Prilly pov
Hoammmm
Sudah pagi saja, sebenarnya aku masih sangat mengantuk, sehari kembali ke indonesia membuat kebiasaan tidur ku agak berubah,mungkin aku belum terbiasa dengan perbedaan waktunya, tapi pasti nanti akan biasa kembali.
Mengingat ajakan kak mila kemarin, aku akan bersiap-siap, mungkin memang benar aku butuh waktu buat jalan-jalan, lagi pula aku juga rindu dengan jakarta.
ku lihat penampilan ku sekali lagi di depan cermin, casual dan nyaman toh kan ke mall masak iya aku pakai Dress dan highells nggak mungkin kan.
Ku lihat jam ternyata sudah jam setengah 10, ku rasa aku sudah melewati sarapan ku.
Saat ku turun, rumah sudah tampak sepi, sepertinya bang kevin sudah berangkat, ku edarkan pandangan ku mencari keberadaan kak mila, dan ternyata dia sedang di dapur.
"Kak mila ngapain?" tanya ku saat sudah berada di depannya.
"Sini duduk prill, ini sarapan mu" ucapnya, ahhh kak mila memang ibu peri ku, ku makan sarapan yg sudah di siapkan olehnya, sepotong sandwich sudah cukup untuk ku.
"Kak jadi kan jalan nya?" tanya ku yg masih mengunyah makanan ku.
"Jadi dong, udah kamu habisin dulu, kakak mau siap-siap dulu, tunggu ok" ucapnya,yg ku balas anggukan kecil dariku.
Tak lama sarapan ku selesai, dan kak mila juga sudah siap. Hari ini jalan tak terlalu ramai, jadi kami tidak perlu berlama-lama di jalan. Melihat pemandangan jalanan jakarta sedikit berubah menurutku, ada jalanan yg tidak aku ketahui. Tak lama mobil pun berhenti, mall nya sedikit berubah, tidak seperti 5 tahun lalu.
Aku dan kak mila memutari mall dengan mengobrol, banyak hal yg kita bicarakan, mulai dari pesta pernikahan mereka yg tidak bisa ku hadiri, tingkah konyol bang kevin saat itu, ahhhh aku rasanya sangat menyesal saat itu tidak bisa hadir, selain karena waktu ku yg cukup padat disana, alasan utama ku adalah aku tak mau bertemu dengan Ali, aku tak ingin tersakiti lagi.
Kak mila menatap takjub ke arah ku, pasalnya aku yg sedari kemarin mengatakan kalau aku tak ingin membeli apapun malah sebaliknya aku bahkan memborong beberapa barang yg ku anggap lucu, aku sendiri heran kenapa aku menjadi khilaf belanja seperti ini.
Setelah puas dengan apa yg ada ditangan kami, aku dan kak mila memutuskan untuk pulang, tapi saat di perjalanan aku minta kak mila menurunkan ku di taman yg menjadi kenangan ku bersama Ali dulu, entahlah aku ingin sekali kesana, sebenarnya aku khawatir takut nantinya malah bertemu dengan nya, tapi ku rasa itu tak mungkin bukan.
Taman ini tak banyak berubah, hanya sedikit beberapa tambahan fasilitas bermain untuk anak-anak yg dulu tidak ada disini. Taman ini juga sepi, mungkin karena memang ini bukan hari libur, aku duduk di kursi taman yg dulu sering ku duduki dengannya, aku merindukan Ali, sangat merindukan pria itu.
"dia pasti sudah bahagia dengan keluarga kecilnya, dan aku pun harus melanjutkan hidup ku dengan baik juga, aku pasti bisa" semangat ku untuk diri ku sendiri,, aku harus bisa tanpa mengingat lagi tentangnya, walaupun aku tidak bisa berbohong nyatanya cinta ini masih mengakar kuat untuknya, aku sendiri tak mengerti seberapa kuat aku ingin membuang cinta itu, semakin kuat pula akar itu makin tumbuh.
aku mendesah lelah, sudah cukup aku harus pulang, aku nggak mau membuat kak mila khawatir karena terlalu lama disini.
"duhh" sentak ku sakit, punggu terasa sakit terasa ada yg memukulnya dari belakang,, saat aku melihat ternyata benar saja bola menggelinding dikaki ku, kurasa ini jawaban dari sakit punggung ku.
aku melihat sekelilingku untuk melihat siapa pemilik bola ini,, dan tak lama seorang anak kecil laki-laki datang mendekat dengan wajah takut tapi terlihat menggemaskan dimata ku. anak kecil itu berdiri tepat didepan ku dengan kepala tertunduk aku terkekeh kecil melihatnya, aku berjongkok didepannya mensejajarkan tubuh ku dengan tubuh kecilnya.
"hai apa ini bola mu??" Tanya ku dengan suara lembut agar membuat nya tak takut.
Dia hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban tanpa mau mengeluarkan kata" dari bibir mungilnya
"jadi kamu ingin bola ini kembali?"
dan lagi hanya anggukan kepala sebagai jawabannya,, apa anak ini tidak bisa bicara?
"Jangan takut sayang, sekarang jawab siapa nama kamu, dan tante akan kembali kan bola kamu" pancing ku untuk mendengar suara nya, entah lah aku terlalu penasaran untuk mendengar suara nya
namun bukan jawaban yg ku dapat, tapi hanya tatapan polosnya menatap ku, dengan bibir yg masih terkatup rapat,, apa benar anak ini tidak bisa bicara?
saat aku hendak bertanya seseorang datang menghampiri kami, dengan wajah takut nya langsung merengkuh tubuh anak kecil didepan ku ini.
"ya ampun digo, kamu kemana aja nak,? mami bingung nyariin kamu" owhhh sekarang aku mengerti wanita didepan ku ini ibu dari anak kecil didepan ku ini, aku berdiri dan tersenyum kepada wanita yg kini menatap ku bingung.
"maaf mbak, tadi bola ini nggak sengaja mengenai punggung ku, dan dia berlari kesini ingin mengambil bola ini" ucapku
dan wanita didepan ku tampak kaget
"Apakah benar begitu digo?" Dan lagi-lagi anak itu hanya menganggukan kepalanya "maafkan anak saya, apa punggungmu sakit?"
"tidak, em hanya sedikit tapi tidak apa-apa" jawabku
"Sekali lagi maaf kan anak saya, oh ya kenalkan nama saya neta, dan ini anak saya digo" wanita didepan ku ini memperkenalkan dirinya, dan akhirnya aku tahu juga nama anak ini.
"saya prilly, dan salam kenal digo" dengan cepat aku membalas jabatan tanya neta, dan saat ingin memegang tangan digo, digo menghindar dari ku dan langsung bersembunyi di balik tubuh ibunya.
Wajah neta tampak tak enak saat digo mengindar dari jabatan tangan ku, dan aku memberikan senyuman maklum kepada neta, sepertinya digo anak yg pemalu.
"Maaf digo anak yg sedikit pemalu dan susah didekati dengan orang baru"
"tidak apa-apa mbak neta, nah digo ini bola kamu, lain kali hati-hati ya mainnya biar nggak kena orang lain lagi ok" dengan cepat dia mengambil bola nya, dan kembali bersembunyi di balik tubuh ibunya
aku tersenyum kecil dengan tingkah malu-malunya.
"baik mbak, saya harus pulang, digo senang berkenalan dengan mu" ucap ku
"Ya pril,, em terimakasih ya"
"ya mbak sama-sama, permisi ku" pamit ku pergi meninggalkan sepasang ibu dan anak itu.
sebenarnya rasa penasaran masih memghantui ku tentang anak itu,, kenapa anak itu tidak mau bicara ya, apa benar anak itu terlalu pemalu hingga tidak mau bicara sama sekali, ah lupakan kenapa juga aku begitu ingin tahu tentang anak itu.
Aku harus pulang, jangan sampai kak mila dan bang kevin khawatir karena sudah sore aku belum balik juga.
Tbc
emm semoga suka ya,,
dan aku trima dengan senang hati kalau ada kritik atau saran untuk cerita ini.
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TANPA RESTU
Fantasymencintainya, adalah hal terindah dalam hidupku, ingin memilikinya adalah harapan ku sejak dulu, tapi semua itu tak mungkin lagi semua hanya menjadi mimpi ku, mimpi yg entah akan terwujud atau tidak