BEAUTIFUL

60 13 2
                                    

Yein menghubungi Jungkook dan memberitahu bahwa besok dia akan pergi ke gunung bersama dengan rekan-rekannya yang lain. Tanpa disangka Jungkook juga akan pergi ke Jepang besok. Sebenarnya maksud Yein memberitahukan hal ini kepada Jungkook agar dia melarangnya tapi, lelaki yang dicintainya ini memang susah untuk mengerti kode yang dia berikan.

"Kalau begitu hati-hati ya, aku banyak urusan." Jungkook memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak.

Yein hanya bisa berdecak tidak suka. Tidak tahu apa bahwa kekasihnya lagi membutuhkan perhatian darinya. Akhir-akhir Jungkook itu sulit sekali diajak bertemu ataupun dihubungi.

Karena udara malam yang semakin menusuk akhirnya Yein menutup jendelanya dan mulai beranjak dari kusen jendela menuju ranjangnya. Belum sempat dia memejamkan matanya pikirannya melayang lagi ke sosok Jungki. Batinnya selalu bertanya,' Kenapa jiwa Jungkook bisa masuk ke raga Jungki serta dimana Jungki sekarang? Dan bukankah Jungkook telah mati bersama Jimin waktu itu?' Ada banyak sekali sisi misteri dari Jungkook yang belum Yein mengerti.

***
"Siapa Kook?"

"Biasa hyung, pacarku." Jawab Jungkook kepada seniornya yang bernama Seongwoo.

"Enak ya kalau punya pacar, di perhatiin terus. Iri aku sama kamu." Gumam Seongwoo dan Jungkook hanya bisa mengulum senyum.

Tidak lama dari itu Daniel datang dan menyuruh mereka pulang untuk membereskan barang mereka. Mereka bertiga, Daniel, Seongwoo, serta Jungkook akan ke Jepang menuruti perintah bosnya. Perjalanan ini akan memakan waktu selama dua minggu, karena mereka juga akan meneliti beberapa tanaman langkah yang tumbuh disana dan Jungkook juga tengah berusaha menemukan penawar cairan itu.

Sepanjang perjalanan dari tempat kerjanya. Jungkook mengingat terus pembicaraannya dengan Yein. Hatinya sangat kacau, dia tidak tahu siapa yang akan celaka kali ini. Dia sendiri atau Yein, sang pencuri hatinya. Dia ingin melarang tapi dia urungkan, lagipula kata Yein hal itu wajib bagi semua guru disana jadi bagaimana mungkin Jungkook akan melarang.

Sebenarnya rasa sakit dari cairan foufala itu masih ada jika terkena hamparan cahaya rembulan. Jika dulu sakitnya di punggung, dan kini Jungkook tidak memakai raganya, dia memakai raga Jungki dan rasa sakitnya ada di ulu hatinya. Rasa sakitnya amat sangat perih tapi dia tahan, dia tidak mau orang lain mencemaskannya.

"Jungki-ah, aku harap kau akan disana sedikit lebih lama lagi. Karena—aku berjuang sendirian sekarang. Dan... aku tak tahu kapan aku akan berakhir atau menjadi benar-benar nyata lagi. Aku hanya mau mencintainya. Mencintainya dan melihatnya tersenyum." Ujar Jungkook kepada rembulan yang raut wajahnya selalu sedih.

Sendu mata Jungkook menyiratkan bahwa beban yang dia pikul ini amatlah berat. Dia tidak ingin kehilangan orang-orang yang dia sayangi lagi. Ada kalanya Jungkook menyesal telah meninggalkan dunia Bidadaranya. Namun, dia urungkan penyesalan itu, karena percuma saja memikirkan itu terus. Dunia yang dia tinggali ini sangat kejam. Tidak ada lagi warna yang dia cari sewaktu dulu.

***
Kicauan burung terdengar amat sangat merdu hari ini. Yein sudah menyelesaikan perlengkapannya untuk pergi ke gunung. Jingoo tengah ada pemotretan di luar negeri jadilah dia sendirian di rumah. Gadis itu ingin menghubungi Jungkook tapi, sepertinya tidak mungkin terhubung. Sekarang pasti kekasihnya tengah menatap awan-awan yang tersaji di hadapannya.

Setelah dirasa siap, dia segera keluar rumah dan naik ke taksi yang sudah dia pesan tadi. Saat taksi sudah berjalan Yein memikirkan bagaimana kekasihnya itu sangat merinduka istana awan serta kakak yang sangat menyayanginya. Sesungguhnya Yein merasa jahat. Apa sebaiknya dia memutuskan tali takdirnya saja? Atau dia harus tetap menunggu? Dia yang menciptakan kesengsaraan dalam hidup Jungkook yang tenang.

Love Is Lie [JUNGKOOK FANFICTION] Sequel 2 UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang