CHAPTER 1

957 37 4
                                    


Ku edarkan pandangan ku ke penjuru arah Taman, mencari sosok yg telah lama menempati ruang hatiku, akhirnya mata ku menangkap sosok lelaki tampan itu, dia tengah duduk dan sembari memejamkan matanya,ku rasa dia sangat lelah. Dengan cepat ku berjalan ke arahnya, saat ku di depannya dia masih tetap diam ku rasa dia tak menyadari kedatangan ku.

Ku belai lembut pipinya, wajah tampan nya makin bertambah kalau dia lagi tertidur seperti ini, dia seperti malaikat tanpa sayap.

"Eengghhh" ehh seperti nya dia terbangun

"Hai" ucapku, saat kulihat matanya terbuka,dan mulai menyadari kehadiran ku

Hei kenapa dia,kenapa wajahnya seperti terlihat sangat marah,apa aku ada salah?

"Kenapa?" tanya ku saat dia menatap ku dengan tajam dan lihat lah wajahnya menyeramkan,aku sangat takut kalau dia sudah memasang wajah seperti ini.

"Kamu kenapa lama? Kemana aja kamu?" tanya nya dengan nada ketusnya

"Maaf tadi aku ada kelas tambahan, aku juga lupa ngasih tahunya, kamu lama ya nunggu nya?" tanya ku jujur aku jadi merasa bersalah karena sudah membuatnya menunggu ku lama

"Bohong" tuduhnya dengan suara yg mulai naik satu oktaf

"Aku nggak bohong kok" bela ku jujur

"Prilly Azahra sekali lagi aku tanya tadi kamu ngapain aja?" suara nya mulai meninggi, aku tahu dia sangat marah saat ini,tapi apa salah ku?

"Aku ya ngampus,bukan nya kamu sudah tahu itu" jawabku jujur

"Bohong, kau sudah berani bohong pada ku prilly" bentak nya, aku makin dibuatnya tak mengerti aku bohong apa, padahal aku tak ada berbohong dari tadi ku jawab pertanyaannya dengan jujur

"Kenapa diam, sudah tahu kesalahanmu hmm" serunya, aku menatap wajahnya yg memerah menahan emosinya

"Aku salah apa, dari tadi aku diam karena aku nggak tahu, aku nggak ada bohong apa pun sama kamu li" jawab ku

"Kamu mau tahu salah mu apa? Ok aku tanya tadi siang kamu ketemu kan dengan Rendy?" tanya nya lagi dengan nada tinggi, aku takut kalau dia sudah seperti ini.

"Re.....rendy ,ya tadi aku sempat ketemu dia waktu di kantin tapi kita hanya ngobrol biasa aja li, dia hanya menanyakan masalah tugas yg tak ia mengerti, hanya itu" jawab ku jujur, karena memang seperti itu adanya.

"BERAPA KALI SUDAH AKU KATAKAN JANGAN PERNAH DEKAT DENGAN RENDY, DIA MENYUKAIMU, KAMU MENGERTI HAH" bentaknya, aku hanya bisa menunduk, aku menangis aku benci situasi seperti ini.

Ini memang bukan pertama kali nya ia membentak ku, bahkan terlampau sering kalau dia sudah marah karena aku dekat dengan lelaki mana pun, terutama Rendy teman seangkatan ku yg memang ku tahu dia menyukai ku, tapi apa salah ku jika hanya mengbrol itu pun hanya masalah kampus tak lebih.

"Maaf" ucapnya setelah ia melihat airmata ku

Aku tak menjawabnya, aku lelah dengan sikapnya seperti ini, emosi nya yg selalu meledak yg sering membuat ku takut dengannya.

"Aku nyakitin kamu lagi ya, maaf sayang" ucapnya lagi, menarik ku dalam dekapan hangatnya jujur aku merasa kan nyaman jika dalam dekapannya.

"Aku mau pulang" kata ku dengan suara serak, ohh ini karena menangis.

Ku lepaskan pelukannya, aku hanya ingin pulang, aku lelah saat ini tak ingin lagi membahas ini. Ku lihat dia masih diam menatap ku dengan tatapan yg sulit ku artikan, aku lebih memilih tak menghiraukannya, aku berbalik dan ingin meninggalkannya, biarkan lah dia marah lagi aku tak peduli aku hanya ingin pulang.

"Prilly" teriaknya memanggil nama ku, tak ku hiraukan, aku lebih memilih melanjutkan jalan ku.

Setengah jam waktu yg cukup untuk ku sampai di rumah, rumah yg tak cukup besar, lantai dua dengan gaya minimalis ini adalah istana ku, disini aku hanya tinggal berdua dengan kakak ku KEVIN HULIO lelaki tertampan kedua di hidup ku, Orang tua ku telah lama meninggal dalam kecelakaan pesawat, saat itu juga kakak ku lah yg menggantikan peran kedua orangtua ku. kakak yg sangat baik dan juga penyabar, dia rela melakukan apapun untuk membahagiakan ku, dia seorang dokter muda yg sangat pintar menurutku, bahkan aku sendiri selalu meminta bantuannya jika aku kesulitan di beberapa mata kuliah ku, ya aku memang bercita-cita menjadi dokter seperti dia.

Saat kaki ku melangkah masuk kulihat dia kakak ku sedang duduk santai di sofa sambil menonton tv, kulihat dia sesekali tertawa mungkin dia sedang menonton acara lawak.

"Bang" ucapku mengagetkannya, dia memandang ku dangan senyumnya.

"Apa bie, kenapa baru pulang?" tanya nya suara nya sangat lembut, kulihat di menepuk sofa nya, ku tahu kalau dia meminta ku duduk disebelahnya.

"Ya bang tadi aku ada kelas tambahan, dan juga aku ke taman sebentar janjian dengan Ali" jawabku, kulihat dia diam menatap intens kearah mataku.

"Kamu menangis bie, apa kalian bertengkar? Atau ali membentakmu lagi?" tanya nya

"Hmm, dia hanya salah paham bang, biasa lah" jawab ku, enggan menanggapi pertanyaan abang ku, abang ku ini tahu betul bagaimana Ali yg tak lain adalah sahabat nya semasa sma dulu sampai sekarang, kuliah pun mereka sama satu kampus tapi beda jurusan, kakak ku lebih memilih menjadi seorang dokter dan Ali mencari jurusan bisnis yg memang ia akan melanjutkan usaha milik keluarganya.

"Kalau memang kamu merasa tak nyaman lagi dengan nya, akhiri semua dengan baik-baik bie" aku tahu abang ku ini,dia sangat khawatir dengan ku, dari awal dia tahu kalau aku berhubungan dengan Ali dia sudah mewanti-wanti ku untuk menjadi gadis yg kuat karena hubungan ku dengan Ali tak akan berjalan mulus.

"Ab..." ucapan ku menggantung, saat terdengar suara ketukan pintu utama, ku tahu siapa

"Sana buka pintunya, itu pasti Ali" suruh abang, ternyata pemikiran kita sama

Ku buka kan pintu terlihat wajah kacau Ali,rambutnya acak-acakan terlihat sangat kacau, matanya melihat ku dengan sendu, apa aku salah sudah meninggalkannya tadi?

"Maaf" ucapnya sambil memegang tangan ku yg entah sejak kapan di raihnya.

"Tidak ada yg perlu di maafkan, aku sudah terbiasa dengan bentakan mu, sudah lupakan saja" seru ku, entah kenapa aku tak ingin lagi membahas kejadian di taman tadi.

Dia memeluk ku erat, ku merasakan pundaknya bergetar, dan pundak ku pun terasa basah, tunggu apa Ali menangis, tapi kenapa? Ini bukan pertama kali nya kita bertengkar karena hal seperti ini, tapi dia tak pernah menangis, ada apa ini?

"Ali kamu menangis? Maaf kalau aku salah, tapi aku sama Rendy hanya ngobrol biasa, nggak lebih, aku janji nggak akan ngobrol lagi dengan dia, kalau itu yg kamu mau" ucapku mencoba membuat dia lebih tenang

Dia melonggarkan pelukannya terhadap ku, dia menatapku, mata nya memerah, kenapa dia begitu kacau hari ini, ada apa dengannya?

"Kamu nggak salah,aku yg salah karena marah nggak jelas dengan mu sayang, nggak seharusnya aku lampiaskan amarah ku kepada mu, Rendy hanya alasan ku saja, maaf kan aku sayang, aku,,,,,,, aku hanya takut kehilangan mu, aku mencintaimu" cerca nya kepada ku, kelihatan sekali ketakutan di matanya, dia begitu takut kehilangan ku, tapi kenapa aku sudah berjanji kepada nya akan selalu bersamanya,malahan aku yg takut karena banyak sekali yg menginginkannya.

"Kamu nggak akan kehilangan aku li, aku mencintai mu, jangan takut" ucapku, aku hanya ingin membuatnya lebih tenang saat ini.

"Kamu janji nggak akan ninggalin aku,kamu janji akan selalu bersama ku, apa pun yg terjadi?" tanya nya lagi Yg semakin membuat ku bingung

"Ada apa ini li, kamu membuatku bingung" tanya ku tanpa menjawab pertanyaan nya

"Ak,,,,, aku"

"Jawab Ali, ada apa? Kamu nggak biasanya seperti ini, kamu menyembunyikan sesuatu?" tanya ku, aku yakin pasti ada yg di sembunyikannya

Dia diam tak menjawab pertanyaan ku, lama terdiam akhirnya ku dengar dia menghembuskan nafasnya kasar,dan kembali menatap ke arah ku

"Aku akan bertunangan"

Tbc

Typo bertebaran

Moga suka yaaaa 😄😊

CINTA TANPA RESTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang