CHAPTER 5

307 27 1
                                    

Ali pov

prilly pergi, mimpi terburuk yg tak pernah ku harapkan, bagaimana bisa dia pergi, di saat aku sedang berjuang untuk hubungan kami. Aku bahkan siap untuk menjadi anak durhaka dan meninggalkan semua yg ku miliki asal bisa bersama dia.

"Bodoh, kamu bodoh prilly, aku tidak pernah bisa tanpa kamu" teriak ku mengeluarkan semua amarah ku.

Ini semua karena papa,ya karena papa karena ke egoisannya dan ketamakan nya dengan harta, dia membuat ku kehilangan gadisku.

************

Author pov

Ali memarkirkan mobilnya dengan sembarangan di perkarangan rumah mewah milik orangtuanya, dengan penuh amarah ia berlari memasuki rumah nya, di buka nya pintu dengan kasar tanpa perduli dengan suara gaduh yg di timbulkan nya, dan benar saja kedatangan nya membuat semua orang menatap kearah nya, terutama wanita paruh baya yg menatap sedih melihat keadaan anak bungsunya itu, dilihat nya Ali yg selalu rapi dengan wajah ceria kini yg dilihatnya Ali yg kacau, dengan wajah penuh amarah dan juga kekecewaan.

Ali memasuki kamarnya, dikeluarkannya semua baju dan juga barang-barang miliknya, ia bertekad untuk tidak tinggal lagi bersama dengan orang yg sudah membuat ia kehilangan gadis yg dicintainya.

Tiara yg sedang duduk gelisah di ruang tengah setelah mendengar keributan di kamar Ali, namun ia tak berani untuk menghampiri putra bungsunya, mengingat wajah anaknya tadi, ia menjadi takut dan langsung menghubungi suami dan juga anak pertamanya, Rega.

Ali keluar dari kamar nya dengan masih dalam keadaan kacau, di seretnya koper besar yg berisi barang miliknya, langkah nya lebar tiba-tiba harus terhenti mendengar suara barithon dari papanya.

"Mau kemana kamu Ali?" tanya papanya penuh selidik, menatap tajam kearah Ali

"Kemana pun asal tidak disini, saya tidak sudi tinggal serumah dengan orang yg tak mempunyai hati seperti kalian" jawab Ali yg tak kalah menatap papanya dengan tatapan nyalang

"Berani sekali kamu mengatakan itu kepada papa mu, apa wanita itu yg mengajari mu bersikap seperti ini hah" bentak fras kepada Ali

Ali tertawa kecil mendengar bentakan dari mulut papanya "dia tidak pernah mengajari ku, bahkan dia rela pergi dari hidup ku agar aku tak menjadi anak durhaka kepada orangtua ku, orangtua yg tak pantas ku sebut sebagai orangtua" ucap Ali dengan nada mengejek

"Baguslah dia pergi, wanita itu akhirnya sadar dengan kedudukannya" ucap fras dengan angkuhnya

"Kau angkuh sekali tuan Fras yg terhormat, jika kau ingin aku mengikuti semua permainan mu, akan ku ikuti, tapi ingat di saat ku sudah memasuki permainan ini, aku yg akan berkuasa, pertunangan sialan itu akan ku ikuti, tapi siap-siap saja tuan, kau akan menyesal telah membuat pertunangan sialan itu" suara Ali terdengar Angkuh.

Di langkahkan kakinya lebar meninggalkan rumah yg sudah 22 tahun menjadi tempat tinggal dan juga tempat berlindungnya, tapi kini sudah menjadi neraka untuknya.

********************

Ali pov

Aku memasuki Apartement milik ku dengan langkah gontai, aku lelah dan hancur, hidup ku pergi meninggalkan ku tanpa kejelasan yg pasti.

Ini gila, aku akan gila tanpa dia. Dia sangat tahu bagaimana hidup ku tanpa dia, dan dia tak menghiraukan kenekatan yg akan ku buat jika ia pergi.

Tapi tidak untuk sekarang, aku akan buat permainan ku sendiri, akan ku buat orang yg telah membuat ku kehilangannya akan merasakan bagaimana tersiksanya aku saat ini. Tidak perduli keluarga ku sekali pun.

"Arghhhhhhhh" aku berteriak keras mengurangi rasa sesak di dadaku.

"Sayang di saat kamu kembali nanti, akan ku pastikan kita akan bersatu, akan ku buat penghalang hubungan kita tidak ada lagi, bahkan mereka akan ku hancurkan" janji ku pada diri ku sendiri, aku akan buat perjuangan ku ini tidak sia-sia.

*****************

Prilly pov

Malam hari di ausi begitu dingin untukku, setelah hampir 1 setengah hari perjalanan ku dari indonesia sampai di ausi, badan ku rasanya sangat lelah, mungkin karena ini pertama kalinya aku melakukan perjalan jauh seperti ini.

Kini aku sudah beristirahat dengan nyaman di apartemen kecil yg di siapkan oleh yayasan, hanya dengan satu kamar, dapur dan juga ruang tamu yg tak terlalu besar, tapi ini sangat cukup untuk ku, apalagi letak apartemen yg dekat dengan kampus ku. Mulai sekarang ini lah tempatku untuk 5 tahun ke depan.

Ali ?

Aku merindukannya, ini pertama kalinya selama 2 tahun aku bersamanya, aku pergi jauh darinya, aku memang tidak pernah tanpa sehari saja tidak bertemu dengannya. Dia selalu saja datang kerumah, kalau tidak dia pasti selalu berulah agar bisa beretemu dengan ku.

Bahkan aku ingat sekali saat aku ingin meminta ijin untuk melakukan camping bersama teman-teman kampus ku, ijin ku di tolak mentah-mentah olehnya. Bang kevin sendiri selalu memberikan ku ijin selama itu kegiatan yg positif untuk ku, tapi penghalang ku adalah Ali, yg tetep kekeh tidak memberikan ku ijin, sampai akhirnya aku ngambek dan tak mau berbicara dengannya, dan tidak mau bertemu dengannya, karena dia sendiri tidak tahan jika tidak bertemu dengan ku, akhirnya dia mengalah dan mengijinkan aku ikut, tapi dia juga ikut dengan ku, ck dia memang tak tahu malu jika sudah berurusan semua tentang ku.

Aku tertawa mengingat itu, tapi semua harus ku lupakan, dan semua berakhir, dan aku akan melupakannya.

Aku lupa, aku lupa menghubungi bang kevin, dia pasti akan marah besar kepada ku karena lupa mengabarinya, aku harus siap-siap tuli mendengar omelannya.

Tut......tut......tut...

"Hallo" suara bang kevin terdengar lelah di seberang sana

"Abang" seruku

"Akhirnya,,,,," terdengar helaan nafas lega dari bang kevin "kamu kenapa baru hubungin abang bie, kamu tahu abang dari kemarin itu khawatir sama kamu, kamu ngapain aja sih sampai nggak ngabarin abang, abang sudah bilang kan begitu sampai langsung hubungin abang" omel nya, ishhhh sudah ku duga

"Maaf abang, aku lupa, jangan marah lagi ya, aku sehat, abang gimana? Suara abang serak, apa abang sakit?" tanya ku, jujur aku khawatir mendengar suara bang kevin yg sedikit serak

"Abang sehat, hanya sedikit lelah,,, bagaimana disana apa tempat tinggal mu nyaman disana? Abang merindukan mu" lirih nya

"Aku baik, tempat tinggal nya juga nyaman untuk ku bang,dan dekat kampus, jadi aku cukup berjalan kaki menuju kampus, abang jangan khawatir, aku juga rindu, udah ahhh aku mau nangis kalau gini" rengek ku manja, terdengar kekehan kecil dari bang kevin,

"Baiklah, bie Ali datang" ucap bang kevin, aku sudah menduga nya

"Lalu?" tanya ku

"Dia tampak kacau bie, dia tidak bisa nerima kamu ninggalin dia, tapi lupakan dia pasti akan terbiasa, kamu harus fokus, jangan pikirin dia lagi abang nggak mau kamu sedih disana" ucap bang kevin menguatkan ku,aku tersenyum kecil menerima perhatian dari bang kevin

"Terima kasih bang, aku menyayangi mu"

"Aku juga,ingat lah jangan keluar malam, ok"

"Ok,aku tutup"

Aku langsung mematikan telpon ku, aku menatap layar handphone ku, mengingat ucapan bang kevin yg mengatakan Ali kacau,aku menjadi sedih.

Aku harus kuat,aku tidak boleh menangis lagi, apa pun itu aku tidak boleh menangis lagi



Tbc

Aku sedikit sedih sih respon cerita ini nggak terlalu bagus

Tapi aku berharap kalian juga suka cerita ini

Jangan lupa vote and coment nya yaa

😄😘

CINTA TANPA RESTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang