1. Trip?

1.2K 38 3
                                    


Pagi ini seperti biasa aku mengawali hariku sebagai Mahasiswi pada umumnya. Dengan tergesa-gesa memasukan barang-barang ke dalam tas ransel ku dan tak lupa laptop yang sudah 5 semester ini menemaniku mengerjakan seluruh tugas-tugas kampus yang tidak ada habisnya. Sebelumnya, Perkenalkan Aku Sunny Lim. Aku tinggal di negara yang hanya mengenal 2 musim dan tidak pernah merasakan salju di akhir tahun, salah satu negara dengan pulau terbanyak di jagad raya ini,Indonesia. Aku gadis jawa berdarah Hongkong yang sudah lama menetap dinegara ini bersama dengan Papa dan Bunda.

Papa ku adalah orang asli Hongkong yang datang berkunjung ke salah satu kota yang cukup indah di Indonesia ini bernama , Yogyakarta. Kota Gudeg ini yang mempertemukan Papa dan Bunda. Papa jatuh cinta pada Bunda yang dulu nya rekan kerja nya saat dia dipindah tugaskan di Indonesia. Bunda adalah penduduk asli Jogja yang masih memiliki darah tiongkok sehingga hal wajar jika namaku sedikit asing untuk disebut sebagai orang Jawa.

Setelah Papa dan Bunda menikah, mereka memutuskan untuk berpindah ke negara asal Papa lahir dan dibesarkan yaitu Hongkong. Negara yang tak kalah padat nya dengan di Indonesia. Setahun membina rumah tangga di Hongkong, Papa kembali ditugaskan di Indonesia dan untuk itu aku lahir di Kota ini.
Karena darah Papa sebagai orang Hongkong membuatku lahir dengan visual yang sama sepertinya. Mata yang sipit dan bulat , serta kulit yang lebih putih dibandingkan kulit Indonesia pada dasarnya yang di dominasi kuning langsat. Dan itu membuatku dipanggil 'Cici' di tempat ku berada. Dan kini aku menjalani masa belajar ku di salah satu kampus seni di Yogyakarta ini.

"Mau dianter apa bonceng temen lagi nak?" Tanya Bunda yang masih sibuk dengan menyuapkan nasi ke mulutnya. Sedangkan aku sudah selesai sarapan 5 menit yang lalu.

"Nebeng aja deh Bun." Ucapku yang kemudian mendapat sahutan dari Papa.

Aku , Papa dan Bunda kini seperti biasa berada di meja makan menyantap sarapan pagi sebelum memulai aktivitas hari ini. Seperti halnya dengan keluarga normal lainnya. Aku mensyukuri apapun yang Tuhan berikan padaku seperti ke dua malaikat yang kini sedang berada dimeja makan bersama ku,orang tua ku.

"Kenapa sih masih gamau pake motor sendiri? Apa mau pake mobil Papah?" Aku menggeleng konstan.
"Apaan sih Pa, ya mumpung ada yang ngajak nebeng apa salahnya kan tiap hari nebeng jadi hemat." Balasku yang justru membuatnya melirik tajam ke arahku.

"Ayo pah berangkat!" Teriak seseorang dari ambang pintu rumah kami. Itu adalah Daniel, adik ku yang kini duduk dibangku kelas 2 SMP. Papa pun beranjak dari duduknya dan mulai menyambar kunci mobil yang diletakan di meja makan. Papa berpamitan pada Bunda yang membuat aku tersenyum menyaksikan adegan ini terjadi disetiap pagi hari.

Beberapa menit kemudian terdengar suara klackson motor membuatku berhenti memainkan ponsel ku. Disambut dengan Bunda yang keluar dari arah dapur dengan tangan yang basah , ia baru saja mencuci piring kotor kami. Tiap aku ingin membantumya mencuci piring dipagi hari seperti ini Bunda pasti melarangku. Aku tidak biasa dengan air dingin pagi hari itu membuat telapak tanganku alergi dan menimbulkan rasa yang sedikit panas dan memerah. Untuk itu Bunda melarangku melakukan kegiatan mencuci dipagi hari. Bahkan saat setelah mandi saja aku sering merasakan alergi ku menyerang. Terlebih jika aku ada mata kuliah dipagi hari seperti hari ini.

Tin Tin
Dengan sigap aku memasukan ponselku dan berpamitan pada Bunda, kucium pipi nya dan punggung tangannya yang keriput akan perjuangan menghidupiku selama ini namun masih sangat putih.
"Bye Bun! Wo Ai Ni!" Ucapku seraya melambaikan tangan pada Bunda saat aku sudah mendaratkan badanku di motor milik temanku, Ririn.
Ririn pun menganggukan kepalanya sembari berkata pada Bunda.
"Bun, ongkos nya nanti ya!" Ucapnya yang membuat Bunda terkekeh geli.

Ririn dan aku adalah teman sejak kami masuk ke universitas ini. Kami berkenalan sangat singkat namun cepat sekali untuk akrab, Ririn adalah tipe gadis yang benar-benar seperti gadis. Ia menyukai warna-warna yang dominan pink dan kuning. Seperi motor matic miliknya ini, motor Scoopy pink putih dan dihiasi sticker kapsul bergerak yang biasa kusebut Minion dibeberapa bagian motornya. Memang lucu dimataku, namun akan terlihat norak untuk orang yang baru melihatnya. Ririn juga salah satu penggemar laki-laki cantik di negri gingseng sana, Kpopers. Bahkan hampir setiap hari dia sengaja memakai bahasa korea untuk berbicara, membuat ku mau tak mau mendengarkan nya.

ONE DAY IN SEOUL - Jaebum GOT7 FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang