Jiyong pov
Hari ini adalah hari terakhir taruhanku dengan Dara, dan hari ini juga adalah hari penentuannya apakah dara akan menjadi kekasihku atau apakah aku akan berhenti mengharapkannya. Aku tidak tahu pasti mana yang akan terjadi namun aku sedikit percaya diri aku akan menang setelah kami berciuman di rooftop gedung dua malam yang lalu saat aku mengajaknya pergi. Aku menciumnya duluan tapi selanjutnya Dara yang menciumku. Jika dia tidak menyukaiku maka aku yakin dara tidak akan mungkin berani melakukan hal itu.
Sebenarnya setelah hari itu aku belum bertemu lagi dengan dara karena tugas kami memang sudah selesai jadi kami tidak bertemu lagi untuk mengerjakan tugas, aku juga tidak mencoba untuk menghubunginya karena ingin membuat dia merindukanku. Di tanganku kini sudah ada dua tiket pertunjukkan Yiruma untuk malam ini. Rencananya aku akan memberikan dua tiket ini kepada dara dan mengajaknya untuk menonton berdua denganku.
"Bukankah hari ini hari terakhir kau taruhan dengan Dara Sunbae?" Tanya Yongbae. Aku mengangguk. "Apa kau sudah siap untuk menjauhi yeoja yang sangat kau puja itu?" Tanyanya lagi.
"Aku harus siap." Kataku. "Tapi sepertinya Dara yang akan menjadi pihak yang kalah."
"Maksudmu dia jatuh cinta kepadamu?" Aku menganggukkan kepalaku dengan percaya diri.
"Dia sudah jatuh cinta kepadaku. Aku bisa melihat dari senyumannya saat dia tersenyum kepadaku."
"Kalau ternyata kau salah?" Tanya Yongbae lagi. Aku menatapnya dengan kesal. Kenapa dia harus mengatakan hal itu saat aku yakin bahwa Dara akan menjadi kekasihku. "Jangan marah dude, aku hanya bertanya karena bisa saja kau salah mengira, iyakan?" Tanyanya lagi.
"Kalau aku salah berarti aku harus pergi dari kehidupannya dan harus melupakan dia selamanya." Kataku.
"Dan kau sudah siap untuk melupakan seseorang yang selama satu tahun ini selalu kau harapkan?" Tanya Yongbae lagi. Aku diam karena pertanyaan Yongbae ini sedikit menyadarkan aku.
Apakah aku sudah benar-benar siap untuk menjauhi Dara? Aku belum pernah memikirkan ini sebelumnya tapi sekarang setelah Yongbae bertanya aku seakan tersadarkan bahwa sebenarnya aku tidak siap jika harus kalah. Aku sudah terbiasa untuk menemui Dara setiap hari, menunggunya sampai dia keluar dari dalam kelas, menggodanya sampai dia merasa kesal kepadaku dan jika aku kalah maka semua hal itu tidak bisa aku lakukan lagi.
Jika aku kalah maka sepertinya aku akan menyalahkan diriku sendiri karena aku yang telah mengajaknya untuk taruhan. Jika aku kalah itu berati taruhan ini yang akan membuatku menjauhi Dara. Sekarang aku menyesal karena telah mengajaknya taruhan bodoh ini karena tiba-tiba saja aku menjadi takut akan kalah dan tidak bisa lagi melihat dewiku itu. Dara benar bahwa taruhan ini memang sangat bodoh.
Dara pov
"Apa itu?" Tanya Bom saat melihatku memegang dua buah tiket yang baru aku temukan di dalam lokerku.
"Tiket pertunjukkan yiruma." Jawabku sambil terus memandang dua tiket yang kini sedang aku pegang.
"Bukannya kau kehabisan tiketnya?" Tanyanya lagi.
"Jiyong yang memberikannya." Kataku kini sambil melihat kepada Bom dan saat itu aku mendengar bunyi dari dalam tasku. Aku mengambil ponselku yang tadi berbunyi menandakan ada pesan masuk.
Dara nanti malam aku akan menunggumu di shelter dekat gedung pertunjukan yiruma. Kau yang bawa kedua tiketnya dan jika kau tidak datang maka itu berarti kau yang menang dan aku yang kalah. Sampai jumpa nanti malam
Aku mendesah setelah melihat pesan dari Jiyong. Hampir dua hari aku tidak bertemu dengannya dan seperti yang Bom pernah katakan kepadaku bahwa aku harus mulai memikirkan perasaanku untuk Jiyong. Jadi setelah aku menciumnya malam itu aku langsung memikirkan semua yang telah terjadi kepada kami dan akhirnya aku sampai pada satu titik yang menyimpulkan bahwa aku menyukainya karena sejak kejadian malam itu aku sama sekali tidak bisa mengalihkan perhatianku yang terus saja memikirkan Jiyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderfully Stupid
FanfictionMau lihat bagaimana perjuangan Jiyong untuk mendapatkan cinta Dara? Seniornya di kampus tempat mereka kuliah? apakah perjuangan Jiyong akan berbuah manis sehingga bisa mendapatkan cinta Dara yang sama sekali tidak pernah berpikir untuk menerima cint...