I'm Sorry...

9 1 0
                                    

-Camila's POV-

aku menggigit lidahku sendiri ketika mengucapkan kalimat-kalimat yang sejak tadi aku keluarkan lewat mulutku. Yang bahkan aku sendiri tak bisa percayai.

"dan sekarang, jika kau berkenan aku sungguh lelah. Mari ku antar kau ke pintu harry" ujarku getir, aku tak sanggup mengusirnya.

Tuhan, kumohon, buatlah ia paham.

Harry menatapku kosong, lalu berdiri. Berjalan ke depan.

Sial, bahkan kekecewaannya nampak jelas sekali.

Hatiku seperti tertusuk pedang.

Saat di pintu, aku tersenyum canggung di depan harry yang kini menatapku sendu.

Dia diam sejak tadi. Dan aku bersumpah aku membenci diriku sendiri karena akulah yang menyakiti harry.

Harry tersenyum kecil, lalu dia memelukku erat sekali.

Maafkan aku har...

Lalu dengan keberanian, sebelum pelukan itu berakhir, aku mencium bibir harry. Berharap sekali ini bukan yang terakhir kali.

Hanya ciuman yang pelan, didasari luka masing-masing.

Lalu aku menarik diri, hampir menjatuhkan air mata.

Harry hanya tersenyum pedih, lalu berjalan ke arah mobilnya. Aku harap ia tak kenapa-kenapa.

Kalau sampai apapun terjadi padanya, aku akan membenci diriku sendiri.

Harry masih berjalan ke arah mobil, aku lalu menghubungi seseorang.

Tidak lama, teleponku diangkat.

"louis? Bisa aku minta tolong? Iya, iringi harry. Kumohon" pintaku pada louis yang langsung di setujuinya.

***

-Harry's POV-

Aku masuk kedalam mobil dengan perasaan hampa.

Apa yang baru saja terjadi? Mengapa camila melakukan itu?

Apa ia sudah tidak mencintaiku?

Atau memang tak pernah mencintaiku?

Arrgh!

Aku mengacak-acak rambutku sendiri, sial.

Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa pada camila.

Aku tak ingin kehilangannya.

Aku sangat menyayanginya, sejak hari pertama masuk di sekolah, aku sudah tertarik padanya.

Aku sudah menyukainya.

Camila, berhasil mencuri hatiku pada saat pertama aku melihatnya.

Dari betapa banyaknya wanita, dan aku sudah mantap memilih camila.

Apakah camila tidak merasakan hal yang sama?

Aku terus mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi dan hampir saja menabrak seseorang.

Aku mengerem mendadak sekali hingga tubuhku sedikit terlontar kedepan.

Astaga, hampir saja.

Aku...

Aku tidak bisa begini, aku butuh camila.

Aku bahkan sudah rindu suaranya, tawanya, caranya mengomel dalam mobilku. Mendengarnya bercerita.

Bagaimana mungkin sekarang aku hidup tanpa itu disaat aku sangat menyayanginya?

Mengapa camila membuat keputusan sepihak itu?

Apa dia tidak memikirkan aku?

Aku masih berhenti di tengah jalan itu dengan napas yang terengah-engah.

Pikiranku berkecamuk.

Orang yang hampir kutabrak mengomel dan kurasa hampir memarahiku ketika kulihat louis datang dan menenangkannya.

Kok ada louis?

Lalu nampaknya setelah bernegosiasi, louis mengetuk kaca pintuku dan aku membuka kunci pintu mobilku dari dalam.

Louis langsung melongokkan kepalanya, "mate, boleh tidak aku letak sepeda lipatku di bagasimu?" tanya louis polos.

Tunggu, sepeda lipat?

"sepeda lipat? Kau kesini dengan sepeda?" tanyaku begitu saja pada louis.

Louis hanya menggaruk kepalanya yang nampaknya tidak gatal, "aku tadi bersepeda, tidak sengaja melihat plat mobilmu" ujar louis nyengir.

Aku hanya mengangguk dan membuka bagasiku secara otomatis.

Lalu aku menunggu louis meletak sepedanya, kudengar bagasi ditutup dan dia masuk ke mobil.

"kawan, bagaimana kalau kita makan dulu? Aku lapar setelah bersepeda" ujar louis tanpa rasa bersalah.

Aku menatap louis aneh, padahal banyak yang mau kutanyakan. Tapi aku mengangguk saja.

Tapi sebelum aku menjalankan mobil, louis menahanku, "bagaimana kalau aku saja har? Kau tampaknya kurang fokus" ujar louis.

Tanpa banyak perdebatan aku turun dari mobil untuk pindah ke kursi penumpang, sedangkan louis ke kursi pengemudi.

Louis hanya tersenyum ketika aku masuk.

Lalu kami melaju. Meninggalkan kawasan rumah camila yang begitu sering kudatangi sehingga begitu familiar diingatanku.

Dan kupandangi taman yang ada di dekat sana, makin menjauh dari pandanganku.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

We're Fifth HarmonyWhere stories live. Discover now