Three

3.4K 303 8
                                    

"Oppa. " sahut SinB pelan.

"Wae? " jawab Taehyung cuek.

"Lupakan, aku tahu kau pura-pura khawatir di depan yang lain" ucap SinB sambil meraih tasnya yang dipegang oleh Taehyung sebelumnya lalu pergi meninggalkan Taehyung dengan sempoyongan.

"Hwang Eunbi! " panggil Taehyung

Deg
Jantung SinB seakan terhenti sejenak, Taehyung memanggil namanya. Nama panjangnya. Selama ini Taehyung hanya memanggilnya 'Kau' ,'SinB', 'Bocah itu'. Tapi kali ini berbeda, Taehyung akan memanggil nama aslinya jika dalam keadaan serius. Darahnya mengalir cepat, keringat dinginnya bercucuran. SinB takut jika Taehyung sedang serius.

"Ya! Apa salahnya aku perhatian padamu? " ucap Taehyung sambil berjalan ke depan badan SinB. SinB hanya menunduk melihat sepatunya dan memegang tasnya erat.

"SinB-ah lihat aku, apa aku tak pernah perhatian padamu? " tanya Taehyung pelan.

"Eoh, kau tak pernah sekalipun peduli padaku. Kau hanya menganggapku adik perempuan yang bisa menjaga dirinya sendiri. Disaat oppaku yang lain peduli denganku, kau hanya bilang 'Biarlah, bocah itu 'kan kuat'. Jadi tolong, bersikaplah seperti biasanya, tak mempedulikanku. Jebal, Oppa" ucap SinB sambil menahan tangisnya.

"Baiklah, jika kau aku bersikap seperti biasanya. Dan jangan salahkan aku ketika kau dalam bahaya dan hanya aku yang ada disampingmu, aku tak akan peduli denganmu" jelas Taehyung. SinB yang mendengar hal itu pun bergegas pergi meninggalkan Taehyung, yang ia tuju adalah toilet.

Aku takut kau terluka karenaku, Yooa bisa saja bertindak lebih dari ini SinB-ah. Maafkan aku- Taehyung.

Ketika SinB selesai membasuh mukanya, ia lihat jam ditangannya menunjukkan pukul tiga lewat empat puluh sore. Ia memutuskan untuk pergi ke atap.

"Taehyung Oppa. Tolong bersikap seperti biasanya. Aku tak mau rasa ini terus muncul ketika kau memberikan perhatian lebih padaku. Aku takut jatuh terlalu dalam" ringis SinB.
"Wahh, anginnya segar sekali. Harabeoji!! SinB merindukanmu. Apa Harabeoji tahu? Para Oppa sangat perhatian padaku, walaupun aku tak mempunyai teman aku rasa mereka sudah cukup untuk melengkapi hidupku!! " teriak SinB melepas kerinduan kepada kakek tercintanya.

"Apa kau sudah sembuh, SinB-ah? " ucap Seokjin tiba-tiba dari belakang Sinb.
"Oppa, mengapa kau bisa disini? " tanya SinB.
"Aku sedang istirahat disini, dan aku dengar ada perempuan yang teriak dan ternyata itu kau" jawab Seokjin sambil mengacak rambut SinB.
"Mian, Oppa. Aku telah mengacaukan istirahatmu."jelas SinB sambil menunjukan senyum bodohnya.
"Ani, gwaenchana. SinB-ah, sepertinya aku harus selalu waspada mulai sekarang. Apalagi Yooa satu sekolah dengan kita."ucap Seokjin.
"Tenang saja ,Oppa. Aku hanya perlu berhati-hati 'kan. Jadi jangan terlalu melibatkan dirimu dalam masalahku. Dan aku harap janganlah kalian terbawa dalam masalahku, jika tidak kalian akan ikut terkena imbasnya. Ya Oppa? " pinta SinB.
"Tidak, kau ingat? Hwang sajang? Kakekmu? Jika tidak ada kakekmu itu, keluarga kita tak akan bertahan dalam dunia ini. Siapa yang menyelamatkan perusahaan Hoseok dan Yoongi dengan sukarela? Hanya Kakekmu yang mau melakukannya atas dasar membantu. Begitupun keluargaku berhutang banyak pada Kakekmu, maka dari itu ketika Kakekmu meninggal dan meninggalkan wasiat pada keluarga kami, ia meminta menjaga cucu perempuannya dan itu kau SinB-ah."jelas Seokjin .
"Arra, Oppa. Namun, aku tak mau ada yang terluka karenaku. Karena aku sayang kalian semua" jawab SinB.
"Ah, iya. Oppa apa kau membawa motormu?"lanjut SinB.
"Bawa, memangnya mengapa? " tanya Seokjin.
"Aku ingin pulang mengendarai motor. Hehe" pinta SinB sambil menunjukkan aegyonya.
"Geurae, ini pakai jaketmu. " suruh Seokjin.
"Oppaneun?" tanya SinB ketika ia melihat Seokjin melepas jaketnya hanya untuk SinB, padahal yang akan terkena angin lebih adalah Seokjin karena duduk di depan, sedangkan SinB dibelakang, ia tak akan terlalu terkena angin karena ada badan Seokjin yang menghalanginya.
"Aku? Aku kan lelaki sejati, aku tak bisa melihat perempuan yang ku bonceng terkena angin hanya karena baju tipis pendeknya. Kajja!!"jelas Seokjin lalu beranjak pergi dari atap.

Disaat yang sama ketika dua orang itu pergi dari atap, satu pasang mata yang tadinya mengikuti SinB ke atap ,melihatnya tenang.

"Aku percayakan SinB padamu Hyung, kali ini aku gagal menjaganya dari Yooa"

Jungkook dan Yoongi akhirnya menyelesaikan tugas mereka dan bergegas pulang ke ruma SinB karena tiga tahun lalu mereka semua memutuskan untuk satu atap denga SinB.
"Hyung, aku yang akan menyetir"pinta Jungkook.
"Tidak" tolak Yoongi.
"Ayolah, Hyung. Hari ini 'kan tak akan ada polisi yang berjaga" rengek Jungkook dengan puppy eyesnya.
"Geurae, bawa yang benar, jika tidak seumur-umur aku tak akan membiarkanmu menyetir mobil" titah Yoongi.

SinB POV

Aku senang, sudah sekian lama aku tak merasakan hembusan angin. Mengendarai motor adalah suatu kesenangan sendiri bagiku. Setiap hari, antar jemput dengan mobil, tak ada kesempatan menaiki kendaraan umum. Tapi kali ini, aku senag sekali karena Seokjin Oppa membiarkanku menaiki motornya, angin yang menerpa seluruh badanku sangat bersahabat.

Ketika sudah sampai rumah, tiba-tiba Kang ahjusshi datang menceramahiku.

"Agasshi, apa yang kau lakukan? " tanya Kang ahjusshi.
"Ahjusshi tak lihat? Aku naik motor" jelasku kecut.
"Tapi Agasshi, apakah agasshi tahu berapa banyak pasang mata yang akan mengenalmu? " ucap Kang Ahjusshi.
"Jebal, kali ini aku ingin sekali saja hidup seperti orang lain, tak ada pelarangan" jawabku.
"Apa kau akan melaporkannya pada Appa? Silahkan saja, lagipula aku akan melaporkan balik anak buahmu yang tak becus menjagaku, anak buahmu semuanya tak bisa kuandalkan" lanjutku sambil mengancam Kang Ahjusshi.
"Sudahlah, Ahjusshi kuharap kau mengerti untuk kali ini. SinB-ah ayo cepat masuk, sebentar lagi akan hujan" ajak Seokjin.

SinB POV end

19.30 KST.

SinB dan ketujuh 'pangerannya' tinggal di sebuah rumah kecil yang bisa disebut dengan istana bersama. Terpisah dari kedua orang tua mereka, hanya di temani para Ahjumma, ahjusshi dan pekerja lainnya. Namun rumah mereka hanya berjarak 10 langkah dari rumah orang tua SinB yang masih satu lingkungan.

Malam itu para lelaki sedang berkumpul diruang TV sedangkan SinB istirahat dikamarnya yang dekat sekali dengan ruang TV.
"Hyung, apa kau bisa membantuku menyelesaikan soal bahasa inggris ini? " tanya Jimin
"Membantu atau menyuruhku menyelesaikannya 'sendiri'?"ucap Namjoon sambil menekankan kata sendiri.
"Ayolah, Hyung. Aku ini orang Korea asli, aku Cinta bahasaku sendiri. " jelas Jimin dengan terkekeh.

Duarr

Seketika petir dengan kencang bergemuruh, memang suasana saat ini hujan besar. Dan

"Eomma!!! " teriak SinB dari kamarnya. SinB tak menyadari kalau cuaca hujan dan SinB sangat phobia dengan petir, karena petir ia selalu terbayang bagaimana kakeknya menghembuskan napas terakhir berbarengan dengan suara petir dan guntur.

"Hyung! SinB" panik Hoseok.
"Astaga, ayo kita lihat dia" ajak Namjoon.

Seketika semua orang berlarian menuju kamar SinB sementara sesuai perjanjian, Taehyung hanya diam di sofa tanpa mengikuti yang lainnya menuju kamar Sinb.

"SinB-ah. Gwaenchana?" tanya Yoongi.
"Oppa, a-aku takut. Oppa petir itu, o-oppa Harabeoji, hiks" jawab Sinb gemetaran.
"Gwaenchana SinB-ah, Harabeoji sudah ditempat yang tenang. Kau tak usah khawatir" bujuk Hoseok.
" Sepertinya kali ini kita harus menemani SinB" ucap Namjoon.
"Geurae, aku akan tidur di sofa itu" tunjuk Jimin ke arah sofa yang biasanya ia gunakan tidur jika SinB seperti ini. Begitu pula dengan yang lainnua, mereka akan membentar kasur di lantai yang kosong demi menemani SinB, kecuali Taehyung dan Jungkook. Karena Taehyung tak mau menemani SinB, jadi terpaksa Jungkook harus menemani Hyungnya itu tidur. Kasihan apabila Taehyung harus tidur sendiri.

"Gwaenchana Sinb-ah. Semuanya akan baik-baik saja. Uljima SinB-ah" ucap Seokjin sambil mengelus ujung kepala SinB.

Aku selalu saja kalah dengan para Hyung jika dalam hal menjaga mu SinB-ah. Maafkan aku- Jungkook

[COMPLETED] Friend And Love- Jjk, Hsb [SINKOOK FF] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang