#7 Hitam Putih - Irwan (Wonpil)

2.6K 398 2
                                    

Harusnya gue tau kalau semua hal yang dimulai dengan buru-buru itu gak akan berakhir dengan baik. Harusnya gue mengerti kalau semua hal itu butuh perencanaan dan pemikiran yang matang sebelum diambilnya keputusan. Harusnya gue mengikuti intuisi gue untuk tetap menggunakan kepala dan berpikir logis, bukannya malah mengikuti hati yang egois.

Harusnya gue sadar itu sebelum semua jadi kayak gini.

"It's not working, Wan. Aku gak bisa"

Gue mencengkram setir dengan erat meski Yaris hitam ini sudah berhenti dan terparkir di depan pagar rumahnya sejak 30 menit yang lalu. Tapi layaknya mobil ini, penumpangnya pun tidak ada yang bergerak selama 30 menit terakhir.

"Aku berusaha. Aku berusaha buat kita, buat kamu" gue akhirnya bersuara.

Dia menghela nafas panjang. "Apa lagi yang mau kita usahain? Kamu dan kesibukan band kamu? Aku yang harus selalu kompromi? Kita yang gak pernah ketemu dan sekalinya ketemu selalu berantem?"

Gue memejamkan mata sejenak kemudian menarik nafas panjang. "Aku tau ini gak akan berakhir dengan baik..."

Dia menggeleng. "Maaf, Wan..."

"...Tapi aku mau egois. Untuk sekali ini aja. Please," gue menelan ludah lalu menatapnya lurus-lurus. "Stay"

Dia menatap gue dengan sorot mata yang sulit diartikan. Mungkin dia sama kayak gue, gak rela untuk mengakhiri semua ini tapi kondisi memaksa kita buat melakukannya. Mungkin juga dia udah muak dengan kita yang sudah mencapai fase stagnan dalam hubungan ini. Mungkin dia ingin mengulang dan memperbaiki semuanya, jika dia bisa tapi sayangnya tidak.

Atau mungkin memang semesta yang mempertemukan kita di saat yang tidak seharusnya hingga kita berakhir kayak gini.

Mungkin, mungkin, mungkin...

"Maaf..." akhirnya gue yang menyerah.

Dia menggeleng pelan lalu beringsut maju untuk memberikan satu kecupan terakhir di pipi gue. "It's been nice, Wan. I know you can do better than this. Until next time"

Kemudian dia pergi.

Dan kalau lo nanya apa yang gue rasain sekarang, gue rasa gue gak akan bisa jawab simply karena gue gak merasa apa-apa. Kosong. Hampa.

Gue kembali menyalakan mesin mobil dan membawanya pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Until next time, it is.

Until next time.

Belajar melepaskan dirinya,

Walau setengahku bersamanya

Ku yakin kita 'kan terbiasa

Walau inti jiwa tak terima

Hitam Putih — Fourtwnty

Songfic - Enam HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang