Pemberi Kesempatan

2.2K 120 36
                                    

"Jadi apa yang harus saya lakukan?"

"Pilihlah satu orang yang bisa membantu mu. Tapi waktunya hanya 10 menit dari sekarang."

"Apa? Hanya 10 menit?" tanya gadis itu tak percaya.

Seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam itu menganggukan kepalanya. Lalu mengeluarkan benda berbentuk lingkaran berwarna emas. Di dalamnya ada jarum yang berjalan memutari angka-angka.

"Waktunya sudah di mulai. Jadi siapa orang yang akan kamu pilih?"

Gadis bertubuh mungil itu terlihat berpikir. Ia tidak mengingat apapun atau mengenal siapapun saat ini. Tapi waktunya terus bergulir. Jika dalam 10 menit ini ia tidak bisa memilih satu orang pun berarti kesempatannya akan hangus. Dan ia akan berakhir menjadi jiwa yang penasaran.

Ia masih terdiam. Berusaha mengingat-ngingat. Tapi semuanya gelap. Ia tak mampu mengingat apapun semasa hidupnya.

"Waktunya 8 menit lagi."

Gadis itu terbelalak. "Apa 8 menit lagi?"

Orang itu pun mengangguk lagi.

Ayo berpikir-berpikir!

Lalu dilihatnya seorang ibu-ibu yang menggendong seorang bayi dan menuntun seorang anak lelaki yang mungkin usianya sekitar 10 tahunan.

Gadis itu menatap ibu-ibu itu dengan cara menilai.

"Kau yakin mau memilih ibu itu?"

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sepertinya tidak. Dia terlihat repot dengan kedua anaknya. Jadi mana mungkin dia punya waktu untuk membantuku.

Seseorang berbaju hitam itu mengangguk setuju.

Tik tok tik tok tik tok... Jarum yang ada di benda berbentuk lingkaran itu terus berjalan.

"Waktunya tinggal 5 menit lagi."

Gadis itu terlihat gelisah.

Oh... Bagaimana ini?

Tak lama terlihat seorang gadis muda yang mengenakan seragam sekolah berjalan melewatinya bahkan menembus badannya membuat gadis itu terlonjak kaget.

Bahkan sekarang dirinya bisa di tembus?

"Waktunya 3 menit lagi."

"Apa? Kenapa waktunya berjalan begitu cepat?" ujar gadis itu merasa heran.

"Jam ini berjalan lebih cepat dari jam yang ada di dunia." jelasnya dengan eksperi datar.

Ya, orang yang mengaku sebagai pemberi kesempatan itu memiliki ekspresi datar. Padahal ia tampan dengan rahangnya yang tegas, hidung mancung dan alisnya yang tebal.

"Ok... Ok... Sebelum waktunya habis, Aku pilih gadis itu." ucapnya mantap.

"Kau yakin?" tanyanya meyakinkan.

Dan gadis itu pun menganggukan kepalanya.

"Ya, karna tidak ada pilihan lain sepertinya.


Beautiful GhostWhere stories live. Discover now