"Apakah mataku mengelabuiku? Sepertinya ada yang mengawasiku dan Sasuke-kun beberapa saat lalu."
Ada sesuatu yang salah dan tak familiar baginya. Sesuatu yang terasa mengancam keberaannya di jalan itu.Sakura yang kini tengah berdiri dibawah butir-butir salju memutuskan untuk mengabaikan dugaannya barusan meskipun kedua matanya masih jeli meneliti keadaan sekitar. Sesuatu yang sebenarnya tak perlu lagi ia lakukan. Lagipula, jika kecurigaannya benar benar terjadi, Sasuke pasti akan mampu menyelesaikannya dalam hitungan menit.
"Lebih baik aku segera pulang.", gumam Sakura dengan nada lirih ketika ingatan tentang setumpuk gulungan medis menghampiri benaknya. Tangan gadis itu terkatup didepan dada, memastikan bahwa kehangatan yang bersumber dari sisa chakra akan membantu tubuhnya untuk tetap bekerja dengan normal.
Jalan desa itu terlihat sepi. Pemandangan yang amat biasa terlihat di musim dingin seperti sekarang ini. Para penduduk desa kebanyakan akan lebih memilih untuk berdiam di rumah, menikmati minuman panas, dan menyelinapkan tubuhnya dibawah selimut tebal.
Langit malam terus menghujankan kristal putih yang segera mencair begitu mereka mencapai tanah, langit terlihat sepi tanpa bintang. Satu satunya sumber cahaya terang pada hari itu adalah cahaya yang berasal dari rumah para penduduk atau api unggun di teras bangunan.
"Aku benar benar berpikir untuk mempelajari Shunshin no Jutsu pada saat sekarang ini. Udara dingin ini begitu menggangguku.", gerutu gadis itu dalam hati tatkala ia memaksa kedua kakinya untuk bergerak lebih cepat. Kedua iris emerald miliknya tampak memancarkan aura tenang namun waspada, menelusuri tiap sudut gelap Konohagakure yang bisa menyembunyikan apa saja.
Tak terdengar suara langkah kaki ataupun ketukan sepatu yang dikenakannya, menunjukkan bukti bahwa gadis itu adalah seorang shinobi yang cukup berpengalaman dalam perihal menyembunyikan diri.
Hatinya tak kunjung tenang. Ada sesuatu yang salah disini. Aura disekitar gadis itu seakan terus meneriaki alam bawah sadarnya untuk tetap menelusuri setiap sudut dan belokan yang ada di gelap malam. Langkah kakinya memutuskan untuk membawa kunoichi itu ke suatu tempat. Instingnya seperti berteriak, memperingatkan tentang adanya bahaya.
"Tch."
Setelah melakukan beberapa pertimbangan cepat, gadis itu membiarkan surai merah mudanya terkibar begitu saja kebelakang saat ia mulai menyalurkan sedikit chakra ke kedua telapak kakinya. Dalam satu gerak kilat, ia sudah menapakkan kedua kakinya diatas beberapa dinding serta atap rumah, berharap agar ia mampu bergerak lebih cepat.
Melarikan diri? Tidak.
Kunoichi dari klan Haruno itu tengah berusaha untuk turut masuk kedalam permainan yanh sedang dilakukan oleh siapapun bajingan yang berani mengikutinya."Aku sedang diawasi.", batin gadis itu sembari melakukan satu lompatan besar ke arah sebuah tanah lapang yang cukup luas. Matanya kini mengarah pada gedung tinggi Hokage yang berada didekat situ, menyadari bahwa lampu ruang utama masih menyala. Ia bisa saja melarikan diri ke gedung itu dan pulang tanpa luka sedikitpun. Namun, pilihan itu segera ia kesampingkan mengingat bahwa ia akan menimbulkan kerusakan jika ia memang benar benar sedang menjadi incaran seseorang atau sesuatu.
"Jika dugaanku benar, akan kujadikan ini sebagai kesempatan bagiku untuk berlatih.", geram Sakura sambil membuat beberapa segel tangan sesaat setelah ia menggigit ibu jarinya.
"Kuchiyose no Jutsu!"
Dalam satu kedipan mata, muncul sebuah gumpalan asap yang memenuhi bahu kanan Sakura, yang disusul oleh kehadiran sebuah sosok mirip siput kecil tanpa cangkang.
"Sakura-chan! Apa yang bisa kuperbuat untukmu?", tanya mahluk itu.
Sakura yang telah berhasil memanggil bagian kecil dari hewan summon itu kemudian berbisik pelan.