That Blonde

492 31 0
                                    

Camilla datang pagi ini dengan santai, karena ini memang termasuk masih sangat pagi. baru pukul 06.15. sedangkan bel masuk berbunyi jam 07.00. camilla menaruh tasnya di kelas, harry belum datang. jadi ia memutuskan untuk berkeliling. camilla melihat keseluruhan gedung itu, luas, megah, benar-benar megah. karena waktu pertama kali camilla datang, ia hanya melihat dari gerbang. camilla berdiri di balkon lantai 4. sekolah yang di bagian kelasnya ada 5 lantai. dia tidak mau naik ke lantai 5. sangat tinggi dan dia sendirian? bukan ide yang bagus. dia tidak ingin dia tiba-tiba jatuh dan tak ada yang menolongnya. tragis. 

namun camilla menunduk, sebenarnya apa salahnya pada lauren dan yang lain? kenapa mereka begitu membenci dirinya? camilla tak ingin mengganggu siapapun. sungguh. dia hanya ingin sekolah dengan benar. camilla menghirup udara pagi yang masih segar. menenangkan. tiba-tiba ada suara hentakan sepatu. camilla menoleh, dia pernah melihatnya. camilla mengingat, lalu membatin, oh iya, itu dinah. 

camilla menatapnya, berharap dinah tidak akan mencengkramnya seperti lauren. dan memang tidak. dinah bahkan tersenyum ramah padanya. dia berjalan dan berdiri di samping camilla.

"kau camilla kan? maafkan yang kemarin ya? mereka memang seperti itu" ujar dinah

"tidak apa-apa. kupikir saat kau muncul tadi, kau juga akan mencengkramku dan akan mendorongku dari balkon ini. tapi ternyata tidak" ucap camilla bercanda, sedangkan dinah hanya terkikik.

"tidak, tidak. aku tidak seperti mereka. mereka memang ya.. sedikit suka mem-bully orang yang tidak mereka sukai. namun, ketika kau menjadi temannya... mereka akan bersamamu selamanya" ucap dinah, camilla mengangguk mengerti.

"oh ya, sudah dulu ya? aku yakin lauren dan yang lain sudah datang. bye camilla!" ucap dinah lalu pergi.

camilla melihat ke arah arlojinya, 06.30. mungkin harry sudah datang pikirnya. lalu dengan cepat dia menuju ke lantai 2. lantai dimana kelasnya berada. namun saat menuruni tangga lantai 3 camilla agak kurang hati-hati dan menyebabkan ia terpeleset. camilla menutup matanya, menunggu rasa sakit yang akan datang. namun, sepersekian detik camilla menunggu, rasa sakit itu tak ada. camilla pun memberanikan diri membuka matanya, dilihatnya mata biru laut yang indah sedang menatapnya dengan tatapan cemas. rambutnya pirang. orang yang sama saat menolong camilla dari lauren. niall. camilla langsung berada dalam posisi berdiri. namun, tanpa mereka sadari, lauren sedang memperhatikan mereka dari balik dinding tangga. dia mendengus kesal, lalu berjalan pergi.

"hei niall! terima kasih lagi! kau menolongku lagi kali ini!" ucap camilla

"tidak masalah, kita teman bukan? itulah gunanya teman" ucap niall tersenyum

camilla tersenyum, kalau dipikir-pikir si pirang ini selalu ada saat camilla membutuhkannya. niall mengajaknya ke kelas lalu mereka berdua berjalan berdampingan.

camilla tertawa-tawa sepanjang jalan bersama niall, dia pintar melucu! banyak lelucon lucu yang ia lontarkan. membuat camilla tak berhenti tertawa. bahkan sampai di kelas.

"sudah-sudah ni, perutku sakit" ucap camilla di sela tawanya

"tunggu! aku masih punya banyak!" seru niall diselingi tawa

harry terdiam di tempat duduknya, entah kenapa ada sedikit perasaan marah di hatinya. melihat camilla dan niall tertawa bersama. perasaan apakah ini? batin harry

camilla masih tertawa-tawa dengan niall. entah mengapa harry merasa dadanya sesak. dia ingin marah. dan dia menyadari, bahwa dia cemburu.

louis duduk di sebelah harry, melihat raut wajah sahabatnya yang berubah. louis melihat ke arah harry melihat. louis juga memperhatikan camilla dan niall. louis pun mengerti. ia memang paling dekat dengan harry.

louis menarik tangan harry, membuat pemuda tampan yang cheeky itu bingung. dan menatap louis dengan tatapan kita-mau-kemana?

louis hanya menariknya, lalu mengajaknya ke taman di dekat sana. masih jam 06.45. masih ada 15 menit.

louis dan harry duduk di bangku taman, harry hanya diam. dia masih memikirkan hal tadi. camilla tidak pernah tertawa seperti itu dengannya. hanya niall. hanya niall yang bisa membuat camilla seperti itu. 

"HAROLD!" seru louis, sudah sedari tadi ia memanggil harry. namun, harry melamun.

"oh-um-what?" tanya harry tanpa rasa bersalah

louis menghela nafasnya, "baiklah bro, aku langsung saja. kau... menyukai camilla ya?" tanya louis hati-hati

harry menunduk, "entahlah lou" jawabnya

"kau daritadi cemburu kan?" tanya louis, harry hanya tersenyum masam.

"if you really love her, you have to know  it sure. if it's you, go for it. if it's not... just let it go buddy. you'll find a better one soon" ucap louis

harry menghadap louis, berusaha memikirkan apa yang dikatakannya.

"ayolah, ayo kita ke kelas!" seru louis menarik tangan harry yang masih melongo itu.

harry duduk di bangkunya, sedangkan camilla yang disebelahnya seperti biasa, memperhatikan dengan serius. harry menatapnya, setelah beberapa menit akhirnya camilla pun merasa dirinya diperhatikan.

"ada yang salah ya?" tanya camilla seraya memperhatikan dirinya

"tidak, tidak ada" ucap harry yang langsung menundukkan wajahnya yang sudah semerah kepiting rebus itu.

camilla menatap harry dengan heran, "harry? did you just... blushing?" tanya camilla terkikik. lucu melihat tingkah harry.

mata harry membulat, dengan cepat dia mengelak "ti..tidak! aku tidak blushing!" dan itu membuat camilla semakin tertawa.

"hahaha! so Mr. Styles is blushing and he won't admit it!" ucap camilla.

"stop it cams!" ucap harry malu. camilla memberhentikan tawanya, walaupun masih terkikik. dia akhirnya kasian melihat harry begitu.

"oke, baiklah. aku takkan menganggumu" ucap camilla yang kembali pada pelajarannya. harry tersenyum, karena pada saat inilah. camilla hanya menjadi miliknya.


We're Fifth HarmonyWhere stories live. Discover now