Bab XVII: RUN TO HEAVEN (END)

221 30 2
                                    

Berlari dari cinta itu sulit. Sejauh dan sekencang apapun kau menghindarinya maka cinta itu akan lebih mengikatmu. Terjerat oleh cinta buta yang mati memang butuh perjuangan lebih.

Lex melihat ada yang berbeda dari Jungki... Seperti bukan jati dirinya sendiri.

Banyak memang yang merasa begitu. Lex melihat Jungki sangat menempel kepada Yein, padahal Lex tahu betul jika Jungki tidak suka dekat-dengan yeoja itu. Kerasukan apa dia?

Dunia ini begitu luas untuk menyendiri dan begitu sempit untuk tersenyum lepas. Roda kehidupan yang berputar tak tentu selalu membuat kejutan di tiap detiknya. Sebelum adanya badai, awan pun memberikan tanda. Begitu pun dengan kehidupan, ada yang berkorban dan dikorbankan.

Jika saja Jungkook menyerah kala itu, tiada keinginan memiliki Yein lagi maka detik ini dia tak bisa memandang wajah secantik malaikat itu. Mereka dimabuk asmara sehingga isi dunia ini hanya mereka yang merasakannya.

***
Siulan burung bersahutan di sore hari depan Bigben. Lex, Jungkook dan Baby-G bersama memandang langit luas. Desauan angin menemani mereka membuat siapa saja menikmati udara yang menyejukkan serta menyegarkan di musim panas ini.

'Tuhan, maafkan aku. Aku tahu aku berdosa namun aku juga ingin bahagia.' batin Jungkook

"Aku lihat, sepertinya kau mulai dekat dengan Yein. Apa kau sudah jatuh hati padanya?" Lex melenyap keheningan yang sedari tadi terjadi.

Jungkook menghadapkan pandangannya ke Lex lalu tersenyum hingga giginya terlihat. Baby-G yang berada si samping kiri Jungkook pun penasaran dengan jawaban apa yang akan diberikan.

"Aku... mencintainya sedari dulu."

"HA?! BAGAIMANA BISA?!" teriak keduanya bersamaan membuat kedua telinga Jungkook sedikit pekak, salahnya juga berada di tengah-tengah.

"TIDAK USAH TERIAK BODOH!" ucap Jungkook jengkel.

Sungguh Baby-G dan Lex tak menyangka dengan jawaban yang terlontar dari sobat tercintanya itu. Bukan tanpa alasan mereka tak percaya, Jungki bilang dia sangat membenci Yein dan memang sudah ada rasa tapi dia tepis lagi. Hanya Baby-G yang tahu bahwa Jungki telah terpikat pesona Yein.

"Jungki, apa kau sungguh-sungguh? Kami tak mau kau merasa kehilangan lagi. Kau telah ditinggalkan keluarga yang kau sayangi." Ujar Baby-G sembari mengusap punggung Jungkook yang dia kira Jungki.

"Benar, Jungki. Jika kau benar-benar cinta maka milikilah dia sebagai akhir cintamu, jangan bernasib sama sepertiku. Ditikung oleh sahabat sendiri... Aduhai, sakit hatiku hiks." tambah Lex dan menggoda Baby-G tentang Nahra.

'Oh, keluarga Jungki telah tiada, apa mungkin keluarga Jungki inilah yang dibicarakan oleh Vihwa Mimi waktu itu?' batin Jungkook bingung.

Dan pertanyaan itu terus terngiang di kepalanya sampai sekarabg dia telah berada di kamar asramanya bersama dua sobatnya.

***
Semua ini terasa membingungkan, apa hal ini benar? Apa semua ini salah? Salah dan benar meraung dalam dirinya. Bintang yang biasa dia lihat depan jendela pun telah berpindah dari pandangannya.

"Aku memang mencintai Jungkook, tapi aku tak mau menyakiti lagi." tuturnya kala menunduk, memainkan kenop kunci jendela di depannya.

"Yein tidurlah! Kau mau jadi kelelawar ha?" titah Nahra yang telah tengkurap dengan mata setengah terpejam.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat empat puluh, tapi tetap saja rasa kantuk belum menderanya agar terpejam. Beberapa saat dia memandangi bintang lagi hingga akhirnya dering ponselnya berbunyi. Di layar terdapat nama kakak angkatnya, Yeo Jingoo.

"Yein-ah, gwaenchana?" sirat kekhawatiran sungguh kentara dalam nada bicaranya.
"Ne, oppa. Aku baik-baik saja, kabar mu sendiri bagaimana?" balik Yein yang bertanya.

"Sebenarnya Yein, aku merasa..." Jingoo terdiam sebentar membuat Yein penasaran dengan kata apa yang akan diucapkan oleh Jingoo nantinya. "Jungkook sudah kembali."

"Bagaimana oppa bisa tahu? Dia memang sudah kembali dan sudah menjadi manusia." jawab Yein

"Berarti mimpiku itu benar. Dia pernah menemuiku dan meminta restuku, aku senang kau baik-baik saja. Jaga dirimu adik kecilku, annyeong." usai mengatakannya itu Jingoo memutuskan sambungan teleponnya.

"Mawar biru, dia indah tapi durinya menusuk lebih dalam membuat luka lama terbuka." ucap Yein.

Dia berjalan menuju ranjang di sebelah Nahra lalu membuka galerinya memandang wajah yang dia cintai. Wajah yang membuatnya dewasa tentang cinta, pengorbanan, dan sebuah keikhlasan.

Dia bahagia, dia ingin bercerita dengan keluarganya berharap bahwa ada yang membalasnya namun itu tak mungkin. Jadi, Nahra yang mau tak mau tempatnya berkeluh kesah walaupun jarang memberikan solusi yang tepat.

***
Jungkook menghadang Yein yang sedang berlari. Hari ini mereka berolahraga bersama di lapangan kampus. Sungguh banyak orang yang iri melihat mesranya mereka berdua tanpa tahu lamanya mereka mengharapkan hal ini.

Jungkook menangkap Yein lalu berputar-putar dengan ceria hingga akhirnya dua mata itu bertemu. Mengungkapkan betapa rindunya mereka dengan cinta yang telah lama terbuat. Yein mencolek hidung bangir Jungkook hingga dia pun melakukan mimik wajah yang lucu karena geli di hidungnya.

Akhirnya, Jngkook melepaskan pelukannya dan menggosokkan hidungnya yang heli dan Yein pun kabur lagi dengan segala tawanya yang lepas.

"Hyaa, jangan lari kau!" dan kejar-kejaran itu terus berlangsung. Menghiraukan pandangan orang yang iri karena pasangannya tak bisa romantis seperti itu.

"Kau tak mau seperti itu padaku?" tanya Nahra pada Baby-G yang masih asik memainkan game di ponselnya.
"Jika aku tahu kalau kau terus mengabaikanku seperti ini, sebaiknya aku bersama dengan Lex saja huh!" rutuk Nahra.

Mendengar nama Lex terdengar daru bibir Nahra, cepat-cepat Baby-G menghalangi Nahra agar tidak meninggalkannya. Wajah Nahra yang cemberut membuat Baby-G ingin mengecupnya.

Cup

"AKH MATAKU TERNODAI!" Lex yang baru saja ingin menghampiri sudah disuguhi pemandangan seperti itu.

Baby-G dan Nahra tak peduli dengan ocehan Lex aneh itu. Dia maju terus seolah menghiraukannya. Lex dibuat mengap-mengap jadinya. Dunia ini sempit sekali baginya yang sendirian tanpa cinta.

"Tuhan, aku mau jodoh. Hiks, mereka berdua jahat hiks." Gumam Lex sembari mencoba menghayati penderitaannya dimana kawan-kawannya tengah berkencan dan tentu saja tanpa dirinya.

***
Di akhir Minggu ini memang banyak tempat yang harus dikunjungi, tapi kali ini Yein dan Jungkook memilih ke Edensor. Salah satu tempat terindah di Inggris. Disana mereka lupa bahwa di dunia ini masih ada orang lainnya. Cinta memang membiat orang bodoh dan tak ayal buta.

Usai bermain-main mereka pun duduk di rumput itu. Saling memandangi satu sama lain. Yein memakai baju putih dan rambutnya dihiasi bandana putih, Jungkook tak akan pernah bosan memandangnya.

"Jungkook, bagaimana dengan Jungki? Dia hanya manusia biasa. Apa kau membuatnya sulit?"

Jungkook tersentak mendengar pertanyaan Yein yang secara tak langsung menuduhnya berbuat macam-macam.

"Kau tahu? Kita bersama merasakan rindu, berulang kali mencoba agar tetap bertahan. Harus ada yang berkorban Yein, dan kau tahu. Aku pernah diberi tahu oleh Vihwa Mimi jika takdirnya bahagia."

Semuanya berjalan seperti selayaknya. Tanpa luka yang berarti, raga Jungkook dan Jungki itu nyatanya satu jiwa yang lama terpendam. Mereka bahagia namun harus selalu ada yang dikorbankan. Dunia bagai pisau yang menancap telak pada kehidupan. Seberapa kau bisa kuat menahannya agat tak tertusuk parah oleh tajamnya dunia.

End

Mian
Taiyu cakep ^-^

Love Is Lie [JUNGKOOK FANFICTION] Sequel 2 UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang