Jiyong Pov
"Ini." Dara menyodorkan sebuah bungkusan kepadaku.
"Apa ini?" Tanyaku sambil mengambil bungkusan itu.
"Katanya kau ingin mencicipi masakanku." Aku langsung tersenyum setelah mendengar apa yang dia katakan. Jadi dia benar-benar membuat ini setelah kemarin dia melihat Jessica memberikan sebuah kotak makanan kepadaku yang dia klaim sebagai makanan yang dia buat sendiri. Dara bertanya apakah aku memang suka memakannya jika ada yang memberikan makanan kepadaku. aku mengangguk dan bilang bahwa aku hanya ingin menghargai apa yang mereka lakukan untukku kemudian bergumam bahwa aku ingin mencicipi makanan yang Dara buat. Aku tidak menyangka bahwa Dara benar-benar melakukannya.
"Apa yang kau buat?" Kataku sambil mengeluarkan kotak makan siang dari dalam bungkusan.
"Kimbab." Katanya. Aku tersenyum kemudian membuka kotak makan siang itu. Aku menatap kimbab yang telah Dara buat selama beberapa saat kemudian kembali mengalihkan pandanganku kepadanya. "Susah sekali membuatnya padahal aku sudah mencoba supaya bentuknya sempurna." Jelas Dara yang sepertinya tahu bahwa aku akan mempertanyakan kenapa bentuk kimbab yang dia buat sangat abstrak. "Makan saja jangan pedulikan bentuknya. Rasanya enak kok."
"Kau yakin rasanya enak?" Tanyaku dengan sedikit memicingkan mata ke arahnya.
"Aku tidak terlalu yakin karena aku belum mencicipinya tapi aku sudah membuatnya sesuai resep yang aku cari lewat internet jadi rasanya pasti tidak akan terlalu buruk." Jelasnya sambil tersenyum.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mencobanya." Aku kemudian mengambil satu kimbab itu lalu memasukkannya ke dalam mulutku. Gigitan pertama aku masih biasa namun saat gigitan kedua aku mulai merasakan rasa sebenarnya dari kimbab yang Dara buat. Ini sangat asin. Aku berhenti mengunyah kemudian menatap Dara yang kini sedang menatapku dengan harap-harap cemas. Aku memutuskan untuk melanjutkan mengunyah dan dengan susah payah menelannya.
"Tolong berikan aku air minum!" Dara langsung membuka tutup tumbler yang dia bawa kemudian menyerahkannya kepadaku.
"Bagaimana?" Tanyanya setelah aku selesai menelan minuman. "Enak?" Aku hanya mengangguk pelan kemudian menutup kembali kotak makan siang itu. "Kenapa ditutup?" Tanyanya dengan bingung.
"Aku akan memakannya nanti." Ujarku sambil tersenyum kepadanya yang langsung membuat raut wajahnya berubah menjadi sedikit kecewa.
"Pasti rasanya tidak enak." Gumamnya dengan nada sedih. Aku tidak tega melihatnya seperti itu jadi aku kembali membuka kotak makan itu lalu mengambil lagi kimbab yang telah dia buat kemudian kembali memakannya. Dara tersenyum sambil melihatku melahap kimbab buatannya. "Apa rasanya seenak itu sampai kau hampir menghabiskan semuanya?" Tanya Dara dengan mata berbinar ketika aku hampir menghabiskan setengah kimbab yang dia buat. Aku yang sedang minum hanya mengangguk dan saat itu aku melihat Dara akan mengambil kimbab itu.
"Yah! Kau mau apa?"
"Mau mencicipinya." Ujarnya. "Aku penasaran."
"Jangan dimakan." Ujarku sambil menjauhkan kotak makan siang itu. "Kau sudah memberikannya kepadaku jadi kau jangan makan satu suappun." Kataku lagi sambil memasukan kembali kimbab ke dalam mulutku.
"Kau pelit sekali." Dara merenggut dan saat itulah aku mendengar suara dari ponsel miliknya. Dara langsung mengangkat telpon itu. "Ya, ada apa?" Tanyanya pada si penelpon. Dara langsung menatapku sesaat setelah dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh si penelpon. "Oh baiklah. Terimakasih karena telah memberitahuku." Sambungnya kemudian langsung mengakhiri panggilannya.
"Siapa?"
"Durami."
"Oh." Ujarku sambil mengangguk. "Kenapa dia menelpon? Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanyaku yang Dara balas dengan gelengan kepala. "Lalu kenapa? Kau terlihat sedih setelah menerima telponnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderfully Stupid
FanfictionMau lihat bagaimana perjuangan Jiyong untuk mendapatkan cinta Dara? Seniornya di kampus tempat mereka kuliah? apakah perjuangan Jiyong akan berbuah manis sehingga bisa mendapatkan cinta Dara yang sama sekali tidak pernah berpikir untuk menerima cint...