Angin berhembus dengan kencang membuat helai-helai rambut gadis bernama Nabilah itu berterbangan.
Lalu tiba-tiba saja ia merasakan bulu kuduknya berdiri.
Entah kenapa perasaannya tidak enak.
Seperti ada yang mengikutinya dari belakang Tapi ketika ia menolehlan kepalanya tidak ada siapa pun di belakangnya.
Ia bergidik ngeri, lalu dengan langkah kaki yang cepat ia berjalan menyusuri jalanan sepi itu.
"Mah... Aku pulang." ucapnya lalu menghampiri mamanya yang sedang berkutat di dapur.
"Kamu sudah pulang sayang?" tanya mamanya dengan senyum yang merekah indah dari bibirnya.
"Iya mah." jawabnya lesu.
"Bukannya hari ini kamu ada les ya? Kenapa jam segini sudah pulang?" tanya mamanya dengan sebelah alisnya yang terangkat.
"Aku gak enak badan mah."
Mamanya mendekat kearah Nabilah lalu menyentuh dahinya. "Agak panas. Minum obat dan istirahatlah."
Nabilah menganggukan kepalanya pelan. Lalu berjalan ke arah tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
Skip
Nabilah terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bermunculan di dahinya.
Ia menyeka kasar keringat itu dengan punggung tangannya.
"Hanya mimpi buruk." ucapnya kemudian menarik nafas lega.
"Halo." ucap seseorang secara tiba-tiba membuat Nabilah terlonjak kaget.
"Si... Siapa?" tanyanya dengan suara tercekat.
Dan perasaan itu muncul lagi membuat bulu kuduknya kembali berdiri.
Dengan takut-takut Nabilah mengulurkan tangannya untuk mencari saklar lampu. Dan ketika cahaya sudah merebak di seluruh penjuru kamarnya ia melihat sosok seorang perempuan yang berdiri di dekat jendela kamarnya.
"Halo... Kamu pasti kaget ya?" ucapnya tersenyum kepada Nabilah.
Nabilah merasa tidak percaya dengan penglihatannya. Kemudian ia mengucek-ngucek matanya, namun ternyata sosok itu tidak menghilang juga. Tapi Nabilah tidak pantang menyerah, ia kemudian mencubit tangannya sendiri.
"Awwwh..." ringisnya.
Ternyata ini bukan mimpi.
"Kamu pasti beranggapan kamu sedang bermimpi ya?" ucapnya kemudian terkekeh pelan.
Nabilah mendesah lalu ia mendongakan kepalanya menatap perempuan yang mengenakan gaun putih selutut itu.
"Kamu siapa? Mana mungkin kamu bisa masuk ke dalam kamarku." tanyanya heran.
"Aku siapa?" perempuan itu menunjuk dirinya sendiri.
Siapa dirinya?
Ya, siapa dirinya?
Aku bahkan tidak ingat siapa namaku.
"Kau Boleh memanggilku..." perempuan itu mengedarkan pandangannya. Lalu matanya terlihat berbinar ketika menatap gambar-gambar not balok yang tertempel di salah satu sudut kamar Nabilah. "Melody." lanjutnya kemudian tersenyum simpul. "Panggil aku Melody."
"Kenapa kamu bisa masuk ke dalam kamar ku?" cerca Nabilah tak perduli siapa nama perempuan itu.
Perempuan itu terlihat mengusap tengkuknya. "Aku bingung harus menjelaskannya dari mana."