Dara pov
"Dee." Seseorang memanggilku dengan suara keras. Aku sudah sangat hafal dengan suara itu karena sudah hampir satu tahun terakhir ini suara itu selalu menyambutku saat aku keluar dari dalam kelas. Aku tidak memperdulikan suara itu dan langsung mempercepat langkah kakiku karena aku tahu pasti orang yang tadi memanggilku kini sedang berlari untuk mengejarku.
"Siap-siap." Ujar Bom sahabatku yang sedang berjalan di sampingku. "sebentar lagi dia akan berada di sampingmu." Katanya lagi sambil terkekeh.
"Kenapa kau selalu pura-pura tuli saat aku memanggilmu?" Aku melirik kepada seorang namja yang kini sedang tersenyum bodoh kepadaku. Aku hanya memutar bola mataku menandakan bahwa aku jengah dengan kehadirannya.
"Memangnya kau memanggilku?" Tanyaku kepadanya. "Aku tidak mengenal seseorang bernama Dee di sini."
"Aku kan sudah bilang bahwa nama itu adalah nama panggilan khusus yang aku berikan untukmu." Ujarnya lagi sambil tersenyum.
"Ya Kwon Jiyong!" Kataku sedikit membentaknya. "Sampai kapan kau akan terus menggangguku setiap kali aku keluar dari kelas?" Kataku lagi dengan sedikit keras yang membuat mahasiswa lain yang berjalan di korider langsung menatap kepada kami. Aku sudah tidak peduli lagi dengan tatapan mereka semua, toh mereka sudah familiar dengan adegan ini karena hampir tiap hari namja gila ini selalu menggangguku.
"Sampai kau menerimaku." Katanya datar seolat tidak peduli dengan nada suaraku. "Lagipula aku tidak mengganggumu, aku hanya menyapamu."
"Berhentilah menggangguku." Kataku kini dengan nada kesal. "Apa kau tidak punya pekerjaan lain huh?"
"Tentu saja aku punya pekerjaan lain." Katanya dengan santai seakan tidak peduli dengan nada bicaraku tadi yang sedikit kasar kepadanya. "Tapi aku harus melihatmu dulu sebelum melakukan pekerjaanku." Aku melihat lagi kepadanya yang kini telah memasukan tangannya pada saku celana. Aku benar-benar kesal karena orang ini selalu mengikutiku. "Mau aku antar pulang?" Tanyanya. Ini adalah pertanyaan rutin yang selalu dia lontarkan kepadaku.
"Tidak." Kataku tanpa melihatnya dan ini adalah jawaban rutin setiap kali dia bertanya. Aku melirik kepada Bom yang kini sedang menahan tawanya. Dia selalu bahagia saat Jiyong datang dan menggangguku.
"Dara aku pulang duluan." Ujar Bom tiba-tiba sambil terkekeh dan sebelum aku sempat menahannya dia sudah melesat pergi dari hadapanku. Aku tahu dia pasti sengaja meninggalkan aku dengan namja gila ini. Bom sangat tahu bahwa aku tidak suka jika namja ini sudah muncul di hadapanku tapi dia tidak pernah membantuku untuk menyingkirkan orang ini, dia malah selalu meninggalkan aku berdua dengan Jiyong.
"Bom sunbae pengertian sekali." Katanya sambil tersenyum. "dia selalu meninggalkan kita supaya kita punya waktu berdua." Sambungnya dengan senyum bahagia.
"Dia bukannya pengertian." Kataku. "Dia sedang kelaparan makanya dia meninggalkanku." Sambungku lagi berusaha menutupi kenyataan bahwa Bom memang sengaja meninggalkan aku supaya namja gila ini bisa lebih leluasa untuk mendekatiku. "Kau." Kataku sambil menghentikan langkah kakiku lalu langsung melihatnya. "Kenapa kau tidak pernah memanggilku sunbae seperti yang kau lakukan kepada Bom?"
"Aku tidak berbicara formal kepada yeoja yang aku sukai." Katanya sambil mengedikkan bahu.
"Ya!" Kataku dengan kesal. "Aku ini seniormu, aku dua tahun lebih tua darimu jadi berhentilah mengatakan kau menyukaiku karena sampai kapanpun aku tidak akan mau berkencan dengan namja yang statusnya juniorku." Kataku dengan penuh penekanan, namja gila di hadapanku ini malah tersenyum sangat lebar.
"Junior itu hanya statusku saja." Katanya. "Yang penting aku ini seorang pria. Angka itu tidak penting."
"Tapi itu penting untukku." Kataku kemudian kembali berjalan dengan dia yang masih mengikutiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderfully Stupid
FanficMau lihat bagaimana perjuangan Jiyong untuk mendapatkan cinta Dara? Seniornya di kampus tempat mereka kuliah? apakah perjuangan Jiyong akan berbuah manis sehingga bisa mendapatkan cinta Dara yang sama sekali tidak pernah berpikir untuk menerima cint...