Berbagai macam cerita cinta dengan si Liu selalu Edo berikan kepadaku. Dan aku semakin merasa aneh dengan semua ini. Aku merasa muak dengan semua cerita yang ia berikan. Entah mengapa aku tidak menyukai cerita-cerita itu. Ini bukan tentang perasaan iri karena aku tidak bisa memiliki kisah seperti itu dengan Ari. Bukan. Sekali lagi, bukan. Aku merasa tidak suka dengan Liu karena ia sangat beruntung mendapatkan Edo. Ku pikir sosok baik seperti Edo tidak pantas mendapatkan seorang wanita yang hanya ingin memanfaatkan.
Ah, tapi sudahlah. Seharusnya aku tidak memikirkan itu karena bukan urusanku. Lalu mengapa aku merasa muak mendengarnya? Atau jangan-jangan aku menyukai Edo? Mungkin tidak. Aku tidak akan pernah menyukai orang yang berbeda keyakinan denganku. TIDAK AKAN PERNAH!
“Hei, An!! Kok bengong sih? Gimana? Nanti malam mau ikut makan bareng Liu, nggak?” Edo mengejutkanku.
“Emm.. Sorry deh, Do.. aku lagi males keluar” jawabku dengan raut wajah tidak berminat.
“Yaelah, An.. Kemarin kamu udah nolak ajakanku buat gabung belajar. Yakin nih sekarang mau ditolak juga? Ayo dong, mau ya?” pinta Edo penuh harapan.
“Hfftt.. oke deh, nanti malam aku ikut,” jawabku masih dengan raut wajah yang sama.
“Akhinya!!! Gitu donk.. kan aku jadi semangat punya sahabat kayak kamu,” ucap Edo.
Aku tidak tahu harus bagaimana. Rasanya hanya ingin menarik kata-kataku kembali, aku sama sekali tidak ingin hadir malam ini. Sayangnya aku harus mencoba untuk membuktikan bahwa aku sama sekali tidak mempunyai perasaan khusus kepada Edo. Aku harus bisa membuktikan kepada diriku sendiri. Aku tidak cemburu.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Malam pun tiba, tidak ada semangat dalam diriku, rasanya ingin tidur saja. Aku memoleskan sedikit taburan bedak, dan goresan tipis lipgloss di bibirku.
Ketika aku membuka pintu, ada sosok pria yang sedang menangis dan pria itu adalah Edo. Matanya yang lebam dibahasahi oleh air mata yang cukup deras. Aku mempersilahkan Edo masuk, karena aku tau jika ia sedang ada masalah dengan Liu.
“Kamu kenapa?” tanyaku.
“Liu membohongiku, An. Ternyata dia sudah mempunyai kekasih. Dia hanya memanfaatkanku. Memang sebelumnya dia pernah berkata kalau dia menyukaiku, tapi itu semua palsu. Ah! Bodoh! Kenapa aku menyukainya!” Jelasnya.
“Hmm.. Sudahlah, Do. Itu berarti dia bukan yang terbaik buat kamu. Tenangkan dirimu, yakin semua luka di hati akan sembuh termakan waktu,” jawabku.
Entah apa yang aku rasakan malam ini, aku seperti mendapat kabar baik yang membuat hatiku lega. Aku senang mendengar itu semua, karena pada akhirnya Edo tahu bahwa dia hanyalah dimanfaatkan oleh Liu.
Ah! Apa yang aku pikirkan. Apa aku cemburu kepada Liu? Apa aku benar-benar menyukai Edo? Sudahlah, aku tidak mau memikirkan perasaan aneh ini.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤