BAB 9. Muak

1.7K 69 0
                                    

♛Radit
"Apa kamu mempunyai pacar atau semacam nya?" pertanyaan nya sontak membuat ku menoleh ke arahnya, pertanyaan macam apa itu, ku alihkan pandangan ku pada resti, pandangan kami bertemu, untuk sesaat kami saling bertatapan, tapi........
"Tidak aku tak mempunyai pacar atau sejenis nya aku 100% masih single" jawabnya sambil bersenyum. Sontak semua orang kaget dan menatap nya,
"Jawaban bagus, kalau begitu maukah kamu menjadi pacar ku?" apa ini...... JADI PACARNYA!!!!, pacar resti? apa dia sedang Membuat sensasi atau apa, menembak resti?
Resti terlihat kaget dia membulatkan matanya dengan sempurna, tapi sesaat kemudian tatapan nya kembali normal, semua orang menunggu jawabannya,
"Emmmm entahlah kak, spertinya aku harus memikirkan nya dulu matang-matang, aku tak ingin gegabah memilih keputusan dan pada akhirnya aku di permainkan seperti yang sudah-sudah" jawabnya dan langsung memandangku, aku pun hanya bisa membalas pandangan nya dengan tatapan bersalah,entahlah, kenapa aku merasa bersalah telah mempermainkanya, padahan kan ini memang niat ku sejak awal. Tapi melihat tatapan nya, tatapan kebencian membuatku sangat-sangat merasa bersalah.
"Mempermainkan? Oleh pacar mu?" Kenapa suasana ini? Kenapa iqbal malah membahas hal2 seperti ini?
"Oh.... Dia bukan pacar saya, dia hasa kakak kelas yang menjadikan ku sebagai bahan taruhan" kulihat resti gertakan giginya kuyakin dia sangat marah,
"Hemm ya sudah lah tapi aku akan menunggu jawabanmu, ah.. Dan satu hal lagi, aku tidak seperti kaka kelas BRENGSEK itu yang sudah mempermainkan mu" APA B..BRENG..SEK? AKU?

♛Resti
Sejenak semua kejadian ini membuat ku tak percaya, semua hal yg ku alami semenjak masuk sekolah ini seperti dalam film-film tiba-tiba terjadi tanpa ku duga. Dan seperti sekarang ini aku sesang terdiam memperhatikan semua hal yg bisa ku perhatikan di kegelapan malam ini. Aneh rasanya saat aku menatap mata kak radit aku membencinya karena dia sudah mempermainkan ku tapi, dipain sisi hati ku masih memiliki perasaan padanya, entah rasanya jika aku melihatnya aku ingin memeluknya, memukulnya, tapi itu hanya keinginanku saja.
Setelah istirahat sekitar 10 menit kegiatan selanjutnya adalah tidur bersama, aku berbenah untuk tidurku, setelah semua siap aku berniat untuk membasuh muka ku terlebih dahulu, dan menghosok gigi. Aku pun berjalan sendiri menuju kamar mandi, aku tak bersama ugi karena uti tadi langsung tak sadarkan diri di atas bantal kecilnya itu, saat aku mau berbelok........
"Ahhhhhhh......" Ada seseorang yang menarik tangan ku dan membawa ku ke bawah tangga lantai dua,
"Auhhhh sakit apa yang kau lak...." Seketika aku terpaku dengan seorang laki-laki yg kini sedang menyudutkan ku ke dinding
"Pukul aku!" Katanya sambil menatap manik mata ku
"Lepaskan aku"tanpa aku hiraukan perkataan nya aku berusaha keluar dari cengkramanya,
"Resti, pukul aku kumohon pukul aku sesukamu" kata nya sambil mengambil tangan ku dan mengarahkan untuk memukulnya, dia mencengkram tangan ku sangat keras, dan pastinya saat ini aku sedang ketakutan dengan sikap nya,
"Auhh sakit ka radit lepaskan tanganku..." Erangku, karna cengkraman ini benar2 sakit
"Tidak sebelum kau memukul ku"katanya aku sakin kesakitan karena dia mencengkram tangan ku semakin erat...
"To...lo..ngg lepaskan aku ka, sakitt ahhhh" erangku.
"Ku bilang tid....BUGHHHH" tiba-tiba ka iqbal datang dan memukul habis ka radit aku pun bingung + syok ku lihat sudut bibir ka radit berdarah
"Kak iqbal sudah HENTIKAN" kataku berteriak karena kak iqbal tak kunjung menghentikan pukulan nya, alhirnya dia berhenti setelah aku teriaki, ka iqbal berdiri dengan ka radit yang masih berada di lantai...
"Ayo pergi res... Seharusnya kamu hindari laki2 brengsek sepertinya, Ah dan dengar kau brengsekk jangan pernah mempermainkan lagi perasaan nya, cukup kau sudah menjadikanya sebagai bahantaruhan, sekarang dia milik ku aku akan membahagiakanya, tak sepertibkau bajingan" kata ka iqbal sambil menggenggam tanganku, sejenak aku terkesimak mendengar perkataan ka iqbal. Saat tangan ku di tarik ka iqbal untuk menjauh, tiba2 sebelah tangan ku ada yang memegang dan ternyata ka radit.
"Ress aku mohon dengarkan perminta maafanku ini ress, aku bener2 menyesal." Katanya
"Lepaskan tangan kotor lo atau..."
"Udah kak"kata ku menghentikan ka iqbal yang sepertinya sudah mulai marah lagi. Ku alihkan tatapanku pada ka radit, ku hempaskan pegangan tanganya...
"Anggap kita tak salingkenal saja itu sudah cukup bukan, aku sudah ..... MUAK melihat wajah so malaikat mu itu"katakh ketus sambil meleos meninggalkan nya dan mendahului ka iqbal.

#next part guysss 😘😘😚😚😝

My love SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang