Permusuhan #4

670 29 3
                                    

Tiara tidak ingin kejadian beberapa hari lalu terjadi dimana saat dirinya berada di tengah terik matahari. Bahkan hari ini dia berangkat lebih awal... gimana tidak??? Ketika sekolah masih terasa sangat sepi dan bahkan hanya penjaga sekolah yang tengah membersihkan taman yg berada di sekolah tersebut. ia telah berdiri di pintu masuk sekolahnya. Ketika ia memasuki kelas, bisa kalian pastikan bahwa hanya dia bersama dengan hembus angin pagi ini yang terasa dingin dari biasanya.

Ini sangat keterlaluan, bagaimana bisa aku datang se pagi ini. Sekarang apa yg harus aku lakukan??? Ia pun tampak berpikir. Pekerjaan rumahnya telah ia selesaikan, membaca buku mungkin terasa kurang menarik baginya.

Apa itu???

Namun seketika ia melihat sekelebat bayangan melintas di depan pintu kelas. Seketika bulunya meremang. Ia pun berusaha mengabaikan hal tersebut, tapi dia juga penasaran dengan apa saja yg barusan lewat di depan pintu. Dengan langkah hati hati dan perlahan ia mendekati pintu, sebisa mungkin ia tidak membuat suara diantara pijakan kakinya bersama lantai. Ketika ia mulai dekat dengan pintu beberapa langkah lagi entah mengapa ia semakin takut bagaimana tidak, ia membayangkan Mr.P atau Ms.K berada dibalik pintu itu. ia pun berhenti sejenak untuk memantapkan hatinya untuk melangkah. Ketika dia sudah mulai meyakinkan dirinya. Ia pun mulai melangkah.

"WHAAAA..."

Baru satu langkah ia berjalan sebuah suara mengejutkannya. Membuat nya menjerit kencang. Untung saja ini masih teramat pagi jadi tidak akan ada yg memarahinya karna suara yang memekakan telinga.

"Apa yang kau lakukan di sana???"

"Tidak ada, hanya mau menemui calon tunangan ku, kenapa emangnya? Tidak boleh???" Dengan smirk miring tampannya.

"Ada apa?" Tanya tiara seolah tanpa peduli.

"Sehabis pulang temui gue dibelakang sekolah. Jangan Telat" ia pun pergi ntah kemana dengan sejuta tanya.

Apa yang mau dia bicarakan??? Jangan jangan masalah pertunangan. Sampai kapan pun aku harus tetep mempertahankan nya

Satu persatu siswa mulai berdatangan begitu pula dengan Salsa. Ia telah datang dari 10 menit yang lalu.

"Sa, gua mau cerita nih sama elo" salsa pun bingung ada angin apa sampe sampe sahabatnya yg satu ini bicara seperti itu. 

"Apaan??? Tumben mau cerita aja lu pake nanya sama gue dulu!?!"

"Hmmmm.... gimana ya ceritanya gua bingung nih mau ngomongnya. Jadi 2 hari yang lalu gua ketemu sama Dadya."

"Oh yang masalah lu nabrak dia??? Kenapa? Dia masih marah??"

"Bukan itu yang mau gua omongin!, makanya dengerin gua dulu sa"

"Trus apa dong??"

"2 hari yang lalu gua sama abang gue makan malem bareng keluarganya Dadya, dan lu tau ga?? Masalah terbesarnya tuh gua di jodohin sama dia"

"DEMI APA??? SUMPAH LU TI NGGA BOHONG???"

"Woyyy, biasa aja dong. Ntar kalo yang lain tau mampus gua nih"

"Kok bisa lu dijodohin sama dia sih???"

"Ceritanya panjang deh, yang jelas ini permohonan orang tua gua juga. Jadi gua ngga mau ngecewain mereka"

"Halah.... lu juga seneng kan di jodohin sama dia, secara lu sering liatin dia kalo tuh cowok lagi main di lapangan"

Tiba tiba guru matkul pertama mereka pun masuk.

"Apaan dah sa, udah ah"

"Cie yang blushing"

***

"Ti, kita duduk di situ aja yuk. Sekalian kan lu bisa ngeliatin doi yang lagi maen."

"Mulai deh lu ngegodain gue nya"

"Yaudah yuk ahh..."

Dia pun teringat janji nya sehabis pulang sekolah.  Aduh, apa yang mau di omongin ya? Gua takut kalo dia berusaha keras untuk menolak perjodohan itu.

"Tiii.... dia ngedeket ke arah lu" tiba tiba ia melihat dadya yang berjalan kearah mereka. jantung tiara pun berdetak mulai tidak karuan.

"Ntar sehabis pulang sekolah jangan lupa ya Sayang" ada nada penekanan dalam kata sayang tadi seolah olah biar semua orang yang berada di sekitarnya tau tentang hubungan mereka.

Sedangkan di pojok kantin ada sepasang mata tajam yang mengarah ke mereka.

***

Bel pulang pun telah berbunyi semenjak 5 menit yang lalu. Tetapi tiara pun belom bergegas ketempat yang ditujunya. Ntah mengapa perasaannya tidak enak. Akhirnya setelah termenung beberapa menit ia pun pergi ke belakang sekolah ke tempat yang dadya bilang.

Setiba disana ntah mengapa sangat ramai. Tiara pun berusaha menerobos untuk ke tengah karna disana Tiara melihat sosok Dadya. Setelah ia berada di depan barisan entah mengapa mata Dadya langsung mengarah kepadanya dengan senyum miring nya yang membuatnya sedikit bergedik ngeri.

"Guysss, artis yang kita tunggu dari tadi ternyata sudah tiba. Kita beri applause dulu buat dia" seketika semuanya berteput tangan dan semua mata menatap pada satu orang.
Tiara merasa heran dengan apa yg sedang Dadya lakukan.

"Guysss masa gua mau dijodohin sama dia, gimana menurut kalian???" Dadya menarik tangan tiara dan merangkul tangan nya ke atas bahu Tiara.

Seketika semua siswa terheran heran dengan ucapanya Dadya.

"Lu beneran dijodohin sama dia?" ada seorang siswi bertanya "Trus lu mau di jodohin sama cewek udik itu?" 

"Iuueeee.... males banget, kalo gua jadi lu mah bakal gua tolak mentah mentah" celetukan dari salah satu siswa yang berada disitu.

"Well... sebenernya gua ngga mau, ya tapi mau gimana lagi dari pada semua fasilitas gua disita? ya jadi gua terima terima aja. Tapi tenang aja buat kalian para wanita cantik gua masih bisa menerima kalian sebagai pacar pertama gua. 

Sungguh perkataan Dadya menyakiti hati Tiara, perasaan tidak menyangka dengan apa yang sedang di perbuat oleh laki laki itu sungguh melukai hatinya. Tiara menyadari kenyataannya bahwa sikap Dadya yang kemarin hanyalah sebuah sandiwara belaka. Tanpa terasa setitik air mata jatuh dari sudut matanya. dan laki-laki yang kini dihadapannya pun menyadarinya


"Duh pake acara nangis nangis segala, berharap banget ya lu mau di anggap pacar gua? nangis nih gaes gimana ya??? Ah bodo amat. Nih gua serahin sama kalian. Gua banyak urusan." Seketika luka di hati tiara semakin lebar setelah mendengarkan kata kata itu.

Dadya pergi dari kerumunan tersebut bersama ke 3 temannya tanpa ada rasa bersalah.

"Timpukkk" entah darimana suara itu mengintrupsi semua yang akan terjadi di detik berikutnya. Telor telor terlempar kearah tiara. Mungin ada dari beberapa telur yang busuk mengarah kearahnya. Bau anyir menusuk di hidung. Tanpa rasa iba mereka semua melakukan hal tersebut.

"Makanya jadi cewe ngaca dulu"

"Lo pikir lu cantik"

"Mampus lu"

"Rasain nih"

Tiara tidak melakukan perlawanan apapun. Ia hanya berdiri lesu menundukan kepalanya. Hatinya sakit mendengar perkataan dari orang yang ia sukai ntah mengapa dirinya terasa hina sekarang. 

Tess..
Tess...
Tess....

Hujan pun turun bersama dengan air mata yang mulai mengalir deras. sepertinya alam tahu bagaimana cara untuk sedikit membantu nya hari ini.

Hidup Kadang Tak AdilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang