka ke Singapore,pesawat yg mereka tumpangi dibajak dan jatuh di selat sunda.
   'Aku merindukan kalian'bisik Titan lirih.
Ringtone I-Phone nya berbunyi,dengan malas Titan merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan apple putihnya,gambar seorang pria bule paruh baya dengan nama Alexander muncul di layar.
   "Mau ngapain dia nelpon gua?".

                                  ************

   Titan melangkah santai keluar dari lift dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku jaketnya,Titan terus melangkah melewati koridor dengan nuansa merah-hitam yg elegant hingga sampai di depan pintu kamarnya.
   "Tuan muda...tuan besar menunggu anda di ruang kerjanyasejak 2 jam yg lalu"ucap seorang wanita berpakaian pelayan sopan.
   Titan hanya mengangkat satu alisnya cuek dan masuk kedalam kamarnya.

   Setelah mengganti seragam sekolahnya dengan T-Shirt polo coklat polos dan celana jeans 3/4 Titan meraih gitarnya dari atas kursi dan membawanya ke balkon kamarnya yg menghadap pekarangan luas di depan rumah.
   Pikirannya menerawang sementara jemarinya memetik senar gitar di pangkuannya.
   Yang mengetahui dirinya seorang cewek di rumah besar ini hanya ayahnya dan bi' Arum,pelayan pribadinya yg telah menganggapnya anak sendiri,selain mereka berdua,6 orang pelayan lain dan 3 orang satpam mengenali Titan sebagai tuan muda.

   "Adelia Miska"ucap Titan lirih.
Ingatannya menggambar wajah seorang cewek berambut kecoklatan yg dikenalinya saat MOS kemarin,cewek cerewet dengan wajahnya yg menggemaskan.
   Dia tepat berada di belakang cewek itu saat cewek itu berlari memasuki pintu gerbang sekolah yg setengah tertutup dan menyelinap di barisan siswa angkatan baru di lapangan upacara.

   Titan merogoh saku celananya,mengeluarkan liontin emas dari dalamnya dan membukanya,di dalamnya terdapat photo Tan,saudara kembar identiknya.
   Satu butir airmata berhasil lolos dari ujung kelopak matanya dan jatuh mengenai photo Tan.
   Titan hanya dapat menangis jika mengingat tentang saudara kembarnya,Tan.
   Areytan Johnson,orang yg telah mengorbankan satu ginjalnya untik Titan,orang yg rela babak belur demi melindungi Titan dari orang-orang yg membencinya,orang yg rela menerima semua ayah setiap Titan berbuat ulah,orang yg selalu ada disamping Titan dan menggenggam erat tangannya,selalu ada dan tersenyum untuk Titan,menyadarkan Titan dirinya tidaklah sendirian di dunia.

   Karena Tan lah Titan bisa seperti sekarang ini.Titan giat belajar dan berlatih semua ilmu beladiri untuk Tan,untuk melindungi Tan yg menjadi sangat lemah dan mudah sakit setelah mendonorkan satu ginjalnya untuk Tiran,Titan ingin membalas semua kebaikan Titan.
   Titan semakin terpukul saat mengetahui Tan menderita kanker darah dan harus therapy di Singapore,dunianya yg semula cerah berubah mendung dan gerimis.
   Hari keberangkatan Tan,firasatnya mengatakan sesuatu yg buruk akan terjadi sesuatu yg tidak diharapkan,tapi dirinya terlalu naif untuk mencegah keberangkatan bunda dan Tan.
   Firasanya benar,pesawat yg ditumpangi Tan dibajak dan jatuh di selat Sunda,dunianya yg telah mendung menjadi gelap.
   Orang yg menjadi alasannya untuk terus bertahan hidup dan berjuang menjadi kebih baik telah tiada,meninggalkannya seorang diri.
   "Gua kangen elu Tan"bisik Titan lirih.

  

Sorry I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang