5 tahun kemudian
Prilly pov
Tidak terasa ini tahun ke 5 ku disini, ku tatap pemandangan indah di depan ku ini, danau yg indah dan suasana taman yg asri, aku menyukai tempat ini, ini adalah tempat dimana aku bisa menumpahkan segala rindu dengannya.
Ini sudah 5 tahun tapi aku masih belum bisa melupakannya, cinta itu masih mengakar dalam di hatiku. Tapi ini semua salah dia pasti sudah bahagia disana dengan anak dan istri nya, membayangkan itu membuat hatiku nyeri, air mata sialan ini selalu saja turun membasahi pipi ku jika aku sudah mengingat nya,,,, aku harus bisa ini sudah 5 tahun lamanya.
"Lily" aku mendengus sebal mendengar teriakan nama ku, yaahh aku tahu betul suara ini.
"Apa ditya?" tanya ku menatap jengkel ke arah lelaki di samping ku ini.
"Aku khawatir dengan mu, dari tadi ku hubungi tapi nomer mu nggak aktif, aku cemas" desisnya dengan nada cemasnya.
Aku menatap jengah kearah nya, dia selalu saja seperti ini kepada ku, terlalu mencemaskan ku jika tidak memberikannya kabar setiap jamnya, aku tahu dia menyayangiku bahkan dia mengatakan kalau ia mencintai ku, tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa menerimanya jika hatiku saja masih tertinggal di Ali.
"Maaf, aku terlalu sibuk jadi aku melupakannya, sudah lah jangan merusak mood ku untuk sekarang ditya" rengek ku
"Ok, jadi kamu mau aku ngelakuin apa?" tanya nya
"Diam, aku ingin menikmati indahnya pemandangan di depan ku ini" jawab ku, kuliahat dia mendengus kesal tapi dia akhirnya diam dan sibuk dengan smartphonenya, ck dasar dia memang tidak bisa lepas dari benda pipih itu.
Hening
Damai itu yg ku rasakan saat ini, setelah hampir sejam disini aku jadi lebih baik,ohh ya aku lupa ditya,,,, aku menengok kearah nya ternyata dia tertidur, wajah nya tampan dan juga sangat polos jika tidur seperti ini, tapi jika dia sudah buka matanya dia akan menjadi sosok yg menyebalkan dan juga pemaksa, tapi aku nyaman dengannya dia pria yg baik yg berhasil membuat ku nyaman jika bersamanya dialah ADITYA FABHIAN G, kenapa G karena aku nggak tahu kepanjangan G itu apa, setiap ku tanya dia hanya jawab hanya sebuah marga yg tak penting.
Jika mengingat awal perkenalan kami dulu, sedikit lucu sebenarnya, aku sempat menuduhnya sebagai penculik anak kecil, tapi jika di pikir-pikir itu bukan salah ku juga, siapa yg tak akan berpikiran seperti itu jika kamu melihat ada seorang anak kecil yg meronta dalam gendongan seorang lelaki yg sedikit terlihat mencurigakan dan anak itu menangis meraung memanggil ibunya, tapi lelaki itu malah terlihat membekap mulut anak itu, aku yg tak tega langsung saja memukul nya sehingga anak itu terlepas dan aku langsung menuduhnya, kami ribut besar sampai akhirnya ibu si anak datang dan mengatakan kalau aku salah paham, karena lelaki itu adalah paman dari sang anak, sungguh aku sangat malu waktu itu. Tapi dari situlah aku dekat dengannya, aku pikir dia tak kan pernah sudi lagi mau bertemu dengan ku, tapi ku salah malah setiap hari dia menjadi pengikutku, dia mengikuti hampir setiap hari, awalnya aku risih tapi kelamaan dia mampu membuat ku nyaman dengan kehadirannya itu.
Cukup sudah pengenalannya, aku harus membangunkan nya dulu, perut ku sudah lapar dan aku butuh makan. Ku guncang badannya agak sedikit kasar, agar ia cepat terbangun dari tidurnya. Benar saja dengan guncangan kasar ia terbangun, dan lihat lah wajahnya sangat lucu, aku tertawa kecil melihat nya sedangkan dia menatap ku dengan wajah kesalnya.
"Kau benar-benar ya,,arggh" geramnya, aku melihatnya kesal hanya melihatkan senyuman ku yg manis, aku tahu dia akan luluh
"Berhenti senyum seperti itu, kamu selalu saja bisa membuat ku nggak bisa marah dengan mu" sentaknya dengan nada yg masih sedikit kesal
"Aku lapar, mari pulang" ajak ku, dia mengangguk kearah ku, wajah nya masih sedikit kesal, tanpa membalas ucapan ku ia berdiri menarik tangan ku dan membawa ku ke arah mobilnya berada.
Di perjalanan selalu saja ada celotehannya yg membuat ku tertawa, dia selalu bisa membuat ku tertawa.
Tak lama akhirnya kita sampai di apartemen milik ku, aku ingin memasakan makan siang untuk kita, awalnya dia memang mengajak ku untuk makan siang di luar aja, tapi aku tidak suka, aku lebih suka memasak sendiri, selain sehat lebih irit bukan, mengingat betapa mahalnya makanan disini.
Tak butuh waktu lama, masakan ku sudah selesai hanya pasta saja yg ku buat, itu saja sudah cukup untuk mengisi perut kita yg kosong.
"Emmm kayaknya enak nih" seru ditya girang
"Siapa dulu prilly" ucapku dengan pdnya
Ku lihat dia makan dengan lahapnya, ini lah yg ku suka dia selalu menyukai masakan ku.
"Kamu lapar sekali kayaknya, mau tambah lagi?" tawar ku kepadanya, dia tak menjawab ku, tapi ia tersenyum kepada ku, dan matanya menatap ku intens, aku jadi bingung
"Ly, aku mau kamu berjanji satu hal kepada ku" pintanya
"Apa?" tanya ku membalas menatap nya lembut
"Aku mohon bertahan lah disisi ku apapun yg terjadi, aku membutuhkan mu sangat ly, bahkan tidak pernah kamu sadari, hanya kamu satu-satu nya yg ada disini, kamu lah satu-satu nya yg membuat ku bertahan sampai saat ini" aku menatapnya bingung, apa maksudnya, tapi ku lihat matanya penuh dengan sorot permohonan disana, aku harus bagaimana? Lebih baik ku iyakan saja, toh selama ini dia lah sahabat terbaik ku sekaligus kakak ku.
"Aku janji, emm ditya study ku disini udah selesai, dan kamu tahu kan sebentar lagi aku akan kembali ke indonesia" ucapku
Kulihat wajahnya tertekuk tersirat rasa kecewa disana, aku tahu dia pasti ingin aku tetap disini,tapi mana bisa, aku harus kembali, gelar dokter sudah ku dapatkan,dan sekarang saat nya aku kembali.
"Emm aku akan ikut" ucapnya, sukses membuatku membulatkan mata ku tak percaya
"I,,,, ikut? Kamu serius?" tanya ku lagi
"Ya aku serius, ku rasa aku juga ingin kembali, lagi pula aku nggak mau pisah sama kamu" jawabnya membuat ku menggelengkan kepala ke arahnya
Ya sudahlah kalau dia mau ikut, toh nggak ada salah nya, setidaknya dia akan menemani ku juga disana.
Kulihat dia tersenyum manis ke arah ku, jujur setiap ku melihat senyum nya seolah ada kesedihan di matanya,aku rasa ia menyembunyikan sesuatu dari ku.
Tbc
Maaf typo bertebaran ya
Inget vote and comentnya ya
Mona 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TANPA RESTU
Fantasymencintainya, adalah hal terindah dalam hidupku, ingin memilikinya adalah harapan ku sejak dulu, tapi semua itu tak mungkin lagi semua hanya menjadi mimpi ku, mimpi yg entah akan terwujud atau tidak